7|| Pemicu

98 29 4
                                    

(◠‿◕)

Anna kini tengah berlari ke arah parkiran, mencari Satya yang mungkin saja sedang menunggu dirinya. Namun nihil, tidak ada siapapun disana, parkiran sudah sangat kosong.

Gadis itu menahan kesal karena pasti Satya berpikir bahwa acara traktirnya dibatalkan karena Anna tak kunjung datang.

"Tau gini mending gue susulin Azka," gumam Anna kesal.

Anna berjalan malas ke luar sekolah menuju ke halte bus yang dekat dengan sekolahnya. Baru setengah jalan sebuah motor vario berwarna hitam merah berhenti di dekatnya.

"Ayo, gak jadi jalan sama Satya kan?" Tanya orang itu

Anna melotot tak percaya, "kok tau?"

Azka tertawa, "udah ayo buruan naik."

Anna segera naik ke motor Azka, berpegangan seadanya karena sudah mengira bahwa anak baru ini akan mengebut.

"Pegangan yang bener ya,"

"Karena tugas kita disuruh bikin kerajinan tangan, jadi mending kita bikin tempat buat map berkas dari sedotan sama tusuk sate terus dilapisin sama koran." Ucap Anna

"Rumah aku banyak kertas koran, kita pake itu aja."

"Gue gak punya sedotan sama tusuk sate, jadi mending kita beli itu aja dulu. Btw di rumah lo ada lem kan?" Azka mengangguk

.

.

Mereka sampa di rumah Azka setelah membeli tusuk sate dan sedotan untuk bahan tugas.

Jujur saja untuk Anna sendiri, dia lumayan ragu untuk pergi ke rumah teman barunya, terlebih lagi ini laki-laki. Masuk ke rumah Kevin saja ragu besar apalagi masuk rumah Azka

"Ayo masuk," Anna mengangguk kaku.

Penampakan rumah Azka lumayan luas dan lebar, gadis itu teba bahwa orang tua temannya itu pasti orang berada.

"Rumah lo sepi," ucap Anna.

"Oh iya, mamah belum pulang kayaknya masih ada tugas di kantor, kalo papah emang suka pulang telat."

"Lo anak tunggal?" Azka mengangguk

Pemuda iru mempersilahkan Anna duduk di ruang tamu, lalu pergi ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan dan minuman.

Anna yang memang bingung harus apa, hanya duduk diam sambil matanya menelisik isi rumah pemuda itu.

Matanya melihat tangga yang pasti menuju untuk ke kamar, banyak figura foto yang terletak di meja dan beberapa lemari berisi piala dan piagam bertuliskan nama Azka.

Gadis itu mencoba berpikir, mungkin saja Azka dilahirkan dikeluarga yang perfeksionis, semuanya harus terlihat sempurna, bahkan tak segan untuk menuntut Azka ini itu.

Asik berpikir tentang latar belakang pemuda sampai tak sadar bahwa orang yang sedang ia pikirkan tengah menatapnya penasaran.

"Kamu mikirin apa, Na?" Tanya Azka tiba-tiba

Anna terkejut, sial kenapa orang ini terus mengagetkan dirinya.

"Engga kok hehe, mana kertas koran sama lemnya?"

Azka menunjuk kearah meja yang sudah dipenuhi oleh kertas koran dan lem, juga sedotan dan tusuk sate.

"Koran punya lo banyak banget, emang di rumah ada yang baca koran?"

"Papah yang suka baca, padahal kan bisa aja gitu ya baca di handphone," jawab Azka.

Anna tertawa kecil, iya juga sih hanya beberapa orang saja yang masih membaca berita di koran meskipun jaman sekarang sudah canggih karena bisa membaca bermacam bacaan di ponsel atau benda canggih lainnya.

Mereka berdua segera menyelesaikan tugas kerajinan tersebut.

Butuh waktu 4 jam lebih membuatnya, itu juga sudah dengan membalut tusuk sate dan sedotan dengan kertas koran lalu membentuk kerangka nya sebagian, dan akhirnya selesai ketika sudah menempeli beberapa hiasan supaya terlihat lebih bagus.

Anna bergoleran di lantai, menghembuskan nafas lelah karena tak menyangka akan sesusah ini membuatnya.

"Capek," gumam gadis itu.

Azka hanya tersenyum kecil, lalu melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul 20.18, kemudian segera merapikan sampah-sampah yang berserakan.

"Untung tadi Satya gak jadi ngajak kamu jalan, kalo ga mungkin tugasnya gak bakal selesai sekarang."

"Aku sih sebenernya gak tau tadi mau bikin apa, ngikut aja pas kamu bilang mau bikin tempat buat berkas map." Lanjut Azka.

Anna tertawa kecil, "makanya gak usah sok-sokan mau bikin tugas sendiri."

Azka tersenyum, "ngomong-ngomong tadi aku liat Satya di deket tempat kita beli sedotan tadi."

"Dimananya?"

"Toko Buku,"

"Hah—

"Sama cewek, mirip temen kamu."

。◕‿◕。

Choice of You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang