nol lima belas | titip untuk Kak Tio dan Kak Ucup

27 7 0
                                    

Keesokan hari nya setelah kejadian Kak Tio dan Kak Ucup mengantar ku.

Aku inisiatif untuk membalas bantuan mereka, aku memasak untuk mereka, semoga saja rasanya tidak terlalu buruk dan masih dapat ditelan.

Aku sudah mengirim pesan lewat direct message kepada Kak Azka untuk bertemu didepan kelas.

Aku bertemu Kak Azka untuk menitipkan masakan yang kubuat ini, semoga hari Kak Azka akan berkumpul dengan teman-teman nya.

"Nay." Sapa Kak Azka yang terlihat baru keluar dari kelas nya.

Saat itu tengah jam istirahat siang hari, teman ku yang lain pergi ke mushola, sementara saat itu aku sedang halangan.

Aku tersenyum, lalu menggeser sedikit duduk ku agar berjarak dengan Kak Azka.

"Ada apa?" Tanya nya.

Aku gugup, bingung harus mulai darimana.

"Em, Kak. Maaf, hari ini bakal ketemuan sama Kak Tio atau Kak Ucup?"

Setelah aku selesai berkata, aku dapat lihat wajah Kak Azka nampak kebingungan.

"Gatau juga sih, kenapa emang nya?" Kata Kak Azka sambil menyugar rambut nya yang mulai memanjang ke belakang.

Astaga, Kak Azka! Kamu tambah tampan, tau!

Aku terdiam, entah antara terpesona oleh Kak Azka atau bingung ingin berkata apa lagi.

Tidak mau berlarut-larut, aku mengambil bungkusan yang sedari tadi kusimpan disamping kursi, lalu menyerahkan nya kepada Kak Azka.

Kak Azka menatap bungkusan kotak makan itu sebentar, lalu menatap ku.

"Buat siapa?"

"Kalau hari ini mau ketemu Kak Tio atau Kak Ucup, aku titip ini buat mereka ya, Kak. Kemarin soalnya mereka udah bantu aku kemarin." Jelas ku.

Kak Azka tidak kunjung menerima bungkusan itu, aku menatap nya.

Kudengar Kak Azka menarik nafas nya, lalu menerima kotak makan yang kuberikan.

"Ini apa?" Tanya nya sambil mendekap kotak makan yang kuberikan.

"Aku masak buat mereka, ucapan terimakasih, semoga enak dan cocok dilidah mereka. Kalau Kak Azka sama Kak Dani mau nyoba, boleh. Aku buat lebih kok." Jelas ku.

Kak Azka menatap ku lalu menunduk, menatap kotak makan yang kuberikan. Lalu terdiam.

Aku bingung kenapa saat itu Kak Azka diam saja, apa dia tidak mau aku titipkan bungkusan itu ya?

"Kak Azka keberatan, ya?" Ungkap ku tak enak.

Kak Azka tiba-tiba mengangkat pandangan nya, "engga,"

"Terus kenapa diam?"

Kak Azka tersenyum kecil sambil menatap ku.

Oh tuhan, godaan pacar orang memang sangat kuat.

"Nanti aku kasih ke mereka, ya. Pasti enak, aku suka liat sg nya Alya kalau ngepost bekel yang kamu bawa, katanya 'makanan yang dibuat Nay selalu enak.' jadi pasti enak deh ini, Tio sama Ucup pasti makan sampe abis." Jelas Kak Azka, panjang.

Aku terdiam, Alya memang suka mengunggah gambar ke storygram tentang bekal yang aku bawa. Dia memang suka mencoba bekal yang selalu kubuat sendiri kesekolah dan mengunggah nya.

Dan, Kak Azka melihat nya.

Aku tersenyum simpul, "semoga kak, kalau ada dari Kak Tio sama Kak Ucup ada alergi terus ternyata ada dibahan masakan yang aku buat, jangan disuruh makan ya kak. Aku gatau mereka ada alergi atau engga." Jelas ku.

Kak Azka kembali menatap ku, "kamu peduli banget sama mereka?"

Aku terkejut, "Aku bikin itu buat ucapan terimakasih, Kak."

Kak Azka tiba-tiba tersenyum, "mereka gapunya alergi macem-macem, paling alergi dompet kering."

Kak Azka ini sedang melucu ya? Apa aku harus tertawa?

Saat itu aku malah tersenyum kecil.

Kami saat itu mengobrol sebentar, sampai Kak Azka yang pamit untuk melakukan ibadah ke mushola, meninggalkan aku sendirian.

Dan segerombolan perempuan yang sedari tadi memperhatikan ku dan Kak Azka, bahkan mereka memotret kami yang duduk berdampingan.

Dan kukira, hari-hari buruk ku dimulai dari situ.

can.da.la

candala ˚˳° jake✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang