nol enam belas | hari buruk dimulai (1)

26 6 0
                                    

Saat itu, aku tidak tahu bahwa ada siswi lain yang memperhatikan ku dan bahkan mengambil gambar kami saat mengobrol dan memberikan kotak makan kepada nya.

Sampai besok nya, berita tentang aku yang menyukai dan berusaha menempeli Kak Azka tersebar.

Aku yang belum tau apa-apa saat itu merasa biasa saja saat tatapan murid lain mengarah kepada ku saat aku datang kesekolah.

Mungkin aku kurusan? Haha.

Sampai masuk kelas, aku masih tidak tau apa-apa.

Lalu Alya datang dan mulai memberikan informasi yang tersebar.

Aku tersenyum kecut mendengar nya saat itu, namun dominan gelisah.

Bagaimana jika Kak Azka merasa terusik dengan berita ini? Dan bagaimana jika Kak Tania mendengar nya? Oh, sial.

Opsi itu malah membuatku makin gelisah daripada berita aku menyukai nya.

Aku tidak mengelak, aku suka dia. Tapi kan sedang berusaha menghapus perasaan.

"Kamu tau ga siapa yang nyebar?" Ungkap Alya kepada ku.

Aku menggeleng tanda tak tahu.

"Kak Sekar sama Nindi, mantan nya Kak Azka yang nyebar."

Aku menoleh, "Sekar? Nindi?" Aku tidak tahu siapa mereka.

"Serius? Kak Sekar itu kelas 12 Perkantoran 2, dia diputusin Kak Azka katanya gara-gara ketauan kiss sama temen seeskul Kak Azka. Kalau Nindi, dia yang waktu itu manggil kamu ke kelas loh, inget ga?" Jelas Alya.

Aku mengingat Nindi, perempuan judes itu ternyata namanya Nindi.

Sementara Kak Sekar? Aku tidak tahu sama sekali. Dan soal kiss? Astaga, itu sungguhan?

"Kamu ada masalah sama mereka? Sampe nyebar berita gini?" Tanya Widya yang duduk didepan bangku ku.

Aku menggeleng, kenal juga sebatas nama saja.

"Kok bisa mereka nyebarin yang gitu dong? Ganggu banget." Kata Sika yang ikut menimbrung.

Aku lagi dan lagi menggeleng, aku bingung harus berreaksi seperti apa saat itu.

"Halah, paling masih ngarep ke Kak Azka itu mah cewe dua. Kan diputusin mereka tuh." Tiba-tiba teman lelaki ku ikut nimbrung, Rafly nama nya. Dia memang sedikit suka bergosip sebagai laki-laki.

Kami menatap Rafly, dalam hati mengiyakan opini milik Rafly.

Namun, tanpa kusadar saat itu, Alya tidak banyak berbicara dan malah terlihat sangat tenang saat itu.

Alya, aku sedang dalam perjalanan di bully oleh satu sekolah saat itu, kamu kenapa tenang sekali?

Ah, aku lupa. Kamu kan suka Kak Azka, ya?

can.da.la

candala ˚˳° jake✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang