8|| Confess

109 29 9
                                    

(◠‿◕)

Anna mengerutkan keningnya, "temen cewek gue ada banyak."

"Aku gak tau sih siapa namanya tapi dia lumayan deket sama kamu," ucap pemuda tersebut.

Anna menghela nafas, berpikir bahwa mungkin saja Azka hanya salah liat karena selama ini memang yang dia tau Satya tak pernah asal pergi bersama perempuan lain.

"Kamu mau aku anterin gak pulangnya?" Tanya Azka sembari menggiring Anna ke arah pintu rumah.

Yang ditanya hanya tersenyum manis, "gak usah. Gue udah pesen ojek online, paling bentar lagi nyampe. Anyway, thanks yaa."

Azka mengangguk, "sama-sama. Kapan-kapan mampir ke rumah aku lagi ya, kita main bareng."

Anna tertawa lepas mendengar jawaban Azka, menurutnya pemuda yang baru saja ia temui 3 hari yang lalu ini sangan menggemaskan

"Iya-

-kalo gue inget," sambungnya didalam hati.

"Kalo gitu gue pulang ya, thanks." Ucap Anna ketika melihat ojek pesanannya sudah sampai.

Azka hanya tersenyum melihat kepergian gadis itu, "ah rumah jadi sepi lagi, padahal tadi pas ada Anna berisik banget."

.

.

"A-aku suka sama kamu," ucap orang itu.

Kevin tertegun mendengarnya, apa orang yang ada didepannya ini baru saja menyatakan perasaanya?

"Aku udah suka sama kamu dari lama, kamu.. mau gak jadi pacar aku?"

Dan sekarang tentunya Kevin bingung, pacar? Ugh, bukan itu tujuan Kevin sekolah di SMA Gentara.

Pemuda itu tampak gelagapan, sedangkan gadis yang baru saja menyatakan perasaannya tengah menunggu jawaban Kevin.

"Gue.. sebenernya bingung harus jawab apa. But, thanks karena udah berani confess ke gue."

Kevin sempat terdiam sebentar, ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

"Sorry. Gue gak bisa buat jadi pacar lo," lanjutnya.

Gadis didepannya itu hany tersenyum miris, sudah menduga bahwa jawaban Kevin pasti akan seperti ini.

"Gakpapa kok haha," balas gadis itu dengan nada tawanya yang terdengar sangat dipaksakan.

"Sekali lagi sorry ya."

"Iya, gakpapa. Kalo gitu aku duluan ya Vin."

Gadis tersebut pergi meninggalkan Kevin yang masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

Pemuda tersebut berusaha menetralkan isi kepala dan detak jantungnya yang sedaritadi berdegup kencang, lalu melangkahkan kakinya sampai sebuah suara membuatnya berhenti.

"Gimana?" Tanya Seina yang sudah sejak tadi membaca buku sambil duduk di dekat jendela perpustakaan.

Kevin tersenyum kecil, "ya gitu."

Seina menutup keras bukunya lalu menatap datar Kevin, "lo sebenernya ada suka sama orang lain gak sih?"

"Ada-

"Siapa?"

Kevin hanya tersenyum, "rahasia. Pas lulus kuliah nanti gue mau confess ke dia."

Seina berdecak, "paling juga orangnya udah punya pacar pas itu."

"Btw lo ada niat mau pacaran Sei?" Tanya Kevin

"No, i don't wanna have a boyfriend."

Kevin mengangguk-angguk, "Berarti gue punya kesempatan dong."

Choice of You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang