nol empat | maaf ya, Azka

42 9 0
                                    

Azka Janu Haidar,

Sejak kejadian dia tersenyum pada ku beberapa waktu lalu, entah mengapa kami menjadi sering bertegur sapa.

Aku sendiri tidak tau jelas nya karena apa. Tapi itu membuat ku selalu merasa bahagia. Dia punya senyum yang menawan tahu.

Setiap kami tidak sengaja berpapasan, entah di Lab Komputer atau Mushola. Dia selalu sempat menyapa ku entah dengan senyuman atau perkataan.

Ah ya, soal Pacar Kak Azka kemarin, aku dengar dari Alya mereka sudah putus, katanya si perempuan jalan dengan anak sekolah lain.

Sial, sesempurna Kak Azka saja masih bisa dikhianati.

Tentu, kemajuan ini diketahui oleh Alya, yang notabene nya tau kalau aku suka curi-curi pandang pada Kak Azka.

Dia pun selalu bilang untuk mencoba follow Instagram nya lagi saja. Atau selalu mengecengi ku dengan kata cie cie.

Tapi, ya aku menolak. Lagi-lagi karena tidak percaya diri.

Apalagi, saat Kak Azka menyapa ku saat didepan kelas, dia dan teman nya seperti habis kembali dari kantin.

Kak Azka menyapa ku, "Nay." Katanya sambil berjalan melewati ku.

Namun, teman-teman nya yang lain justru hanya menyapa Alya yang duduk disebelah ku.

Kak Azka tahu namaku darimana? Aku juga sebetulnya tidak tahu. Tapi ya aku saat itu tidak pikirkan, namun merasa special–Kak Azka kok tau namaku, jangan-jangan ...

Banyak spekulasi yang muncul dikepalaku, namun lagi-lagi aku harus sadar posisi ku dimana.

"Iya Kak." Balas ku kala itu. Sambil menahan debaran di dada, dan juga cubitan Alya.

Setelah mereka berlalu, aku dapat dengar teman-teman Kak Azka menanyakan sesuatu pada Kak Azka.

"Kamu kenal cewek yang besar itu? Kok bisa? Padahal temen nya disebelah cantik banget loh itu."

Seketika, senyuman dibibir ku kala itu luruh. Kembali sadar bahwa aku sangat jauh dengan Kak Azka.

Aku tidak tahu Kak Azka menjawab pertanyaan itu bagaimana karena mereka sudah terlanjur masuk ke kelas nya.

Aku menoleh ke arah Alya yang tengah sibuk memakan batagor nya. Menatap wajah Alya dari samping, Alya benar-benar cantik.

Kontras dengan diriku, aku seperti nya kebalikan dari kecantikan Alya.

Alya itu punya nafsu makan yang tinggi, suka jajan yang berminyak-minyak, dan juga tidak suka olahraga.

Tapi, badan Alya selalu tetap kurus, bahkan tidak bertambah berat badan nya. Wajah nya mulus tanpa bekas jerawat atau pori-pori besar yang terlihat.

Berbeda dengan ku, jika aku boleh membandingkan, Diriku seperti Alya versi low.

Aku tidak kurus, kulit ku tidak secerah kulit Alya, wajah ku tidak mulus ada bekas jerawat yang tidak hilang, rasanya jika aku bernafas saja berat badan ku naik 2kg.

Memang metabolisme tubuh sangat berpengaruh.

Saat itu, aku bahkan berpikir, 'kenapa Alya mau berteman dengan ku?' atau malah 'kenapa aku mau berteman dengan Alya yang sangat sempurna?'

Aku asik terlamun, memikirkan perkataan teman-teman Kak Azka tadi, dan juga sibuk menatap Alya.

Sampai Alya menengok, "masuk kelas yuk, batagor aku dah abis, mau minum." Katanya.

Aku mengangguk, dan mengikuti nya kedalam kelas.

Sambil menengok ke arah kelas Kak Azka, sambil tersenyum sendu.

Kak Azka, maaf ya aku yang banyak kekurangan nya ini malah berani menyukai mu.

can.da.la

candala ˚˳° jake✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang