Ara membelah jalanan kota Jakarta dengan mengendarai motornya, ia masih memikirkan tentang apa yang terjadi antara dirinya dan Chika tadi pas disekolah.
Flashback on
"Kak, mau bareng gue ga?" Tawarnya
"Ga. Gue lagi nunggu orang"
"Kak, pliss sekali aja kasih gue kesempatan"
"Buat apa?"
"Buat merjuangin lo, gue pengen lo liat perjuangan gue, sekali aja"
"Gue ga minta buat lo perjuangin"
"Kak, gue sayang sama lo. udah lama gue diem-diem suka sama lo, dan berusaha buat bisa dapetin lo, sekarang waktunya gue ngungkapin ke elo, kalo gue bener-bener tulus sama lo"
"..."
"Kak pliss, sekali aja" mohonnya
Chika menghela nafasnya dan menatap Ara dengan tatapan datarnya
"Gue udah bilang gue gasuka sama lo, jadi jangan berharap, dan gue juga ga minta diperjuangin sama lo. Udah cukup, dan sekarang gue minta lo stop dan berhenti."
"jangan pernah ganggu gue lagi" lanjutnya dan pergi meninggalkan Ara
Ara hanya diam. Ia menundukkan kepalanya ketika mendengar penuturan Chika, air matanya jatuh, ternyata selama ini cintanya hanya bertepuk sebelah tangan dan tak terbalaskan.
Cinta yang selama ini ia harapkan kini harus ia kubur dalam-dalam. Cinta yang membuatnya berjuang dengan keras, sekarang harus ia lupakan.
Apakah ia benar-benar harus mundur sekarang?
Bukan menyerah, tapi ia merasa sekarang sudah cukup jelas, mengenai penuturan Chika yang sama sekali tidak memiliki perasaan padanya.
"Mengapa untuk mendapatkan cintanya sesulit ini?" Gumamnya dan kembali meneteskan air mata
Dengan penolakan yang Chika ucapkan tadi, cukup membuatnya sadar, betapa sakitnya ia mencintai seseorang yang tidak bisa sama sekali ia gapai.
Ia juga bertekad untuk melupakan semuanya, dan membuang jauh-jauh perasaan itu. Toh buat apa lagi berjuang, jika yang diperjuangkan saja memintanya untuk berhenti.
Sekarang, seiring berjalannya waktu, biarkan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.
Flashback off
Sesampainya dirumah, ia segera memasukkan motornya di garasi. Sebelum masuk, ia menghela nafas berat, ia tidak ingin bundanya curiga dengan kondisi matanya yang sembab sehabis menangis.
"Assalamualaikum" ucap nya mengucapkan salam
"Waalaikumsalam" jawab bundanya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga dengan laptop dipangkuannya
"Bundaa.." panggilnya, dan langsung menghamburkan pelukan ke bundanya
Bunda Shani yang sedari tadi sedang mengecek file laporan di butiknya pun tersentak kaget atas pelukan anaknya yang tiba-tiba.
"Kenapa sayang?" Tanyanya mengelus kepala anaknya
Ara tidak menjawab, ia semakin mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya di dada bunda Shani.
"Anak bunda kenapa sayang? Ada masalah? Sini cerita sama bunda"
Ara menggeleng, ia masih enggan membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK TERBALAS (END)
Short Story"aku ga akan pergi, aku masih disini, dengan perasaan yang sama hanya saja tak lagi bersama" -ara "Apa kita gabisa kembali ra?" -chika