27|| Kita

70 23 6
                                    

( ´◡‿ゝ◡')

"Udah? Cuma beli ini?"

Satya kembali menimang-nimang, "lo gak mau beli apa-apa?" Seina menggeleng pelan.

"Jena sukanya apasih?" 

"Hah?"

"Ck, Jena suka apa?" Seina ber'oh'ria, "cookies sih, kalo gak skincare!"

Satya tertawa kecil, "beliin cookies aja lah, kalo skincare besok aja, gue gak bawa uang banyak hari ini." Seina mengangguk

Setelah membeli cookies dan hadiah, mereka berdua pun pulang. Sesampainya di rumah, disambut dengan senang oleh sang Mamah.

"Wih, udah pulang aja, gimana? Udah beli hadiahnya?" Satya mengangguk.

"Tadi sekalian beliin cookies buat Jena," balas Satya.

"Ciee perhatian banget nih ya sama calon tunangan," goda Mamahnya.

"A-apasih Mah,"

Sang Mamah tertawa jenaka, "lihat nih Sei, adik kamu. Jadi perhatian banget sekarang sama calon tunangannya."

"Udah suka itu dia Mah sama Jena," sahut Seina.

"Ish! Seina apaan sih!"

Seina tertawa kecil lalu pergi ke arah ruang tamu namun dikejutkan oleh Kevin yang menatapnya datar.

Gadis itu seketika gelagapan dibuatnya, "l-lo sejak k-kapan ada disini, Kev?"

Satya yang baru saja datang melotot melihat Kevin, "kok lo ada disini?!"

"Oh, ini tadi Kevin mau belajar bareng sama Seina, Mamah suruh tunggu disini deh." Celetuk Mamahnya.

"KOK KALIAN GAK PERNAH CERITA SIH KALO KALIAN ITU SAUDARA?!"

"Mm, saudara tiri ya maksud lo?" Koreksi Seina

.

"Kamu ngapain ngajak aku jalan-jalan kesini?" Tanya Anna seraya menerima waffle yang dibeli oleh Azka. 

"Ya buat sekedar healing aja sih, besok kan hari terakhir ujian, aku pengen kamu tetep semangat." Anna tertawa kecil, "makasih loh."

Keduanya sama-sama terdiam setelahnya, saling menikmati makanan masing-msaing dan angin di sore hari.

"Kayaknya kita masih terlalu muda buat ngurusin hal yang namanya cinta, ya?" Anna mengangguk pelan.

"Aku pernah denger katanya cinta pertama itu kadang selalu gagal karena kita masih terlalu muda, dan kayaknya itu bener." Ucap Anna

Azka tersenyum getir, "begitu ya? Kalo gitu cinta pertama aku gagal dong."

Anna tertawa kecil, "emang siapa cinta pertama kamu hah?"

"Kamu, kamu cinta pertama aku." Jawab Azka seraya menatap wajah Anna lekat.

"Aku gak yakin sih kalo cinta pertama kamu gagal." Azka memiringkan kepalanya, "loh? Emang kenapa?"

Seulas senyum terpatri diwajah Anna, "kan cinta pertama kamu itu aku, ya gak mungkin gagal lah."

Azka tertawa jenaka, walau dalam hati berteriak senang. Akhirnya setelah sekian lama ia mendapat lampu hijau dari Anna.

"Makasih atas kesempatannya."

.

Kevin menatap sinis Seina, "gak heran lagi gue sama lo, Sei."

"Kan udah gue bilangin waktu itu, gak percaya sih lo." Kevin mencebik kesal.

"Berarti yang tau gue sama Seina itu saudara tiri cuma lo sama Jena doang kan?" Tanya Satya yang diangguki oleh Kevin

"Omong-omong gimana kabar hubungan lo sama Jena?" Tanya Kevin

"Ya gitu, lagi berusaha buat ada perasaan ke dia." Balas Satya

"Aciee, semoga berhasil ya." Satya mengangguk, "makasih."

"Btw karena besok hari terakhir kita ujian, ayo belajar bareng!" Seru Kevin dengan semangat

"Enggak ah, males." Ucap Seina

Satya dengan cepat langsung melempar bantal ke wajah Seina, "sok pinter lo! Nanti giliran dapet nilai jelek pas lulus nangis."

"Siapa yang nangis sih?! Enggak kok!"

"Halah bohong!"

"Lo pada kenapa jadi berantem gini sih? Udah ayo belajar! Besok mapelnya Fisika bego!"

"ANJIR?! SERIUS?!"

Nah kan lupa.

ʘ‿ʘ








Haha tinggal beberapa chapter lagi nih habis itu tamat deh 🥲

Anw pada speechless gak nih sama Seina-Satya?

Choice of You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang