Hari itu merupakan hari Minggu. Hari yang ditunggu-tunggu semua anak sekolah.
Kala itu, aku sedang ada janji dengan kenalan ku, salah satu teman SMP.
Kami janjian disalah satu Kedai Seblak yang terkenal enak namun tempat nya terpencil.
Demi seblak, sejauh apapun tempat nya akan ku lalui.
Aku dan kenalan ku, sebut saja Deliya. Sudah tiba ditempat seblak itu, sudah memesan juga.
Aku memesan seblak suki+tulang. Sementara Deliya memesan seblak komplit.
Aku dan Deliya banyak berbagi cerita kala itu, karena sudah lama tidak jumpa, kami juga kebetulan beda sekolah.
Deliya ini sebelas-duabelas dengan Alya.
Cantik, langsing, tinggi dan pintar. Tapi, minus nya Deliya ini, dia receh sekali. Suka tertawa karena hal-hal kecil yang menurut ku tidak terlalu lucu untuk menjadi bahan ketawa.
Namun, mungkin bagi nya itu lucu.
Seperti saat itu, saat kami menunggu pesanan seblak, Deliya terhitung sudah dua kali tertawa terbahak-bahak.
Pertama, karena dia melihat foto kucing yang oleh pemilik nya diwarnai kuning, yang berasal dari kunyit. Katanya, niat si pemilik ingin mengobati jamuran si kucing, eh malah warna kuning nya menempel membuat kucing itu terlihat seperti Pikachu dimata ku, untuk yang ini aku juga sedikit tertawa, gemas sekaligus kasihan pada si Kucing.
Kedua, dia melihat video pendek di aplikasi tiktok, dimana didalam nya hanya ada sepotong roti yang asalnya berdiri tegak, lalu kemudian terjatuh.
Jujur, demi dewa Neptunus, aku tidak tau letak kelucuan nya dimana. Itu kan hanya sepotong roti. Iya kan?
Tapi, itu malah membuat Deliya tertawa sampai terjengkang dari kursi nya, untung tidak sampai jatuh.
Memang, setiap orang ada kelebihan dan kekurangan nya sendiri.
Tak lama, pesanan kami datang, kami tidak sabar untuk segera memakan nya.
Aku menambahkan sepotong perasan jeruk limau ke dalam kuah seblak, untuk menambah kadar kesegaran.
Deliya juga.
Kami memakan nya dengan tenang, sepertinya Deliya hanya akan tenang saat makan saja. Kulihat dia anteng dengan seblak nya, padahal tadi terus-menerus menggerutu karena seblak nya tidak datang-datang.
Keadaan di kedai ini cukup ramai, maklum hari Minggu.
Kedai ini juga dibuka disebuah rumah pribadi bukan ruko seperti yang lain, jadi tempat nya alakadar nya.
Namun, sumpah. Rasa seblak nya sangat enak, pas dengan selera ku, harga nya juga sangat ramah dikantong pelajar.
Asik memakan seblak, aku tidak sadar bahwa ada beberapa pelanggan kedai yang datang.
"Duduk dimana atuh?"
"Itu, disitu aja, Yang."
Suara itu,
Aku tidak asing dengan suara itu.
Untuk memastikan pendengaran ku, aku menoleh ke arah belakang ku, melihat siapa pelanggan baru kedai ini.
Hah, rasa seblak ini sangat pedas sebetulnya, tapi tidak membuat ku sampai ingin menangis.
Tapi, melihat pemandangan yang ku tangkap oleh kedua iris mata ku saat itu malah membuat ku ingin menangis saat itu juga.
Itu Kak Azka. Dengan seorang perempuan cantik yang kuketahui adalah pentolan sekolah ku juga.
'Itu, disitu aja, Yang.'
Kalimat itu terputar dikepala ku, berarti perempuan itu dan Kak Azka ...
Mereka pasangan?
Sial, kenapa rasanya menyesakan. Aku bahkan sampai melupakan seblak yang tadi rasanya ku agung-agungkan.
Sial nya lagi, Kak Azka dengan perempuan cantik itu datang berjalan ke arah ku.
Seketika aku sadar, bangku disebelah ku saat itu tengah kosong.
Aku menunduk, berusaha tidak bersitatap dengan nya, yang kuyakini sadar bahwa aku ada disini.
Aku mendengar kursi ditarik, dan kedua nya duduk.
"Nay!" Sial, Kak Azka jangan sekarang, kumohon.
Aku merasa ada tatapan mengarah padaku, aku seketika mendongak.
Betul saja, Kak Azka, perempuan itu dan Deliya tengah menatap ku.
"Kamu kenal?" Tanya Deliya.
Aku mengangguk sekilas.
Berusaha sopan, aku membalas perkataan Kak Azka dengan senyuman, tidak lupa kepada perempuan yang dibawa nya.
Perempuan itu tanpa kuduga membalas senyuman ku kembali, dia terlihat sangat anggun.
Berbeda dengan mantan Kak Azka yang kemarin.
"Nay, lihat. Luka nya udah kering." Ungkap kak Azka yang duduk diseberang ku, sambil menunjuk pelipis nya.
Aku tersenyum tulus sambil mengangguk, bahagia mendengar nya.
Aku tangkap, Deliya menatap ku bingung.
Berbeda dengan perempuan yang Kak Azka bawa, ia masih tersenyum kalem.
Perempuan yang duduk disebelah ku itu tiba-tiba mengulur kan tangan nya kearah ku.
Aku bingung, namun masih menyambut uluran tangan itu.
"Makasih ya udah nolong Azka waktu itu. Kenalin, aku Titania.
Pacar Azka."
Mendengar nya, membuat pergerakan ku terhenti.
Hah, Kak Azka. Kamu ini ya, benar-benar menyebalkan, tapi aku tidak benci kamu.
Aku malah membenci diriku, yang saat itu berpikir bisa lebih dekat dengan mu karena kita yang hanya bertukar pesan melalui Instagram.
Kak Azka, perempuan itu sangat cantik dan menawan. Bagaimana bisa aku bersaing dengan nya?
can.da.la
![](https://img.wattpad.com/cover/285240550-288-k834280.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
candala ˚˳° jake✓
Teenfikce⚠️mengandung konten kebucinan anak sekolah kepada kakak kelas⚠️ [bahasa - AU - true story] can.da.la [Adj] rasa rendah diri. Ini tentang kisah masa sekolah ku, dimana aku mengagumi seseorang yang sempurna dari segi manapun aku lihat. Untuk kamu, yan...