Bab 4

299 214 205
                                        

         💮***********************💮

POV MANDA :

Alamat pengacara gadungan batu bara

"Mang Mamat kata pencariannya gini kan?" tanyaku sambil menunjukkan sederet kalimat yang sengaja ku tulis salah di kolom pencarian Google.

Mang Mamat mengambil handphone nya dan mengetikkan kalimat dengan jari nya yang gemas terhadap sikap ku.

"Kayak gini Neng tulisannya, tuh udh keluar Baraya Brawnugraha wah bener kan kata Mang kemarin, Pak Bara tuh pengacara hebat." tanpa sadar aku langsung merebut handphone yang berada di tangan Mang Mamat karena penasaran mendengar Mang Mamat mengutarakan pujian terhadap Pengacara gadungan itu.

Tidak terasa 30 menit lebih aku berselancar di blog yang memuat informasi mengenai Pak Pengacara gadungan dan tanpa sadar aku pun banyak mengetahui identitasnya mulai dari nama orang tua, penghargaan di bidang hukum sampai makanan kesukaan nya. Mang Mamat yang melihat aku keasikan membaca biodata Pak Pengacara langsung menggodaku.

"Serius amat Neng bacanya, awas loh nanti suka sama lalaki kasep. Hahha."

"Astagfirullah lupa aku Mang. Tadi, aku ngapain ya Mang? eh maksudnya tadi tujuan aku kesini mau ngapain ya? haduh lupa aku."

"Nah kan Neng Manda udah terlena sama Pak Pengacara. Mang Mamat mau nyanyi ah, sungguh aku bahagia anjay... benih cinta yang kau tanam bersemi indah di hati..."

"Aku Manda gak mungkin ya Mang jatuh cinta sama laki - laki model begitu, aku masih waras buat membedakan mana laki - laki yang baik atau yang begajulan. Pak Pengacara gadungan itu masuk ke golongan laki - laki begajulan gak cocok sama aku Mang." jelas ku yang memang sedari awal sudah tidak terlalu suka dengan Pak Pengacara gadungan itu. Karena keasikan baca blog hingga aku lupa tujuan awal untuk mencari alamat Pengacara gadungan itu.

"Alamat di jalan Juanda No.15 lah kok ini mah alamat kayak kenal deh. Mang Mamat jalan Juanda No.15 dimana?"

"Disini Neng, nama perusahaan nya apa Neng ada gak di Google?"

Aku pun langsung membuka blog yang tadi aku baca "Mana ya ah ini Kantor hukum 3M. Mang Mamat kantor hukum 3M dimana?" tanyaku sambil melihat - lihat gedung yang tertangkap oleh panca indra ku.

"Ya Allah Neng itu mah kantor nya ada di depan, sana samperin kalau ada apa - apa panggil Mang Mamat aja ya Neng." ucap Mang Mamat sambil menunjuk ke arah depan seberang jalan.

Aku mendengus kesal "Gila aja sih gue nih. Gue search di google eh ga tau nya di depan mata gue tuh kantornya. Kan kuota gue jadi kebuang sia - sia."

Sesampainya di depan gedung aku bertanya ke Pak Satpam yang sedang berdiri di depan pintu masuk. "Punten Pak, apa benar ini kantor nya Pak Pengacara gadungan eh maksud saya Pak Pengacara yang bernama Bara?"

Sebelum Pak Satpam menjawab pertanyaan yang tadi aku tanyakan, ada suara yang menyerukan dari arah samping kanan ku "Permisi, kamu istri nya Pak Bara kan? maaf ya atas kesalahpahaman kemarin. Aku mau klasifikasi ya. Aku tidak ada hubungan cinta apapun sa..."

Pucuk dicinta ulam pun tiba, bagaikan mendapatkan air di tanah tandus. Gak ketemu Pak Pengacara gadungan ketemu Mbak Syahrini pun gak apa - apa. Aku langsung menarik tangan perempuan yang berdandan ala Syahrini "Mau Mbak pacar kek istri kek, gue gak peduli. Bilangin sama Pak Pengacara gadungan balikin jam tangan gue!"

Mendengar penuturan aku, Mbak yang berdandan ala Syahrini langsung mengernyitkan dahi dan bingung. Aku yang baru sadar akan ucapan ku barusan berusaha untuk mengelak "Eh maksud saya, saya dan bos kamu kan nikah nya diam - diam nih dan saya belum pernah mengunjungi tempat kerja suami saya ini. Bisa antarkan saya ke ruangan suami saya?" aku menekankan kata "Suami" di ucapan ku.

Satu Atap Beda Pendapat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang