Chapter 18

14 6 8
                                    

Akhirnya update lagi udah kangen tauu....

Maaf jika adalah kesalahan typo ya dan jangan lupa simpan diperpus kalian.

Follow
.
Vote
.
Komen
.
Share
.







💀💀💀

Mama Rara sudah pergi shubuh tadi hal itu membuat Rara sedih tapi hanya sebentar karena Raga datang menghiburnya.

Sekarang mereka berada di cafe dekat sekolah bersama yang lain.

"Hallo guys".Sapa  Liona.

Mereka semua menoleh kesumber suara.

"Liona lo kemana aja sih 2 hari gak masuk sekolah"Ucap Laras.

Liona menggaruk tengkuknya"Hhe soalnya ada urusan keluarga".

"Semenjak lo gak masuk ada satu orang yang kangen banget sama lo".Ujar Raka.

Liona menaikkan alisnya bingung"Siapa".

"ADNAN".Sorak semuanya.

Hal itu membuat Adnan tercengang apa apaan tu masa sahabatnya bilang gitu.

"Sembarangan ya kalian omong".Bantah Adnan.

Hal itu membuat sahabatnya tertawa dan Liona yang tersenyum malu.


"Ya udah duduk Liona".Suruh Rara.

"Makasih Ra".

Mereka menghabiskan waktu mereka dengan canda tawa dan asyik menggoda Adnan dan Liona.

Saat ini Eza berada di rumah tua bersama seseorang.

"Ingat rencana kita dari awal Eza sampai lo berbelok untuk menentangku".

Eza terkekeh"Tenang aja mereka pasti akan pergi dari dunia ini".

"Baiklah Eza sekarang laksain rencana kita selanjutnya jangan sampai gagal atau lo akan menyesal seumur hidup".

Eza mengangguk dan langsung pergi dari sana.






👣👣👣

Saat ini sekolah gempar dengan berita bahwa Dava rival dari Raga bersekolah ditempat yang sama.

"Apa apaan lo tiba tiba pindah kesini lo punya rencana baru apalagi".Gertak Raka.

Dava terkekeh"Emang itu urusan lo soal gue mau sekolah dimana itu urusan gue sendiri".

"Punya nyali juga lo".sahut Adnan.

"Gue bukan pengecut".

"Hallo Eza apa kabar".sapa Dava.

Eza hanya diam dengan senyum devilnya.

Dava langsung pergi dari sana tapi tidak lama kemudian Eza menyusulnya hal itu membuat sahabatnya bingung.

"Sekolah disini lo".Papar Eza.

"Iyya soalnya kalau mau rencananya lancar gue harus sekolah disini".

"Semoga berhasil".

Setelah mengatakan itu Eza pergi dari sana dan pembicaraan mereka dilihat oleh seseorang.

Seseorang itu mengikuti Eza ke toilet dan menghadangnya.

"Ngapain lo bicara soal rencana dengan Dava".tanya Adnan.

"Lo tau rencana dia".sambungnya.

"Gue gak ngerti maksud lo".jawab Eza.

Eza menerima telpon dari seseorang dan langsung meninggalkan Adnan sendirian.

Adnan menghela napas dia mulai curiga dengan Eza sejak 2 hari lalu saat Eza bertemu seseorang misterius.

"Jangan bikin gue ragu sama lo".Gumam Adnan.




Saat ini mereka semua berada dikantin saat istirah kedua.

"Gue dengar dengar ada murid baru ya".tanya Liona.

"Dava ketua geng Barista".Jawab Raka.

"Ohh iyya Eza kemana".tanya Elin.

"Gue juga heran kayaknya akhir akhir ini Eza kayak aneh gitu".jawab Laras.

Rara memandang Raga"Dava gak buat masalahkan".

Raga menggeleng"Gak tapi kayaknya akan dia mulai".

Raka menepuk bahu Adnan yang sejak tadi diam.

"Lo kenapa".

Adnan menggeleng dia tidak ingin sahabatnya berpikir buruk tentang Eza mungkin semua tadi hanya kebetulan.

"Kalian harus lebih hati hati karena semalam Rara diteror dengan anak panah yang berlumuran darah dan disana ada kertas yang bertulis nama Rara,gue dan Alderoz".

"Lo lihat siapa pelakunya".tanya Adnan.

Raga menggeleng"tapi dibawah ada tulisan ular bermuka dua".

"Apa jangan jangan itu geng Barista lambang mereka kan ular".Ujar Elin.

Adnan menggeleng"Mereka gak sebodoh itu dan buat apa mereka repot repot teror jika mereka bisa melakukannya langsung".

"Sepertinya kita harus cari tau teka teki tentang ular bermuka dua".Papar Rara.

Mereka semua  mengangguk setuju.

"Kita lihat sampai mana kepintaran kalian".Gumam seseorang.

Jam pulang kini Rara dan Raga berada di roftoop sekolah.

"Ra aku benar benar pusing menghadapi teka teki ini".

Rara mengelus rambut Raga"Gak usah khawatir aku selalu sama kamu kok".

Raga menyandar dibahu Rara"tapi mereka juga mengincar kamu Ra aku takut mereka celakain kamu".

Rara menghela napas"Kira kira apa ya maksud kata ular bermuka dua itu".

"Apa ular bermuka dua itu ditujukan kepada seseorang".tanya Rara.

Raga berpikir sejenak"Bisa jadi,jika benar artinya ular bermuka dua itu seseorang yang suka berbicara belakang".

"Apa jangan jangan maksudnya pengkhianat".Celetuk Rara.

"Pengkhianat jika benar aku gak tau dia siapa karena mereka semua gak mungkin lakuin itu".Sahut Raga.

"Jika benar artinya dia orang terdekat kita tapi gak mungkin".Lirih Rara.

"Tapi jika benar dan mereka adalah orang yang aku sayang aku harus apa aku gak sanggup menatapnya lagi apalagi melukainya aku terlanjur kecewa".Ucap Raga.

Rara memegang pipi Raga"Jika benar itu orang yang kamu sayang kamu beri dia kesempatan mengungkapkan kebenciannya tapi jika dia tetap benci sama kamu atau  kamu harus melawannya karena pengkhianat gak pantas berada disamping kita".

Raga mengangguk dan memeluk Rara erat"Kita hadapi bersama".

"Ayo cari pengkhianatnya dan bahagialah sesaat".Gumam seseorang dan tersenyum miring.












Kayaknya waktu sosweet mereka agak keganggu dengan datangnya sang peneror haruskah mereka bersama sesaat sebentar sebelum masalah semakin rumit?.

See you chapter.....

Selamat membaca...

Karamel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang