Hai bestie...
.
.
.
.
.
.
Happy reading"kata siapa?" Ara masuk ke ruang rawat Chika bersama dengan Anin
"Kata siapa aku gamau ketemu kamu" ucap Ara lagi
Mami Aya, Christy dan Freya terkejut dengan kedatangan Ara. Chika juga tak kalah terkejut, ia meneteskan air matanya lebih deras lagi melihat Ara mau menemuinya.
Ara menarik tangan Anin mendekat ke arah mereka. Ara berdiri disamping ranjang tempat tidur Chika. Chika yang semula bersandar berusaha menegakkan tubuhnya yang lemah itu agar ia bisa menggapai tangan Ara.
Air matanya terus mengalir saat ia berhasil menggapai tangan Ara dan ia genggam dengan erat. Ara menatap wajah Chika yang pucat, benar yang dikatakan Freya, keadaan Chika sangat kacau.
Chika memeluk Ara erat, tangisannya pecah ketika ia merasakan Ara membalas pelukannya. Pelukan yang seakan mengembalikan rindu kepada pemiliknya. Mami Aya dan Christy hanya tersenyum melihat adegan didepannya.
Ara mengusap kepala Chika lembut. setelah ia bertemu dengan Freya rasa kekhawatirannya terhadap Chika semakin besar hingga ia membuang jauh-jauh egonya dan meminta Anin untuk menemaninya bertemu Chika. Awalnya ia sedikit ragu tapi dorongan dari Anin lah yang mampu membuatnya bisa di ruangan ini sekarang, bertemu dengan mantan kekasihnya.
Ara merenggangkan pelukannya membuat Chika mendongak dan menatapnya dengan tangan yang masih menggenggam.
"Bukan pelukan terakhir kan?" Ucap Chika lirih
Ara hanya tersenyum, ia mengangkat tangannya mengusap air mata Chika yang menetes. Dan membenarkan sedikit rambutnya.
"Aku kangen kamu" lirih Chika menatap dalam mata Ara
Ara tersenyum dan mengangguk lalu kembali memeluk Chika. "Aku tau" ucapnya mengecup kepala Chika
Ara menoleh melihat Anin yang masih berdiri disebelahnya menatap mereka. Ia menarik tangan Anin agar mendekat kepadanya.
"Kenalin, ini kak Anin" ucap Ara
"Chika" ucap Chika
"Cepat sembuh ya Chika" ujar Anin tersenyum
"Makasih" jawab Chika singkat
Sebenarnya ada perasaan tak suka di hati Chika melihat siapa yang Ara bawa. Ia membawa Anin ke hadapannya, maksudnya apa? Ara mau mengenalkan Anin sebagai pacar barunya?.
Mami Aya menyuruh Anin untuk duduk di sofa ruangan itu. Dengan senang hati Anin duduk disebelah Freya dan Christy. Sedangkan Ara duduk disebelah ranjang Chika.
Ara menatap lekat wajah pucat Chika. Chika yang ditatap seperti itu malah dibuat salah tingkah.
"Jelek bgt sih" celetuk Ara masih menatap Chika
Bugh
Satu pukulan mendarat di bahu Ara.
"Awsshhh, kok dipukul sih" ucap Ara mengusap bahunya yang dipukul Chika. Kuat juga pukulan gadis ini padahal dia sedang sakit.
"Sembarangan bgt mulutnya" sahut Chika
"Fakta. Jelek, kurus, mata sembab, rambut acak-acakan, baru juga seminggu putus dari gue udah kaya gini, gimana kalo-"
"Kalo apa? Ini semua karena lo, kenapa gue harus nangisin orang kaya lo sampe gue drop begini" Chika memotong ucapan Ara
"Tanya sama diri lo sendiri lah, masa tanya gue, yang salah siapa" sewot Ara
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK TERBALAS (END)
Kort verhaal"aku ga akan pergi, aku masih disini, dengan perasaan yang sama hanya saja tak lagi bersama" -ara "Apa kita gabisa kembali ra?" -chika