enjoy this chapter...
Christ menginap di rumah Lewis karena kondisi Sky yang tidak memungkinkan untuk dibawa pulang malam ini, selain itu Christ juga tidak mau repot mengurus Sky sendiri di flat kecilnya.
"Keluar juga lu, daritadi gue denger nangis - nangis aja," Lewis duduk dengan memangku kepala Felix yang berbaring berselonjor. Kedua pemuda itu menatap Christ yang baru keluar dari kamar setelah berhasil menenangkan Sky. Christ terkejut akan posisi mereka. Ia tidak menyadari bahwa ia dan Sky juga sering ditemukan dalam posisi seperti itu.
"Sky itu, ngomong - ngomong gue liat photo yang lu kirim tadi. Kelihatan mirip siapa ya?" Christ duduk di salah satu sofa yang tak jauh dari dua insan lainnya duduk. Lewis mengedikkan bahu acuh tak acuh, ia bergerak mengusap rambut Felix.
"Sky bilang dia takut," Felix menginterupsi obrolan kedua pria itu.
"Takut? Sky bilang apa lagi?" Christ yang terlalu tiba - tiba bertanya Felix membuat 'kucing' itu tersentak. Lewis memukul pelan lengan Christ karenanya.
"Sky bilang apa ke Felix?" Lewis bertanya dengan lembut kepada Felix, mengusap kepalanya lembut.
"Takut, ada orang jahat mau ambil Sky, nanti kalau orang jahat ambil Sky dia akan merasa sakit lagi," Felix menjawab sambil mengingat - ingat apa yang Sky katakan padanya.
"Orang jahat? Maksudnya?" Felix mengedikan bahunya.
"Tidak tahu, pokoknya Sky takut. Christ jagain Sky ya.."
.
.
Christ masih memikirkan ucapan Felix. Di sebelahnya ada Sky yang memeluk erat dirinya. Sky mengistirahatkan kepalanya pada dada Christ setelah merengek kepalanya sakit. Rambut Sky diusap lembut oleh Christ, hawa panas sedikit terasa menguar dari tubuh Sky.
"Christ?" Sky memanggil pria itu. Christ menjawab dengan gumaman.
"Felix bilang dia bisa tinggal sama Lewis lamaaaa sekalii," Sky memperpanjang kata terakhirnya membuat Christ terkekeh.
"Tau ngga Christ kenapa?"
"Kenapa?" tangan Christ mengusap rambut Sky sayang.
"Karena mereka saling mencintai," seketika usapan pada rambut Sky terhenti.
"Felix mencintai Lewis dan Lewis mencintai Felix jadi mereka bisa tinggal bersama lamaa sekali," kemudian Sky menatap Christ. Jantung Christ berdetak tidak normal.
"Sky cinta Christ, apa Christ cinta Sky juga?"
eh? Gimana - gimana? Otak Christ berhenti bekerja. Sky masih menatapnya penuh harap.
"Sky ingin tinggal bersama Christ lamaaa sekali, tapi apa Christ mencintai Sky juga?" Christ menjadi gugup, terlebih jari - jari Sky sedang menggambar pola abstrak di dadanya. Apa Sky bisa merasakan detak jantung yang menggila itu?
"Sky, kamu tahu apa arti mencintai?" Christ bertanya tanpa menatap Sky. Sky mengalihkan pandangannya dari wajah Christ menatap dada Christ. Dapat Christ rasakan anak itu menanggukkan kepala di dadanya.
"Kata Felix kalau Sky cinta seseorang, dada Sky akan sakit kalao liat orang itu, terus katanya ngga mau jauh - jauh dari orang itu," Sky mengingat - ingat apa yang dikatakan Felix tadi kepadanya.
"Dada Sky sering sakit kalau liat Christ senyum, apalagi kalau bolongnya keliatan," Christ sedikit terkekeh ketika Sky mendeskripsikan lesung pipitnya.
"Terus Sky ngga mau jauh - jauh dari Christ, Sky suka sedih kalau Christ pergi lamaaa banget," Sky melanjutkan ucapannya. Christ mengangguk - angguk.
"Jadi Sky masih suka sedih kalau Christ pergi?" Christ bertanya yang dijawab anggukan oleh Sky. Christ tersenyum, rasa lega sedikit mengalir di hatinya. Sky yang selama ini terlihat baik - baik saja ia tinggal ternyata masih suka merindukannya.
"Baiklah, Christ nanti tidak akan lama kalau pergi - pergi," Christ menatap Sky yang masih tiduran di dadanya. Ia sedikit menunduk untuk menatap Sky. Tangannya merapikan rambut Sky yang mengenai mata anak itu.
"Apakah Christ mencintai Sky?" Sky mengulang pertanyaannya lagi. Christ tersenyum.
"Apa harus Christ mencintai Sky?"
"Harus! Kita harus tinggal bersama lamaaa banget," Christ terkekeh akan penuturan Sky kemudian mengusap rambut Sky lembut.
"Tidur ya, kamu masih sakit," tidak ada jawaban berarti yang diberikan oleh Christ.
"Tapi Christ cinta Sky?" Sky tidak menyerah dan masih menanyakannya. Christ tidak menjawab, hanya sebuah senyuman terukir di bibir pekerja kantoran itu.
"Sshh.. sshh.. sshh," mulut Christ mengeluarkan suara seperti itu sembari tangannya tak henti - henti mengusap rambut Sky. Christ melakukan itu sampai akhirnya mata Sky tertutup lagi.
"Masih banyak yang kamu ngga tau tentang cinta Sky."
Thank you for reading..
Please kindly give your vote and comment <3
KAMU SEDANG MEMBACA
My Samoyed | Chanmin
Fiksi PenggemarChrist, seorang pekerja kantoran yang hidup biasa - biasa saja terpaksa membawa pulang seekor Samoyed yang mengikutinya. Namun, mengapa yang ia dapat seorang pemuda?