Chapter 19

15 5 4
                                    

Akhirnya update lagi yaa

Maaf kalau selama ini aku jarang update.

Jangan lupa simpan diperpus kalian dan selalu tinggalkan jejak

Berikan semangat dengan cara ..







Follow
.
Vote
.
Komen
.
Share

Saat ini Raga berada di rumah Rara karena tadi Rara menelponnya.

"Sekarang jelasin sama aku apa yang terjadi.".tanya Raga khawatir

Rara memeluk Raga dengan rasa takutnya."Tadi ada tulisan ditembok kamar aku tapi kayak darah.".

Raga melepaskan pelukannya perlahan dan memegang bahu Rara dan melihat sekitarnya.

"Gak ada Ra."

Rara menggeleng dia mulai terisak."Ada tadi tulisannya' kadang yang kita lihat itu berbeda dengan yang ada'."

Pranggg...

Mereka terkejut ternyata ada seseorang yang melempar batu kejendela kamar.

"Kamu disini aku bakal lihat sebentar".

Saat Raga melihat kebawah dia melihat seseorang berpakaian serba hitam tapi dia cepat menghilang.

"Cari seseorang yang berpakaian hitam dan pakai masker dia baru saja menghilang." Ucap Raga setelah menelpon anak buahnya.

Raga mengambil batu itu dan ternyata ada kertas dia membaca kertas tersebut.

"Kalian akan hancur." Begitulah isi suratnya.

Raga mengepalkan tangannya kuat berani sekali ada yang bermain dengannya.

"Raga." Panggil Rara.

Raga menghampirinya dan mengulas senyum tipisnya.

"Tadi ada apa." Tanya Rara.

Raga menggeleng."Gak papa."

"Sekarang kamu tidur ya".

Rara mengangguk dan tertidur dipelukan Raga.Raga belum memejamkan matanya karena memikirkan tentang peneror tersebut.

Dddrtttt....

"Halo kenapa".

"Mereka juga menerror geng kita".ucap Adnan.

"Besok aku ke markas".

Tuuttt....

Raga menghela napasnya dan ikut memejamkan matanya.





〽〽〽

Pagi hari ini adalah hari libur Raga dan Rara berada di markas Alderoz.

"Pagi bu bos".sapa anggota Alderoz.

Rara hanya tersenyum dan Raga hanya menampilkan wajah datarnya.

"Ra,kamu kesana dulu ya aku mau bicara sama Adnan".

Rara mengangguk karna dia mengerti dan tidak mau terlalu mencampuri urusan pribadi Raga kecuali dia sendiri yang memberitahukannya.

"Bagaimana soal tadi malam".tanya Raga.

"Kita mendapatkan 2 pesan".

Raga mengernyitkan alisnya."Maksud lo".

Adnan menunjukkan dua surat tersebut dan menjelaskannya.

"Surat pertama gue dan anggota lain temuin di meja dan isi suratnya yaitu bertuliskan kata 'Hati hati' tapi suratnya memiliki insial A.".

"Surat kedua gue temuin di motor gue dan isinya 'Selamat  sengsara Alderoz' tapi gak ada jejaknya".

Raga mengangguk paham."Sepertinya ada dua penerror.".

"Dua?" Tanya Adnan

"Karena mungkin itu maksud suratnya.Surat pertama menyuruh kita buat waspada karena mungkin ada hal buruk yang akan terjadi dan surat kedua itu berisi sebuah ancamam."

"Bagaimana seorang misterius tadi malam." Tanya Raga.

Adnan menggeleng."gak ada."

Raga menghela napas dan keluar dari ruang pribadinya bersama Adnan.

Saat Raga keluar dia melihat gadisnya cemberut seperti merasa kesal.

"Kenapa." Tanya Raga.

"Mereka ngatain ngatain aku terutama Raka." Adu Rara.

Mereka semua menunduk karena melihat tatapan tajam dari sang ketua sedangkan Raka hanya menyengir.

"Damai ya Ra".

Rara membuang muka."gak mau."

"Emang dia ngatain kamu apa".tanya Raga lagi.

"Masa tadi Raka bilang aku itu gendut terus pendek dan katanya lagi kamu gak cinta sama aku."

Raga berjalan mendekati Raka secara perlahan.

"Bercanda doang bos ampun ya".

"Tolong gue masih suka cewek." Teriak Raka.

"Lo pikir gue tertarik sama lo,jelas cewek gue lebih menggoda dari pada lo."

Jawaban Raga membuat semua orang tertawa terutama Rara.

"Seru banget kayaknya." Ucap Eza yang baru datang.

"Dari mana lo." Tanya Adnan.

"Dari Rumah". Jawabnya.

"Kami tau maksud Adnan tadi itu lo kenapa baru datang bego." Sahut Raka.

"Tadi ban motor gue kempes jadi gue pergi ke bengkel masa gue dorong sampai kesini maemunah." Gerutu Eza kesal.

"Eza tadi Elin telpon katanya kalau gue ketemu lo dia bilang lo harus telpon dia."

"Iyya Ra."

"Katanya juga lo jarang barang dia dan jarang kasih kabar juga,kenapa?".

"Hp gue rusak."

Rara mengangguk."Lain kali kabarin Elin khawatir sama lo."

"Iyya bu bos yang cantik,imut dan gemesin."

Raga melototkan matanya kepada Eza."Ngapain lo muji cewek gue."

Eza mengusap dadanya sabar."Pacarnya dipuji cantik itu harusnya senang dong."

"Mau nikung lo."

"Ngapain bos nikung sedangkan gue punya pacar yang aduhai."

Mereka menghabiskan waktu mereka dengan lelucon yang gak masuk akal.

Tapi kebersamaan itulah yang membuat mereka merasa bahagia dan lengkap.

Tapi bagaimana jika nanti diantara mereka yang hanya datang untuk memutuskan kekeluargaan mereka dan membuat kesenangan mereka menjadi kesedihan.

Raga bagaimana dia bisa menghadapinya nanti sedangkan dia sudah menganggap mereka semua saudaranya bukan sebagai anak buah dan sang ketua.

Bagaimana sosok seperti itu tega untuk menghacurkan segalanya .Berdoalah semoga hal itu tidak akan terjadi.

"Semoga apa yang gue pikirkan gak terjadi." Ucap Raga dalam hati

Kebahagian Raga lengkap dengan kedatangan Rara sahabat kecilnya yang sekarang menjadi pacarnya.












Selamat membaca dan menikmati cerita ini.....

See you Next time.

Karamel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang