💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮
🌹
POV Manda
Hari ini seperti hari biasa, aku pergi ke kampus. Tidak ada yang spesial di hari ini, perkuliahan hanya 2 matkul habis itu pulang dan di rumah pun aku hanya menonton drama korea atau china. Memang, aku lebih menyukai menyendiri dibandingkan berkumpul bersama teman. Bukan karena malas melainkan perbuatan sahabatku yang dahulu berani berkhianat dengan pacarku bahkan sampai hamil. Rasa trauma itulah masih menjadi bayang - bayang kehidupanku sekaligus membuatku enggan untuk bersosialisasi dan membuka hati kembali. Bisa diibaratkan bahwa aku takut dikecewakan untuk kedua kalinya, dramatis sekali hidupku ini.
"Enaknya ngapain ya di rumah? Ah, nonton drama china aja." ujarku.
Aku membuka aplikasi Telegram dibandingkan aplikasi legal menonton drama atau film. Alasannya karena di Telegram tidak membutuhkan pembelian alias gratis hanya bermodalkan kuota aku bisa menonton sepuasnya. Pilihan drama china jatuh kepada drama Cute Programer, aku tertarik melihat poster nya tetapi ketika aku membaca sinopsis nya yang mengisahkan cerita nikah kontrak. Aku langsung teringat pada Pengacara gadungan, sebentar lagi aku bakal menikah dengannya, aku tegaskan lagi ya menikah. Menikah dipikiranku itu serumah, seatap, setiap hari aku melihat mukanya, aku sebagai istri harus melayani suami lahir maupun batinnya.
"Eh nikah berarti harus anu - anu. Gue sama Bara bere ihh amit - amit cabang bayi." ucapku.
Aku bergidik ngeri membayangkan hal itu sebisa mungkin aku harus membatalkan rencana pernikahan ini. Enggak bisa ngebayangin aku harus hidup bersama orang semenyebalkan dirinya. Aku langsung bersiap untuk menemui orang itu di Firma hukumnya dan membuat banyak alasan yang mengharuskan dia untuk membatalkan rencana pernikahan ini. Sepertinya hari ini aku tidak diharuskan untuk menonton drama melainkan harus membersihkan drama yang akan menghampiri kehidupanku.
"Gue kesana pake baju apa ya? Kaos aja deh" ujarku bermonolog.
Aku mengendarai Popoi membelahi jalanan yang cukup ramai ini, setelah menghabiskan waktu 15 menit aku sampai ke Firma hukum. Sepertinya takdir sedang berpihak kepadaku ketika sampai aku mendapati orang yang sedang ku cari ada di parkiran mungkin dia ingin pergi. Aku menghampirinya lebih tepatnya berdiri di depan mobil nya agar ia tidak pergi. Terkejut melihat ku di depan mobilnya, ia hanya mengklasoni untuk membuat ku tidak menghalangi jalannya.
"Calm bos, yuk keluar yuk." teriakku agar terdengar.
Ia pun keluar dari mobilnya dengan ekspresi kesal. Aku yang melihatnya seperti itu langsung merubah ekspresi ku agar terlihat sama dengannya. Aku langsung membuka mobilnya dan menarik kunci mobilnya setelah itu menarik sang punya mobil ke dalam firma hukum. Ia diam dan mengikuti apa yang aku lakukan sungguh mirip dengan hewan peliharaan tetangga ku yang suka menggongong itu. Sesampainya di ruangannya aku langsung menjelaskan niat ku menemuinya.
"Gini ya Bara bere, Gue mau lu ngebatalin pernikahan ini. Lu boleh minta apapun sebagai pengganti nya kecuali rumah. Mau uang, makanan, pakaian atau keperluan lain bisa gue kasih buat lu." jelasku.
Dia tertawa mengejekku lalu mengatakan "Saya paling gak suka dengan seseorang yang mengingkari janjinya. Oh iya, harta saya lebih banyak dari keseluruhan harta kamu. Jadi, saya gak butuh dengan hal yang kamu sebutkan tadi. Waktu saya sudah terbuang 10 menit dengan pembicaraan sampah!"
Setelah mengatakan itu, ia pergi meninggalkanku yang masih tercengang akibat perkataannya yang selalu saja membuat darah ku mendidih. Bagaimana mungkin manusia sejenis dia yang akan menjadi suamiku. Untuk kesekian kalinya perbuatan Om ku selalu mempersulit kehidupanku. Dengan emosi yang masih menggunung, aku memutuskan untuk duduk di ruangan ber Ac ini walaupun sang empunya ruangan sudah keluar setelah mengatakan perkataan yang membuatku sakit hati. Aku mengetuk meja dengan banyak pikiran dan rencana yang harus ku susun agar pernikahan ini batal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap Beda Pendapat
General Fiction"Bagaimana kalau kita menikah?" "Menikah? sepertinya lu salah minum obat Pak Pengacara gadungan!" "Saya serius, hari ini kita ke KUA." "KUA? bangun woy siapa yang mau nikah sama lu!" "Saya punya kuasa, kamu pasti akan menikah dengan saya. Camkan it...