Chapter 15

26 9 16
                                    

Annyeong haseyo....

Sumpah aku baru update setelah 1 bulan karna hp aku rusak gituu...

Dan aku baru instal aplikasi WP untung cerita aku gak ada yang kehapus.

Jadi maaf yaa baru bisa update

Mungkin aku lebih sering update cerita ini dari pada cerita AKSARENA krna aku mau buat cepat tamat gitu...








Dan jangan lupa simpan diperpus kalian dan selalu tinggalin jejak yaaa..









Follow
.
Vots
.
Komen
.
Share
.












H

appy Reading...

Hari ini mama Rara udah pulang dan tentu hal itu membuatnya sangat senang.

Kesenangannya  itu lengkap karna ada Raga yang ada selalu menemaninya.

"Ma,aku kangen banget tau sama mama"Ujar Rara dengan nada manjanya.

Risa memeluk anaknya itu dengan penuh kasih sayang.

"Mama gak percaya deh kan soalnya kamu lengket terus sama Raga".

Rara cemberut"Apaan sih ma".

Tapi bener juga kayaknya sihh...

"Tante apa kabar selama disana".tanya Raga.

Risa tersenyum"Kabar tante baik kok".

"Ya udah kalian kesekolah sana".

Rara menggeleng"Masih kangen".

Risa melepaskan pelukannya"Pulang sekolahkan bisa,kalau kamu gak mau pergi mama pergi lagi nih".

"Jangan Ma,iya ini Rara kesekolah".

Rara mencium pipi Risa"Aku keskolah dulu Ma".

Raga menyium tangan Risa"Kami pamit ya tante".













👣👣👣

Mereka kini telah sampai disekolah.Raga mengantar Rara kekelasnya.

"Raga,nanti pasti aku kesepian soalnya Laras dan Elin gak masuk".Adu Rara.

Raga mencubit pipi Rara"Gak usah khawatir nanti jam istirahat aku samperin kamu kesini".

Saat Rara ingin masuk kekelasnya Raga mencekal tangannya.

Rara berbalik"Kenapa".

Raga maju mendekatinya"Lupa belum cium pacar aku".

Cupp

Raga mencium hidungnya hal itu membuat Rara bullshing.

"Kamu apaan sih lihat banyak yang lihatin kita".

Dan benar saja banyak melihat mereka dengan tatapan cengo,terkejut,iri,baper,dan sinis.

Raga terkekeh melihat rona merah dipipinya pacarnya itu.

"Sayang masa cuma aku yang kasih kamu juga dong".

Rara semakin dibuat malu karna panggilan sayang dari Raga.

"Disekolah tauu".

"Jadi kalau dirumah boleh dong".Ucapnya sengaja menggoda Rara.

Rara menunduk merasakan senang sekaligus malu.

Raga menarik keatas dagu Rara dengan jari telunjuknya.

"Jangan nunduk nanti mahkotamu yang berharga bisa jatuh".

Rara mendorong bahu Raga pelan.

"Udah sana kamu pergi".

"Kamu ngusir pacar kamu gitu".tanya Raga menggoda.

Mata Rara sudah berkaca kaca karna dia sangat malu karna banyak menyaksikan mereka dan Raga juga yang terus menggodanya.

Raga menjadi gelisah saat melihat mata kekasihnya yang mengeluarkan air mata.

"Ehkk kok nangis sih".tanyanya khawatir.

Raga menariknya kedekapannya"Jangan nangis nanti dibilang cengeng".

Rara semakin terisak"I-iya".

Rara melepas pelukannya"Sana kamu pergi".

Rara mengusap air matanya masa dia nangis cuma gara gara begini sihh.

"Maaf ya tadi cuma mau jahilin kamu kok".

"Iyya sana pergi ngapain disini terus".

"Yang maaf".Rengek Raga.

Rara mengerjapkan matanya kenapa Raga bisa berani sekali merengek didepan banyak orang.

Rara menghela napas"Iya aku udah maafin tapi kamu pegi kekelas belajar jangan bolos".

Raga langsung hormat dan pergi dari sana dengan senyumannya.

Rara menghela napas dia mau pergi ketoilet karna wajahnya terlihat kucel karna kejadian tadi.







Saat selesai dari toilet dia dihadang oleh Raqel dan Kiara didepan pintu toilet.

"Dasar tukang caper".Cibir Raqel.

Rara terkekeh"Emang kenapa kalau caper sama pacar sendiri masalah buat hidup lo".

Kiara mendorong Rara"Gak usah banyak belagu lo sok polos".

Rara tersenyum miring"Gue sesuaikan sikap gue dengan  manusia seperti apa yang gue temenin ngomong,kalau manusia berwujud  nek lampir kayak kalian gak pantes buat gue lemah dihadapan kalian".

"Waw berani juga mental lo".sarkas Kiara.

"Oh nantangin gue ya".Ledek Rara.

Raqel menampar Rara dengan keras"Jangan karena Raga lindungin lo,lo merasa sok berkuasa disini".

Baiklah Rara akan memulai rencananya sepertinya mereka berdua harus dihempaskan dari sekolah ini.

"Kalian itu cuma berlindung dikekayaan orang tua kalian".Hardik Rara.

Rara sengaja ingin memancing emosi mereka.

Kiara menyiram Rara dengan air pel serta menjambak rambutnya.

"Penampilan lo sangat cocok".Raqel terkekeh sinis.

Raqel mendorong Rara kencag hingga kepalanya membentur tembok dan mengeluarkan darah dia duduk lemas.

Kiara jongkok didepannya dan dia menarik kerah baju Rara sehingga dua kancing bajunya terlepas.

"Cantik banget ya lo".

Raqel meyiram Rara lagi dan Kiara menampar kedua pipi Rara dan setelah itu mereka pergi dari sana.

Rara merasakan sakit ditubuhnya tapi dia merasa puas karna telah merekam kejadian tadi.

Setelah itu kesadaran Rara hilang dan dia pingsan dengan keadaan yang begitu mengenaskan.










Bagian ini pendek dulu ya soalnya tugas lagi numpuk.

Selamat membaca.....

Dan aku udah nentuin end nya seperti apa jadi pantau terus ya...



😊😊😊😊

Karamel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang