30|| Last

129 22 9
                                    

Seina menatap gugup Kevin, pemuda itu berdiri tepat dihadapannya dengan wajah seriusnya.

"K-kenapa?" Tanya gadis itu.

Seketika wajah pemuda itu langsung berubah menjadi manis lalu memberikan Seina sebuah paper bag yang entah apa isinya. "Buat lo."

Gadis itu membuka paper bag tersebut, pupil matanya membesar, "buat gue?" Kevin mengangguk.

Wah, Seina tidak percaya dengan hal ini. Coat incarannya berada ditangannya sekarang, benar-benar sebuah keberuntungan. Ketika Seina sibuk melihat coat tersebut, Kevin mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru dongker dan berdehem.

"Gue mau ngomong sebentar, boleh?" Seina mengangguk.

"Gue tau lo selalu bilang ke gue kalo gak ada cinta diantara sahabat, tapi maaf, gue udah terlanjur suka sama lo, Sei. Kalo boleh gue spill, gue udah lama nahan perasaan ini, dari awal kita ketemu." Seina tertegun dengan penjelasan Kevin, menunggu pemuda itu untuk melanjutkan kata-katanya.

"Denger-denger dari Anna sih lo belum ada pacar, makanya gue pengen ngasih ini ke lo." Kevin menyodorkan kotak berisi cincin tersebut pada Seina.

"Kev, ini—

"Gue gak maksa lo buat nerima gue, tapi perlu lo tau kalo gue suka sama lo, serius."

Seina terdiam kaku menatap Kevin yang terlihat seperti meminta jawaban darinya, sementara Kevin yang kini menatap Seina dengan tatapan penuh harap.

Tak lama gadis itu tersenyum manis lalu mengambil nafas, "kaku amat sih lo, Kev. Gue tau lo suka sama gue, dari lama, tapi gue selalu nyangkal soal itu karena lo gak mungkin suka sama cewek tsundere gak jelas kayak gue." 

Kevin tertawa kecil mendengarnya, Seina pasti akan selalu menyebut dirinya sendiri sebagai gadis tsundere dan tidak jelas, tapi Kevin akui jika itu memang benar.

"Hah, gue bingung mau jawab apa." 

"Say yes dong, Sei." Ucap Kevin membuat gadis itu tertawa.

"Okay, i say yes."

"SERIUS?!" Seina mengangguk, tertawa melihat reaksi Kevin.

"AKHIRNYA YA TUHAN! GUE GAK JOMBLO LAGI!"

Seluruh penghuni restoran menatap heran Kevin, sementara Seina hanya menundukkan kepalanya malu. "Udah, Kev. Malu hei," peringat Seina.

Kevin tertawa lalu memeluk Seina erat, "makasih, gue janji gak bakal sia-siain kesempatan ini."

.

Windy dan Mahesa yang sedaritadi memperhatikan Seina dan Kevin pun bertos rai.

"Berhasil!" Seru keduanya. 

Mahesa tertawa senang, "gila, gue kira Seina bakal nolak cowok modelan jamet kayak Kevin."

"Aku yakin sebenernya mereka itu saling suka, tapi Seina terus-terusan denial sama perasaannya sendiri." Mahesa mengangguk setuju lalu mengambil nafas panjang.

"Kisah cinta orang bisa semudah ini ya ternyata," tukas pemuda itu.

Windy tersenyum, "emang kenapa sama kisah cinta kamu?"

"Hancur, berantakan dan sekarang udah gak bisa diperbaikin lagi."

"Gak bisa diperbaikin atau emang kamu gak mau nyoba buat perbaikin lagi?" Mahesa terdiam.

"Kadang, kalopun kita merasa hancur karena seseorang bukan berarti kita harus nyerah sama semuanya. Kamu bisa perbaikin lagi semuanya, walau gak bakal sebagus dulu, saran aku coba cari orang yang bisa bantu kamu buat perbaikin itu." Ujar Windy

Choice of You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang