nol dua belas | kamu cantik dan pantas Alya

30 8 0
                                    

Setelah kejadian di Kedai Seblak itu, aku menjadi tambah ingin menghapus perasaan ku pada Kak Azka.

Semakin menyesali kenapa aku bisa-bisanya suka pada sosok yang seperti dia.

Sebenarnya, Kak Azka masih suka mengirim direct message kepada ku lewat Instagram, namun ku abaikan. Takut-takut jika merespon nya malah akan semakin sulit bagiku melupakan nya.

Lagipula, saat itu sebentar lagi akan memasuki waktu Ujian Tengah Semester, jadi aku harus fokus belajar.

Saat itu, aku tengah duduk di depan perpustakaan, didepan perpustakaan ku itu disediakan tempat untuk membaca, berdiskusi dan lain-lain.

Aku duduk bersama beberapa teman ku yang mau mencari beberapa materi untuk ulangan.

Aku duduk bersebrangan dengan Alya, aku duduk diapit oleh kedua teman lelaki ku, nama nya sebut saja Panji dan Damar.

Sementara Alya diapit oleh dua teman perempuan ku, Sika dan Widya.

Panji dan Damar ini yang kuingat memang lelaki yang cukup rajin jika dibandingkan dengan teman sekelas ku yang lain, mereka mau jika diajak membahas materi dengan serius. Mereka juga selalu masuk 10 besar.

Kami sibuk mencatat beberapa materi yang kemungkinan akan muncul saat ulangan, bersumber dari kisi-kisi yang diberikan beberapa guru.

Tak lama, dari arah belakang kudengar ada segerombolan lelaki yang lewat. Lelaki kelas Kak Azka.

Aku berusaha tidak menengok ke arah mereka, takut-takut ada Kak Azka didalam nya.

Namun, sial nya. Gerombolan kakak kelas itu malah mendekat ke arah kami yang sedang mencatat.

Mereka memanggil Panji dan Damar, ah aku lupa, Panji mengikuti ekstrakurikuler Basket, sementara Damar ikut Futsal.

Sementara, gerombolan laki-laki itu merupakan gabungan antara kedua ekskul tadi. Yang kudengar, kedua ekskul kebanggan sekolah ku itu akan melakukan perkumpulan, tapi tidak tau rinci nya seperti apa.

Aku menoleh saat salah satu kakak kelas memanggil Damar dan Panji.

Sial lagi-lagi sial. Ada Kak Azka.

Kak Azka tersenyum padaku, seolah menyapa.

Aku membalas nya, hanya dengan menganggukan kepala.

Panji dan Damar mendekat kearah kakak kelas tadi, bahkan Damar menyuruh ku pindah posisi dulu. Aku turuti.

Aku kembali menulis, namun tak sengaja aku menangkap tatapan Alya, bukan pada ku. Tapi,

Pada Kak Azka.

Aku tercenung. Aku tidak salah liat, Alya menatap Kak Azka, bahkan sambil menahan senyum nya.

Sementara Kak Azka yang kulihat malah ikut dalam pembicaraan yang dilakukan teman-teman nya, tidak sadar Alya menatap nya.

Aku menipiskan bibir ku, lalu tanpa sadar tersenyum remeh.

Jadi, Alya juga menaruh rasa pada Kak Azka?

Padahal, dia tau aku sedang menyukai nya dan bahkan saat itu dalam usaha melupakan nya?

Aku harap itu hanya praduga ku ya Alya. Aku tidak mau hubungan ku rusak dengan mu.

Tapi, kalau kamu memang suka sama Kak Azka, tidak apa. Kamu cantik dan pantas.

Tinggal aku yang memang harus berusaha sedikit keras lagi untuk menghapus perasaan ku.

can.da.la

candala ˚˳° jake✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang