Chapter 14

26 7 30
                                    

Annyeong......

Hhheee sorry ya baru update, soalnya malas banget aku ngetik.

Tapi jangan khawatir aku bakal lanjutin cerita ini

Sebelum itu selalu tinggalkan jejak dan simpan diperpus kalian







Follow
.
Vote
.
Komen
.
Share
.















Hari ini Raga akan mengabulkan permintaan Rara sesuai janjinya tadi.

"Jadi kamu mau minta apa".tanya Raga.

Rara mengatukkan jarinya didagu untuk berpikir"Mm aku mau kamu beliin aku kucing".

"Cuma itu".tanya Raga lagi.

Rara mengangguk"Iyya".

Raga mengelus pipi Rara"Aku bakal kabulin semua keinginan kamu, karna kamu berharga untuk aku, Ra".

Rara mencubit pipi Raga gemas"Ihkkk kamu kok perhatian banget sih pengen aku nikahin".

Raga meringis"Kalau mau nikah ya sekarang juga bisa kan".Raga menaikkan alisnya untuk menggoda Rara.

Rara melamun sebentar"Tapi kan kita gak pacaran jadi kenapa harus nikah".

Raga menatap Rena kesal"Kan aku udah bilang tanpa kata pacar kamu tetap jadi milik aku".

Rara menggeleng"Gak,aku gak mau digantung dan cuma diberi harapan, aku mau hubungan yang jelas Ga, kita ini sahabat atau apa".

Raga menghela napas"Emang kamu mau punya hubungan pasti sama aku".

Rara mengangguk dan mengerjapkan matanya.

Raga menatap Rara lekat dan memegang tangannya"Dengar kata aku baik baik, mulai sekarang kita pacaran dan mulai hari ini juga hubungan kita udah pasti and you my girlfriends".

Rara mematung mendengar perkataan Raga yang menurutnya begitu sangat tulus dan hal itu membuat senyuman terpancar dibibirnya.

"Kamu nembak aku".tanya Rara.

"Jadi aku harus jawab gitu".Sambungnya lagi.

Raga mengangguk"Sebenarnya sih aku gak peduli sama jawaban kamu, karna ini pernyataan bukan pertanyaan".

Rara merenggut kesal"Artinya kamu maksa aku dong".

"Menurut kamu".

"Jadi kamu gak mau dengar jawaban aku".tanya Rara.

"Sebenarnya sih aku gak butuh tapi karna aku mau dengar ya boleh aja sih".Jawab Raga.

Rara mengerucutkan bibirnya kesal"Ya udah gak usah kamu ngeselin".

Saat Rara ingin pergi,Raga mencekal pergelangan tangannya,hal itu membuat Rara berbalik dengan wajah jutek.

Raga terkekeh"Iyya maaf, jadi jawaban kamu apa".tanya Raga lembut.

Rara tersenyum malu"Iyya aku mau".

Raga langsung menarik tangan Rara dan menarik untuk berada didekapannya.

"I love you".Bisik Raga.

"Me too".

Ayolah mereka menganggap dunia milik mereka sendiri. Apakah mereka gak sadar bahwa mereka masih berada diparikiran sekolah karna jam pulang.

Bucin mulu, otomatis dong murid yang masih ada disana melihat adegan mereka.

Mereka itu baper bikin jantungan tauu.

Aduhh mereka sweet banget..

Kak sadar dong kita ada disini..

Jiwa jombloku meronta ronta..

Ahkkk bikin baperr..

Jadi mereka udah resmi pacaran dong...

Uhhh keduluan dehh....

Apalah daya ini...

Begitulah mungkin  pembicaraan yang melihat mereka berdua.

























💙💙💙

Sejak kejadian itu Rara masih merasakan malu karna saat dia selesai berpelukan dia baru tau bahwa saat itu mereka ditonton oleh seluruh murid di sekolahnya.

Sekarang mereka berada di rumah Raga dan sebelum itu mereka tadi sempat membeli seekor kucing.

Rara mengelus bulu kucing itu dengan sangat lembut dan lihatlah seulas senyumnya.

Rara menatap Raga"Ga,aku mau namain kucing ini Leo ya".

Raga mengangguk"Iyya kan itu kucing kamu".

"Kamu mau nginep atau pulang".tanya Raga.

Rara berpikir dan dia mengingat sesuatu"Oh iyya besok mama kan udah balik jadi aku mau bermalam di rumah".jawabnya senang.

"Ya udah aku nginep di rumah kamu aja".

Rara mengerjapkan matanya"Emang bunda kemana".tanyanya.

"Bunda sama ayah pergi katanya ada pertemuan penting".

Rara mengangguk dan bentuk mulutnya menjadi O.

Raga memindahkan Leo dari pangkuan Rara ke bawah meja.

"Eh kamu apaansih".Gerutu Rara.

Raga tidak menjawabnya dan menatap Rara lekat penuh dengan kasih sayang sedangkan yang ditatap dibuat salting.

"Kamu ngapain natap aku kayak gitu".tanya Rara gugup.

Ayolah bukannya menjawab Raga semakin mendekat hingga Rara terpojok kepinggir sofa. Raga mengelus rambut Rara dan menghirup aroma yang membuatnya nyaman.





Sedangkan ditempat lain seorang laki laki dan perempuan beradu argumen.

"Dasar pengkhianat lo".Ucap cewek itu terkekeh sinis.

Sedangakn sosok pria itu hanya menaikan alisnya dan tersenyum miring.

"Bukan urusan lo".

Cewek tersebut tersenyum licik"Ternyata yang dekat bisa menusuk, dan sekali menusuk menimbulkan tusukan lebih dalam".

Sosok pria itu menatap cewek tersebut dengan datar.

"Dan akan hal itu semua orang harus berpikir, apakah dia pantas untuk gue percayai".

Cewek tersebut mengulurkan tangannya.

"Mau bekerja sama".tawarnya.

Sosok pria tersebut diam sejenak dan dia membalas uluran tangan tersebut.

"Menurut lo".

Keduanya memberikan senyunan yang licik.





















😐😐

Dikit dulu dan cuma sampai disini dulu okeee.....

Astaga sumpah aku bingung sendiri kenapa aku malas banget updatenya...

Hettt,,, siapakah kira kira mereka berduaa

Sekarang kalian komen yaa mau happy end atau sad end,, okee??

Oh yaa siapa tau kalian mau aku uldate visual pemerannya tinggal komen, guyss.



Karamel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang