04

1.6K 245 12
                                    

enjoy this chapter...

...

"Sky mandinya udah belum?!" Christ yang sedang duduk di luar kamar mandi berteriak untuk bertanya terhadap Sky.

Sky ia suruh mandi sendiri, rencana rebahannya harus hancur hari ini. Ia harus membelikan beberapa baju untuk Sky karena tidak mungkin Sky memakai bajunya terus. Terlebih, Sky lebih tinggi darinya.

"Sky?!" Suara air masih terdengar di dalam. Namun sudah 30 menit Sky berada di kamar mandi. Christ menjadi khawatir sendiri.

Dengan berbagai pertimbangan, Christ membuka pintu kamar mandi. Pertimbangan yang ia sesali kemudian karena yang ia dapatkan pemandangan kamar mandinya yang berantakan. Sky menyalakan air dengan kemeja putih yang masih digunakannya. Botol sabun maupun shampoo berserakan di lantai. Christ yakin Sky menggunakannya untuk bermain. Terlihat isi dari sabun maupun shampoo tercecer di lantai.

Christ memejamkan matanya merasa pening seketika. Ah.. tagihan airnya..

"Christ, aku suka mandi!" Sky melompat - lompat di bawah shower yang masih menyala. Christ membelalakan matanya.

"Sky! Nanti kepeleset!" Christ berjalan mendekat ingin mematikan shower.

"SKY!" tangan Christ bergerak cepat menangkap pinggang Sky yang ingin terjungkal. Terlihat mata anjing Sky terkejut. Kaki jenjang Sky pun terasa bergetar.

Nafas Christ memberat, jantungnya berdegub begitu kencang karena terkejut. Sky hampir jatuh mengenai kepalanya.

"Kan dibilangin!" Christ membenarkan posisi Sky menjadi berdiri di hadapannya. Tangan kekar Christ masih memegangi pinggang Sky. Anak malang itu bergetar kuat, entah takut karena ia hampir jatuh atau takut karena Chan membentaknya.

Christ mendudukan Sky di kloset duduk yang terdapat di kamar mandi ini. Sky memandang Christ dengan takut - takut.

"Kamu belum pernah mandi?" Sky yang ditanya oleh Christ mengeluarkan telunjuknya, menunjuk shower yang sekarang sudah dimatikan.

"Mandi," Christ menggeleng merasa lelah mengajak Sky berbicara.

"Duduk di lantai," Christ memindahkan Sky dan ia yang menduduki kloset duduk. Tangannya menggapai shower dan menyalakannya, menunggu suhu yang tepat.

"Kalau mandi bajunya harus dibuka," Sky menatap Christ dengan memiringkan kepalanya. Anjing itu kebingungan. Christ menghela nafasnya lagi, ia tidak boleh melupakan Sky ini pada dasarnya anjing.

"Ini namanya baju, kalau mandi harus dilepas," Christ dengan sabar menjelaskan kepada Sky.

Sky menatap kemeja yang ia gunakan.

"Bagaimana?" Christ menahan hasrat untuk melemparkan shower yang sedang ia genggam. Kata 'sabar,' terus diulang Christ dalam hati. Christ menaruh Shower di pahanya mengabaikan air yang membasahi pahanya.

"Ini namanya kancing, harus dibuka seperti ini," dengan perlahan Christ membukakan satu kancing. Sky mengangguk - angguk kemudian ikut mencontohkan apa yang dilakukan Christ kepadanya tadi.

Lima detik...

Sepuluh detik...

Satu kancing pun tidak ada yang dilepas oleh Sky. Sky menatap Christ frustasi. Tangannya memegang paha Christ dengan pandangan memohon. Christ terkekeh dibuatnya.

"Kenapa? Tidak bisa?" Christ bertanya dengan nada meledek. Sky yang merasa pun merengek. Kakinya digerakkan maju mundur di lantai. Christ semakin tertawa.

"Susaaaah.. Christ bantuiinn,"  rengek Sky kemudian membalikan badannya sembari memegang kancing yang sedari tadi ia coba untuk buka. Christ mengangguk - angguk dan mulai membukakan kemeja Sky dengan masih tertawa.

"Christ manis seperti ini, Sky suka," Christ berhenti setengah jalan membukakan kemeja Sky. Pipi Christ yang putih mulai menampilkan rona merah. Tawanya ia hentikan.

Tangan Sky memegang pipi Christ, "Jangan berhenti seperti tadi saja," Tangan Sky terasa halus di pipi Christ.

"Senyum?" Sky memiringkan kepalanya lagi.

"Apa itu senyum?" Christ menganggukan kepalanya, kemudian ia mematikan kembali shower demi keselamatan tagihannya sebelum menjawab Sky.

"Ini senyum," Christ menampilkan giginya. Dengan matanya yang menyipit Christ bisa melihat ekspresi yang dikeluarkan Sky, sangat senang dan gembira. Tangan Sky memegang wajah Christ lagi.

"Senyum! Sky suka Christ senyum!" Christ tertawa sembari menangguk.

"Baiklah.. Baiklah.."

"Pipinya bolong, Sky suka," Sky menusukkan jarinya ke dalam lesung pipi Christ. Christ mengangguk saja menjawabnya. Kemudian ia kembali menunduk membukakan kemeja Sky.

"Senyum terus ya, untuk Sky."

Please kindly give your vote and comment <3

My Samoyed | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang