enjoy this chapter..
Ada dua hal yang Christ bingungkan dari Sky. Pertama, masa lalu Sky dan yang kedua adalah hubungan anak itu dengan Caesar. Sky selalu memiliki aura bermusuhan jika ia membicarakan Caesar. Sudah beberapa kali Christ berusaha menguak hal tersebut namun jawaban yang ia dapatkan selalu sama, 'Caesar orang jahat'. Obrolan mereka pun pasti akan berakhir dengan Sky mengalami serangan panik, atau menangis, atau bahkan marah kepadanya.
Namun hal itu tidak membuat Christ takut ataupun jera. Hari ini Christ kembali berusaha menguak apa yang terjadi antara Caesar dengan Sky dengan lebih nekat lagi.
Mempertemukan Sky dengan Caesar secara langsung.
Christ dengan Sky sudah duduk di salah satu Café di dekat flat yang ditinggali mereka berdua tinggali. Christ berulangkali menggumamkan kata maaf dalam hatinya begitu melihat senyum cerah Sky memakan kue yang mereka pesan. Christ yakin senyum itu akan hilang sebentar lagi.
"Christ.." terbukti, saat pemuda lain yang ia undang datang, tubuh Sky menjadi kaku di tempat. Senyum anak itu meluntur digantikan getaran - getaran kecil pada ujung bibirnya. Christ meremas sendoknya gelisah.
"Caesar, silahkan duduk," Christ mempersilahkan Caesar duduk di hadapannya. Caesar terlihat bingung sebelum mengangkat salah satu sudut bibirnya dan duduk menuruti Christ.
"Kenapa memanggil?" Caesar melipat kakinya dan membuka buku menu. Christ meneguk ludah merasakan aura kemarahan dari Sky yang duduk di sampingnya. Christ menggaruk lehernya yang tiba - tiba berkeringat.
"Kenapa dia di sini?" ketus Sky menatap Christ meminta penjelasan. Christ meneguk ludahnya sebelum berbicara. Christ tidak pernah merasakan rasa gugup ini sebelumnya.
"Sky, kita kenalan yang bener ya sama dia, namanya-" ucapan Christ terpotong.
"Ngga mau!" Sky menggeleng heboh, Christ menaruh kedua tangannya di dada Sky, menepuk - nepuknya perlahan agar Sky bisa lebih santai.Christ dapat merasakan jantung Sky yang berdetak dengan kencang, pelipis Sky sudah sedikit basah dengan keringat. Terlihat pupil anak anjing itu bergetar. Christ cukup terkejut. Sky terlihat
sangat.. sangat.. ketakutan.
Di sisi lain, Caesar duduk manis menatap interaksi dua pemuda yang lebih muda di hadapannya. Dengan tenang ia memanggil pelayan tanpa suara, memesan secangkir kopi dan kembali memfokuskan pendengarannya kepada kata - kata menenangkan dari Christ yang ditujukan untuk Sky.
"Sky, kamu sudah gigit dia kemarin, ayo kenalan lalu minta maaf," Christ memberi pengertian kepada Sky, nafas anak itu memburu kemudian menggeleng lagi.
"Ngga mau!" suara Sky mengeras mengundang perhatian beberapa orang yang juga sedang berada di sekitar mereka. Christ menatap Caesar dan juga beberapa orang yang memperhatikan mereka dengan pandangan tidak enak.
"Sky tidak mau! Dia orang jahat! Sky tidak mau berkenalan dengan orang jahat!" Christ menarik nafas menahan emosi yang seketika menyeruak. Rasa lelah akan penasaran mulai menutup akal sehatnya.
"Berhenti bilang dia orang jahat Sky!" Christ membentak Sky, mata anak itu seketika berkaca - kaca namun hal itu tidak memberhentikan kemarahan Christ. Saat ini Christ hanya ingin mengetahui apa yang terjadi diantara dua manusia ini dan sudah! Ia dan Sky akan hidup tenang bersama.
"Kamu selalu bilang dia orang jahat tanpa kasih tau ke aku alasannya!" mulut Sky menutup, tangannya meremas pakaian yang ia gunakan dengan gelisah.
"Kasih tau aku Sky! Aku hanya khawatir," Christ melirih di bagian akhir kalimatnya. Nafasnya memburu,ia tak mempedulikan bahwa pusat perhatian sekarang berada pada dirinya.
"Sky ngga tau Christ! Sky ngga tau!" Sky ikut berteriak marah. Ini pertama kalinya Sky mengeluarkan amarahnya dengan cara seperti itu. Namun, Christ sedang tidak berada dalam pikiran yang tenang. Mendengar amarah Sky membuat emosinya semakin melonjak.
"Kalau kamu ngga tau, kamu ngga bisa bilang seseorang jahat! Sekarang minta maaf ke Caesar!" Sky menggeleng. Christ menarik pergelangan tangan Sky keras.
"Minta maaf Sky!" Sky berteriak merasakan tangannya semakin sakit digenggam keras oleh Christ.
"Minta maaf atau aku tinggal?! Aku ngga mau bawa pulang anak nakal!" tatapan Christ sangat tajam tak mempedulikan ekspresi kesakitan yang Sky perlihatkan. Sky menatap tak percaya kepada pemuda tempat ia berpulang akhir - akhir ini. Dengan paksa Sky melepaskan tangannya dari genggaman Christ, mengabaikan denyutan keras yang terasa.
"Ngga mau! Kalian semua jahat! Semuanya jahat!" Sky bangkit berdiri dengan keras membuat kursi yang ia duduki terjatuh. Sambil memegangi pergelangan tangannya yang memerah Sky berlari keluar cafe tanpa arah yang jelas. Dapat terlihat air mata anak itu yang mengalir di kedua pipinya.
Christ menghela nafas keras, seperti tersadar apa yang ia lakukan. Bodohnya Christ, bukannya mengejar Sky yang berlari tak tentu arah malah ia menenggelamkan kepala ke dalam kedua telapak tangan. Christ hampir melupakan kehadiran pemuda lain yang ia undang. Christ mengatur nafasnya berusaha mengendalikan amarah yang sempat terlepas tadi.
"Maaf soal itu, ngomong - ngomong bagaimana pekerjaanmu Caesar?" tanpa melihat ke lawan bicara Christ bertanya untuk mengalihkan kecanggungan yang terjadi. Mengingat Caesar hanya diam tak mengatakan sepatah kata ketika pertengkarannya dengan Sky terjadi.
"Pekerjaanku lancar berkatmu Christ."
.
.
Christ mengerang frustasi. Ia sudah kembali ke flat yang ia tinggali tanpa membawa pemuda yang sudah menemaninya akhir - akhir ini. Caesar berpamitan untuk pergi setelah beberapa menit Christ membuka percakapan basa - basi. Entah dari Sky maupun Caesar, Christ tidak mendapat kejelasan jawaban akan permasalahan yang terjadi. Bahkan sekarang ia kembali kehilangan Sky.
Christ merutuki kebodohannya yang tadi bertindak kasar dan lamban. Bagaimana bisa Christ membiarkan Sky lari begitu saja tanpa mengejar bahkan Christ tidak memanggil nama itu untuk kembali. Christ mengusap wajah kasar. Kekhawatiran, ketakutan, kerinduan, berbagai perasaan yang membuatnya tidak nyaman membelenggu begitu saja tanpa bisa ia cegah.
Sebenarnya Christ sudah mencari keberadaan Sky. Setelah Caesar meninggalkannya sendiri, Christ dengan bodoh berdiam diri masih berusaha memahami keadaan yang sedang terjadi kepada dirinya. Hingga kesepian mulai terasa, tidak ada celotehan Sky, tidak ada permintaan manja anak itu, tangannya juga terasa ringan. Christ tidak suka. Segera Christ bergegas mengikuti jejak Caesar, meninggalkan cafe dengan harapan Sky tidak berlari terlalu jauh.
Anak itu masih mengkhawatirkan. Terlebih masalahnya dengan 'orang jahat' belum selesai juga. Kekhawatiran seperti yang Christ rasakan saat pertama kali Sky berlari pun terasa kembali oleh pemuda 24 tahun itu. Christ berlari ke sana ke mari, menanyakan ke beberapa orang yang lewat. Hanya dengan modal foto dan deskripsi ciri - ciri, jawaban yang Christ dapatkan selalu sama. Sebuah gelengan dengan permintaan maaf. Hingga langit mulai berwarna oranye, Christ memutuskan untuk pulang sejenak.
Terdapat secuil harapan ketika ia membuka pintu flat, Sky akan duduk dengan tenang di karpet favoritenya. Meski rasanya tak mungkin mengingat Sky tidak mengingat jalan pulang maupun passcode flat mereka, namun Christ tetap berdoa dalam hati.
Christ tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya ketika kekosongan yang ia dapatkan sesaat setelah ia membuka pintu. Tak ada sapaan selamat datang, tak ada panggilan kerinduan, tak ada suara televisi menyala. Hanya keheningan, kekosongan, dan ruangan yang dingin yang ia dapatkan.
Christ serasa ingin menangis mengingat bagaimana kecewa yang ia rasakan mendapatkan ia pulang ke flat tanpa Sky di sisinya, dan tanpa Sky yang menyambutnya. Kehadiran Sky sudah menjadi kebiasaan untuk Christ. Christ sudah biasa direpotkan dengan sikap manja anak itu, sudah biasa dengan keimutan yang ditampilkan anak itu untuk mendapatkan apa yang ia mau, sudah biasa dengan suasana berisik yang dihasilkan anak itu. Christ tidak ingin merasakan kesepian yang saat ini ia rasakan lebih jauh lagi.
Christ harus segera menemukan Sky. Ya, harus!
Hari ini itu dulu yaa..
Please support my samoyed <3Thank you for reading..
Please kindly give your vote and comment <3
KAMU SEDANG MEMBACA
My Samoyed | Chanmin
FanfictionChrist, seorang pekerja kantoran yang hidup biasa - biasa saja terpaksa membawa pulang seekor Samoyed yang mengikutinya. Namun, mengapa yang ia dapat seorang pemuda?