nol satu | nama kakak kelas itu, siapa sih?

162 9 0
                                    

Hari itu, hari pertama masuk sekolah ku sebagai murid kelas 11. Dihari Senin, tahun 2020, bulan nya aku lupa. Kala itu belum pandemi.

Sekolah ku punya dua gedung yang terpisah. Lokasi Atas, dan Lokasi Bawah disebut nya.

Lokasi Bawah menjadi pusat sekolah, sementara Lokasi atas sebagai Lokasi penunjang.

Untuk kelas 10 akan ditempatkan di Lokasi Atas, dan untuk kelas 11 dan 12 di Lokasi Bawah pada saat ku dulu, biasanya suka berubah-ubah. Kadang kelas 11 yang di Lokasi Atas ataupun Kelas 12 yang kebagian disana.

Dan sekarang, aku akan berada di Lokasi Bawah bersama Kakak kelas 12.

Ah iya, aku sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, buka Sekolah Menengah Atas.

Seperti hari Senin kebanyakan, pasti akan ada Upacara Bendera, dimana artinya aku harus berangkat lebih pagi agar tidak ketinggalan upacara.

Rasa nya saat itu sangat malas, terbiasa libur kenaikan kelas selalu bangun cukup siang, tiba-tiba kembali ke rutinitas biasa.

Namun, ajaibnya aku hari itu sudah tiba disekolah bahkan sebelum upacara akan dimulai. Suatu pencapaian.

Akupun memilih masuk ke kelas baru yang aku tempati. Meski aku baru pindah ke Lokasi Bawah, namun aku sudah cukup tau lokasi ini, karena ya aku sering kemari.

Jika ada guru yang menyuruhku, karena saat kelas 10 aku menjadi sekertaris. Jadi jika ada masalah absensi atau lainnya dikelas, guru akan memanggil ku kemari biasanya.

Kelas ku ternyata ada di dekat Komite Sekolah, tepat disamping kiri, hanya berjarak satu kelas.

Sementara di samping kiri kelas ku, adalah Kelas Kakak kelas, namun satu jurusan dengan ku.

Aku duduk di bangku yang amat sangat strategis, dari kelas 10 aku selalu duduk di posisi itu, tidak terlalu didepan, namun tidak terlalu dibelakang, dan juga jarak pandang ke papan tulis masih sangat jelas.

Aku duduk, sambil menunggu teman sebangku ku, yang masih sama seperti kelas 10.

Alya namanya. Kami sudah janjian akan sebangku lagi sejak liburan.

Keadaan kelas sudah cukup ramai, kami bertegur sapa kala itu karena sudah lama tidak jumpa.

"Eh Nay! Sehat? Nambah gembul aja kamu." Itu sapaan dari salah satu teman ku, yang kala itu membuat hari ku sedikit memburuk.

Ya, aku memang salah satu dari gadis remaja yang memiliki tubuh yang plus size. Dan aku selalu tidak merasa percaya diri.

Saat itu aku hanya membalas sapaan nya dengan senyuman kecil, berusaha menghindari hari ku agar tidak semakin buruk.

Tak lama, Alya datang dengan terburu-buru, jas almamater nya saja belum digunakan.

"Heh, cepet! Udah disuruh ke lapangan. Malah diem dikelas." Ucap nya kala itu, sambil terburu-buru menyimpan tas nya disamping bangku ku.

Mendengar ucapan Alya, teman sekelas ku yang notabene nya dominan lelaki memilih bersiap meski bibir mereka terus mengeluh malas, dan tidak ingin upacara.

"Ayo, Nay!" Ucap Alya kepadaku saat dia sudah siap dengan Almamater dan juga Topi nya-syarat wajib saat upacara disekolah ku waktu itu.

"Lah, aku mah udah siap daritadi. Nunggu kamu tuh." Ucap ku, sambil berdiri dan berjalan keluar kelas.

Alya yang aku tinggalkan saat itu, aku ingat hanya tertawa saja. Ah aku rindu anak itu.

Aku berjalan bersama Alya dan teman ku yang lain, untuk informasi, aku sekelas hanya ada 5 perempuan, asalnya 6.

candala ˚˳° jake✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang