enjoy this chapter..
Seseorang yang menghubungi Christ merupakan Sam, adik kelas Christ saat SMA. Sam berprofesi sebagai polisi. Entah polisi apa Christ tidak terlalu tahu. Yang Christ tahu sekarang Sky sedang bersama Sam. Christ menghembuskan nafas lega mengetahui Sky akan aman bersama Sam.
Setelah menghubungi Sam, Christ bergegas menuju kantor kepolisian dekat taman tempat berada. Ia sangat bersyukur ada ketika matanya sudah menangkap pemuda tinggi berseragam polisi bersama seorang pemuda lain yang sangat ia kenali.
"Sky," helaan nafas lega keluar begitu saja dari mulut Christ. Christ mempercepat langkahnya menghampiri dua pemuda itu.
"Sky," Christ memeluk erat pemuda yang sedari tadi ia cari. Nafasnya memburu, jantungnya berdegub kencang merasakan kulit halus itu dalam pelukannya. Hanya beberapa jam saja mereka berpisah Christ sudah takut. Takut kehilangan. Berkali - kali Christ menghela nafas lega, kepala Sky ia tempelkan ke dadanya membiarkan Sky mendengarkan detak jantungnya yang berdetak tidak normal.
"You have no idea how worried I was, Sky," Christ mendongak menenangkan dirinya juga. Christ merasakan tangan Sky meremat pakaian yang ia gunakan.
"Christ jahat, Christ sama jahatnya dengan orang itu," Christ tidak mengerti mengapa Sky menyebut Caesar sebagai orang jahat. Namun Christ lebih tidak terima ketika Sky bilang dirinya juga jahat. Pemuda 24 tahun itu menggeleng kuat.
"Tidak, Sky yang jahat, Sky mengapa pergi tadi?" dapat Christ rasakan dipelukannya Sky menggeleng.
"Sky tidak jahat, Christ yang jahat!" anak itu menekankan kalimatnya kesal.
"Ekhm," sebuah dehaman membuat Christ melepaskan pelukannta. Seorang pemuda berseragam polisi menatap dua orang yang lebih pendek di hadapannya dengan senyuman canggung. Christ ikut tersenyum tidak enak.
"Sam, makasih ya, maaf jadi ngerepotin," sudah lama Christ tidak bertemu dengan Sam. Pemuda itu sekarang sudah tinggi, badannya juga kekar. Mungkin faktor pelatihan akademi polisi.
"Nggapapa kok Christ, Sky ini aku kasih ke kamu saja, disimpan baik - baik ya," Sam memberikan sebuah boneka anjing berwarna putih kepada Sky yang diterima anak itu senang. Sam tersenyum kemudian menepuk kepala Sky pelan. Christ tanpa sadar memberikan tatapan tajam kepada tangan ramping Sam yang terletak nyaman di kepala Sky. Terlebih Sky hanya tersenyum manis sambil memainkan boneka anjing itu.
"Ekhm," Christ membawa Sky dalam rangkulannya. Sam melepaskan tangannya dari kepala Sky dengan gerakan canggung. Terlebih tatapan yang diberikan mantan seniornya itu sangat tidak mengenakkan.
"Kami duluan," ucap Christ sambil menarik Sky pelan berbalik arah ingin kembali. Namun Sky menahan tubuhnya.
"Dadaaa Sam, ketemuu lagii nanti yaa?" Sky melambaikan tangan yang dibalas anggukan pelan oleh pemuda berseragam polisi itu. Christ berdecak, menarik Sky lagi dan mempercepat jalannya.
Cemburu kah?
.
.
Christ menghela nafas lelah menatap Sky yang memeluk boneka anjing sambil serius menonton TV yang menampilkan acara kartun. Biasanya jam - jam segini saat Christ tidak ada pekerjaan apapun Sky akan menempel kepadanya, entah memeluk atau menggelantung di punggung kekar Christ. Namun anak itu sekarang duduk tenang, lebih memilih memeluk sebuah boneka anjing putih yang baru ditemuinya dibanding Christ yang sudah menjaganya selama hampir 5 bulan ini. Jujur, Christ tidak suka membagi perhatian Sky seperti itu.
"Sky, Christ di sini loh, masa dicuekkin?" Christ duduk di sebelah Sky yang berselonjor di karpet favoritenya itu. Sky mengabaikan Christ, tangannya mengelus bulu - bulu boneka itu lembut. Matanya menatap televisi tanpa mempedulikan Christ yang sedari tadi berusaha mengambil perhatiannya. Entah itu menoel - menoel pipi Sky, menidurkan kepalanya di paha Sky, perhatian anak itu masih berpusat di televisi dan boneka barunya.
"Christ!" Sky berteriak ketika bonekanya diambil secara paksa oleh Christ. Mata Sky menatap tajam Christ yang juga menatapnya. Boneka anjing itu dilempar oleh Christ secara asal, sepersekian detik Sky sudah berpindah tempat, menyenderkan diri di dada Christ. Christ memeluk erat Sky.
"Kenapa cuekkin Christ, hm?" Sky meringkuk dalam pelukan Christ. Bibirnya mencebik kesal ketika tangan Christ menyentuh punggungnya. Kemudian anak itu menyembunyikan wajahnya di dada Christ.
"Christ jahat," Christ menghela nafas lelah. Sudah berkali - kali ia bertanya kepada Sky namun jawaban yang diberikan selalu sama.
"Kenapa Christ jahat?"
"Christ sama seperti dia, jahat, suka marah - marah," Sky meremas pakaian yang digunakan Christ. Tidak seperti malam - malam biasa, Christ menggunakan atasan kali ini.
"Kenapa Christ pakai ini?" tiba - tiba Sky mendongak menunjuk atasan yang digunakan Christ. Christ tersenyum gemas dan menjawil hidung Sky.
"Christ tidak marah kalau Sky tidak nakal," Sky tidak menjawab pertanyaan Sky. Sky mendengar pernyataan Christ mencebik dan menggeleng.
"Sky tidak nakal."
"Nakal, kenapa gigit - gigit?" Christ meremas pelan rambut blonde Sky.
"Dia jahat," ingin marah rasanya Christ ini.
"Kan Sky baru ketemu, kenapa bisa tau dia jahat?" Sky mengedikkan bahunya.
"Tak tahu," Sky menedikkan bahu merasa tidak perlu menjawab.
Sudah lah, Christ kesal.
Thank you for reading..
Please kindly give your comment and vote <3Spoiler Special Seungmin's Birthday Chapter
Keliatan banget si 😅😂 hope you enjoy it!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Samoyed | Chanmin
FanfictionChrist, seorang pekerja kantoran yang hidup biasa - biasa saja terpaksa membawa pulang seekor Samoyed yang mengikutinya. Namun, mengapa yang ia dapat seorang pemuda?