💮*******************💮
POV Manda
Untuk kedua kalinya aku menginjakkan kaki ku ke tempat yang tidak seharusnya aku datangi tapi mau gimana lagi jam tangan ku masih di tangan Pengacara gadungan itu.
"Permisi Pak." tanya ku ke Pak Satpam yang sedang bertugas di depan pintu masuk gedung.
"Loh ini yang kemarin kan, istri Pak Bara?" tanya Pak Satpam yang masih salah paham dan mengira aku istri dari Pengacara gadungan itu.
"Kalau gue bilang engga nanti gak bisa masuk kalau bilang iya nanti salah paham makin panjang, haduh ah bodo amat... yang penting jam tangan gua balik." batin ku berkecamuk.
"Eh iya Pak, saya istri Pak Bara. Bisa antarkan saya ke ruangan suami saya Pak?"
"Mari Mbak... eh iya Mbak saya belum kenalan, nama saya Parto biasa di panggil wawan." Ucap Pak satpam sambil cengengesan. Aku yang bingung harus merespon seperti apa cuma bisa diam. Aku pribadi yang gak terlalu suka berbasa - basi. Melihat respon aku yang hanya diam tanpa balik mengenalkan diri, Pak Satpam pun menanyakan nama ku.
"Kalau Mbak namanya siapa?"
"Manda Pak, panggil Manda aja." ucap ku datar. Melihat ekspresi ku yang terkesan angkuh, Pak Satpam tidak melanjutkan untuk menanyakan hal lain dan itu membuat ku lega karena tidak harus menjawab pertanyaannya yang akan memperpanjang kesalahpahaman ini.
Sesampainya di depan ruangan Pengacara gadungan ini aku langsung di sambut oleh Mbak yang mirip Mbak Syahrini. Alasan aku memanggil perempuan ini dengan sebutan Mbak Syahrini karena Make Up di muka nya terlalu tebal untuk ukuran seorang sekretaris dan mirip sekali dengan Make Up Syahrini.
"Kak ada perlu apa ya? mau godain Pak Bara? Pak Wawan kenapa perempuan ini di suruh masuk?"
Pak Satpam langsung mengeluarkan raut wajah kebingungan "Mbak Sherly, kemarin kan panggil Mbak Manda istri nya Pak Bara. Jadi, saya suruh masuk." terang Pak Satpam.
"Oke. Gue terus terang aja ya disini. Gue bukan istrinya Bara, gue kesini pengen ngambil jam tangan yang ada di Bara. Udah itu doang, gak ada niatan buat godain ya Mbak Syahrini yang cantik." jelas ku agar kesalahpahaman tidak melebar kemana - mana.
Cklek (Suara pintu)
"Kaget gua, ada apa nih rame - rame disini?" ucap laki - laki yang aku tidak tau namanya keluar dari ruangan si Pengacara gadungan tapi kenapa begitu familiar ya wajahnya.
"Ini Pak Revan, perempuan ini..." aku langsung memotong ucapan Mbak Syahrini yang pasti akan menjelaskan yang aneh - aneh dan makin lama aku disini "Minggir!" aku langsung masuk ke dalam ruangan Pengacara gadungan.
"Woy Bara Bere balikin jam tangan gue! apa susah nya sih tinggal balikin jam tangan?" teriak aku sambil menunjuk tepat di depan muka nya. Dia kaget seperkian detik tapi langsung datar lagi dan melihat aku yang sudah berada di dalam ruangannya apalagi jari telunjuk aku yang tepat berada di depan muka nya.
"Tidak susah sih untuk mengembalikkan jam tangan yang sangat murah sama kayak diri kamu yang sangat murahan, masalahnya jam tangan kamu sudah saya buang di tempat sampah. Sudah saya jawab ya, jadi silahkan keluar dari ruangan saya dan jangan pernah menginjakkan bahkan menampakkan diri kamu di hadapan saya lagi!" ucap dia dengan sorot mata tepat menusuk mata ku. Aku yang dihina untuk kedua kali nya dengan orang yang sama, sudah tidak bisa menahan amarah ku lagi "Mbak Syahrini dan Kakak baju putih bisa tinggalin gue?" ucap ku dengan halus.
"Sherly keluar." ucap laki - laki berbaju putih sambil menyeret Mbak Syahrini untuk keluar ruangan dan hanya menyisakan aku dan Pengacara gadungan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap Beda Pendapat
General Fiction"Bagaimana kalau kita menikah?" "Menikah? sepertinya lu salah minum obat Pak Pengacara gadungan!" "Saya serius, hari ini kita ke KUA." "KUA? bangun woy siapa yang mau nikah sama lu!" "Saya punya kuasa, kamu pasti akan menikah dengan saya. Camkan it...