30

3.7K 369 28
                                    

Hai bestie..
.
.
.
.
.
.
Happy reading

Malam ini, Ara sedang duduk di balkon kamarnya. Ia memandang langit malam yang gelap, tidak ada satupun bintang diatas sana. coklat panas yang sedari tadi berasap sampai sekarang menjadi dingin tidak sama sekali ia sentuh. Ara kembali melamun, pikirannya menerawang jauh.

Bunda Shani masuk ke kamar anak bungsunya. Anaknya itu tidak keluar kamar sehabis pulang sekolah, ia juga belum makan dan hanya minta antarkan segelas coklat panas. Bunda Shani masuk ke kamar Ara untungnya kamarnya tidak dikunci.

"Dek" panggil bunda Shani

"Dek, kenapa kok ngelamun" ucap bunda Shani menghampiri Ara

"Eh, gapapa kok bun"

"Kamu kenapa? Sini cerita sama bunda"

"Aku gapapa bunda"

"Kamu ga pandai nyembunyiin sesuatu dari bunda, bunda tau kamu lagi ada masalah, cerita sama bunda kalo kamu butuh pendengar" ujar bunda Shani mengelus kepala anaknya

Ara langsung memeluk pinggang bunda Shani.

"Kenapa sayang?" Tanya bunda Shani lembut sambil mengelus rambut Ara

"Aku putus sama Chika"

"Kenapa? Masih masalah yang kemaren?"

Ara hanya mengangguk.

"Dek, masalah dalam hubungan itu suatu yang biasa. jangan memutuskan sesuatu yang kamu sendiri gamau itu, pikirin lagi baik baik"

"Bunda tau, ga ada pembenaran atas perselingkuhan, tapi ga ada salahnya juga kan dalam memaafkan" lanjut bunda

"Aku maafin dia bun, tapi maaf aku masih belum bisa nerima dia lagi, bayangan ketika aku ketemu dia sama orang itu masih terekam jelas di kepalaku, aku gabisa lupain itu"

Bunda Shani menghela nafasnya "Sekarang bunda tanya, kamu masih mencintai dia?"

"Sangat, aku masih sangat mencintai dia" jawab Ara yakin

"Lalu apa?"

"Aku belum bisa"

"Pikirin lagi baik-baik ya, kamu sama dia masih sama-sama saling mencintai, jangan menyiksa diri kamu dengan keputusan yang kalian berdua belum sepakat atas hal itu"

"Sekarang ayo kita makan dulu, kamu belum makan kan? Ayah sama kakak kamu udah nunggu dibawah" ucap bunda Shani

Akhirnya Ara menurut dan beranjak dari sana menuju ruang makan di rumahnya bersama bunda Shani.

"Nah ini dia bungsu ayah yang ditungguin dari tadi" ucap ayah ketika melihat anak dan istrinya sampai dimeja makan.

"Hai yah" sapa Ara mengambil tempat duduk disamping Vivi

"Lemes bgt lo, napa dah" ucap Vivi

"Kak" tegur bunda Shani lembut

"Gue gapapa" sahut Ara

"Yaudah sekarang ayo kita makan, nanti aja ngobrolnya" ujar ayah Gracio

Mereka menikmati makan malamnya tanpa ada obrolan seperti biasa. Dimeja makan malam ini sangat hening, hanya terdengar dentingan sendok dan piring yang beradu. Biasanya Ara dan Vivi yang selalu tidak akur saat dimeja makan. tapi sekarang Ara sedang tidak baik-baik saja, ia lebih banyak diam.

"Aku udah selesai, aku duluan ya" Ara mendorong piringnya

"Dek, duduk dulu ayah mau bicara" pinta ayah

TAK TERBALAS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang