Hah?!

1K 161 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Jisung diam berdiri didepan pagar sekolahnya. Keadaan sekolah itu sudah lumayan sepi, tapi dia masih belum pulang.

Salahkan Sungchan! gara gara dia harus dihukum bersihin gudang, Jisung jadinya berdiri disini kayak anak hilang.

"Hei." seseorang tiba tiba menepuk pundaknya, membuat Jisung berteriak kaget. Penakut.

Jisung menatap sinis si pelaku yang tertawa kecil dimotor merek honda beat, "ngagetin aja!"

"Lama ya?"

"Menurut lo?" Sungchan menggaruk tengkuknya.

"Maaf deh, ayo naik." dengan sedikit kesal Jisung menaiki motor berwarna merah itu.

"Beratnya." Celetuk Sungchan.

"Apa tadi?" Tanya Jisung dengan penuh penekanan.

"Kamu berat, ndut. di Bandung pasti banyak makan." Jawab Sungchan tanpa takut takut.

"Turun aja lah gue." Jisung ancang ancang hendak turun tapi langsung di tahan oleh Si Rusa.

"Eh jangan dong, ngambek?" masih nanya lagi anak ini.

"Gak! Udah ayo jalan, mama gue nyariin, lo yang disembur mampus." Jawab Jisung ketus.

"Makanya pegangan dulu, disini" Sungchan menempatkan tangan Jisung pada pinggangnya yang sayangnya langsung ditarik kembali dengan empunya.

"Ogah, mau modus kan lo?!"

Tau aja, pikir Sungchan. "Enggak, aku mau ngebut. Katanya kamu udah dicariin sama tante baekhyun kan?" alasan, padahal Sungchan udah izin sama Baekhyun untuk nyulik anak bungsunya.

"Ngebut mah ngebut aja, gak usah nyuruh gue pegangan kali."

•••

"SUNGCHAN ANJENG! PELAN PELAN JABINGAN!"

Sungchan sungguhan membawa motor honda beat itu layaknya orang kesetanan. Menerobos jalan malioboro yang ramai akan mobil, delman dan pejalan kaki. Untung saja dia tidak menabrak orang dan kuda.

Sampai akhirnya motor itu berhenti di perempatan nol kilometer karena lampu APILL disana menunjukkan warna merah. Warna yang akhirnya Sungchan dapat setelah banyaknya lampu APILL yang mereka lewati. Terbayang kan seberapa kencangnya anak itu?

Duagh!

Jisung langsung memukul kepala Sungchan yang terlindung helm de dengan kerasnya. "Lo kalo mau mati jangan ngajak ngajak!"

"Maaf dong. lagian kan udah aku bilang di sekolah tadi, kamunya ngeyel sih." Sungchan meringis malu saat beberapa orang disana menatap mereka dengan pandangan yang tidak dapat diartikan.

Ada yang maklum, ada yang tertawa, ada yang heran, ada juga yang gemes contohnya seorang perempuan berusia dua puluh tahun yang duduk di tempat duduk yang tersedia di trotoar samping kiri Jisung tepatnya depan monumen serangan umum 1 maret.

"Ini juga lo bawa gue kemana?! Ini udah jauh dari jalan ke rumah gue ya, Jung sungchan!" sembur Jisung lagi.

"Gak usah teriak dong, sung. Aku udah ijin kok sama Tante baekhyun." Ucap Sungchan menenangkan marmut yang marah itu.

"Sekarang pegangan ya?" Suruh Sungchan lembut, menarik tangan Jisung supaya memeluk pinggangnya. Jangan lupakan perempuan yang tadi semakin memekik gemas sampai sampai memukul pundak kekasihnya. #prayforpacarmbaknya

"Jangan ngebut lagi!" Peringat Jisung.

"Iya iya." Lampu berganti dengan warna Hijau. Setelah kendaraan didepannya bergerak maju barulah Sungchan mengendarai motornya, sekarang dengan kecepatan manusiawi.

"Btw, lo mau bawa gue kemana?"

"Ada lah, gak jauh kok dari sini." Jawab Sungchan. Gak jauh yang dimaksudkan adalah gak Jauhnya penduduk lama kota Jogja sih sebenernya, karena waktu tempuhnya sendiri 28 menit, itu pun kalau dari nol kilometer bukan dari tempat mereka berangkat.

•••

Jisung turun dari motor Sungchan setelah motor tersebut berhenti dilahan parkir yang luas. "Tempat apa ini?" tanya Jisung.

"Tempat nongkrong."

"Diatas bukit gini?" Sungchan mengangguk, lalu mengandeng tangan Jisung kedalam area kafe.

Tempat itu ada diatas bukit didaerah bantul, disana kita dapat melihat lampu lampu kota yang berkelip layaknya bintang. Kafenya sendiri termasuk outdoor, tidak seperti kafe kafe kebanyakan. Bangunan kafenya sendiri hanya sebuah rumah joglo besar tanpa dinding, hanya ada palang palang kayu yang menyangga atapnya.

"Pemandangannya gak secantik bukit bintang sih."

"Ada yang lebih bagus?" Sungchan mengangguk.

"Tapi jalannya lebih ngeri dari pada ini." Jisung lantas merinding. Hell, disini aja tanjakannya udah curam banget, gimana yang nanti yang katanya Sungchan lebih ngeri?!

•••

"Lo ngajak gue kesini bukan tanpa alasan kan?" tanya Jisung pada akhirnya setelah hening menyelimuti mereka cukup lama.

Sungchan yang dari tadi berfokus pada pemandangan malam disana menoleh kearah Jisung. "Keliatankah?" tanya Sungchan

"Feeling sih." Jawab Jisung.

"Aku gak mau basa basi sih. jadi, Ayo pacaran."

"Hah?!"

.
.
.
.

A/N ; fyuuh, sempet juga aku up sebelum masa pegang hpku abis, byee guys~ 🙈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N ; fyuuh, sempet juga aku up sebelum masa pegang hpku abis, byee guys~ 🙈

First •2SungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang