Ketakutan Delia

25 7 6
                                    


Hari ini Delia bahagia, bukan karena ini hari libur, yang berarti usaha percetakaannya tutup. Tapi karena Malik akan pulang.

Membaca update-an Istragram di akun Malik kemarin, rasa-rasanya ia ingin segera memeluk suaminya. Ia tak menyangka kalau suaminya juga sangat merindukannya sampai-sampai menulis di Instagram.

Dilangit matahari bersinar cerah, secerah hati Delia ketika menunggu kepulangan Malik, sudah satu minggu mereka berpisah.

Tiba-tiba gawainya berbunyi "Halo dek dimana?," terdengar suara Darmin kakak Delia menelpon, Delia pun membalasnya "Biasa kak di percetakan, tumben telpon apa khabarnya kak?" balas Delia.

"Alhamdulilah khabarku baik,"jawabnya.

" O iya Delia ini kakak sudah sampai didepan rumahmu kebetulan aku ada sedikit urusan, sekalian mampir ke rumahmu tapi kamu tidak ada."

"O... kakak ada di depan rumah Lia, baiklah Lia segera pulang kak," jawab Delia.

Delia menutup percakapannya dan memasukan gawainya di tas. Dengan merapikan tempat duduknya Lia bergegas pergi meninggalkan percetakannya.

Percetakaannya ini ia kelola bersama suami tapi karena suami ada pekerjaan lain sehingga Lia yang mengelolah percetakan ini sendiri.

Darmin datang sendiri ia duduk di teras Delia, tidak beberapa lama Delia datang menyambut kakaknya, terlihat bahagia sekali Delia menyambut kedatangan Darmin.

Dibuatkannya minum dan disajikan sedikit gorengan yang kebetulan ia beli ketika arah pulang untuk kakak tersayang.

Darmin bertanya " Dimana Malik suaminya," Delia menjawab
"lagi pergi keluar kota ada pelatihan yang harus di ikuti oleh suaminya".terangnya.

"Dek kakak khawatir akan keadaanmu ," ucapnya.

"Khawtir kenapa kak", jawab Delia.

"Kakak Khawatir karena kamu punya ketakutan akan perceraian dan itu perlu dihilangkan sehingga kamu tidak curiga sama suamimu" tambahnya.

Delia tidak mengakui tuduhan kakaknya," tidak kakak Delia akan menghilangkan rasa khawatir dan curiga terhadap Mas Malik Kak...," tuturnya.

padahal dihati dan pikirannya masih ada rasa takut dan khawatir.
Apalagi saat Malik jauh seperti ini, ia sering telpon dan menanyakan keadaan Malik, ia takut Malik bermain hati, dalam pikirannya masih ada rasa takut dan khawatir yang susah ia hilangkan.

Setelah makan siang bersama adiknya, Darmin berpamitan pulang karena ia sudah ada janji dengan kawannya untuk pulang bersama. kurang lebih satu jam ia berada di rumah Delia.

Tidak beberapa lama datanglah anak Delia yang diantarkan oleh tukang ojek kenalan Delia, biasa kalau Delia atau suaminya tidak sempat mengantar dan menjemput anak, mereka akan memanggil tukang ojek langganan walau terkadang mereka protes. Inginnya di jemput orang tuannya.

Darmin menyapa kedua buah hati Delia yang baru pulang dari sekolah, mereka suka ada saudara dari ibu datang.

Mereka bermain di ruang keluarga, bermain bersenda gurau nampak ramai rumah kalau ada kedua anak Delia yang pertama kelas 1 SD dan anak kedua TK nol kecil. Rumah kelihatan ramai kalau ada kedua anak ini.

Anak-anak Delia lucu-lucu dan mengemaskan. Darmin mengusap ubun-ubun anak kedua Delia " Darmin berpamitan kepada kedua ponakannya dan berpesan jangan nakal dan rajin belajar.

Delia berjalan ke depan Darmin lalu menodongkan tangan kanan untuk berjabat tangan "hati-hati dijalan kakak terimakasih sudah mampir kerumah Lia", tutur Delia.

Darmin menerima salamnya sambil berpesan , "kamu juga jaga diri baik-baik jaga anak-anakmu dan hilangkan perasan khawatir dan ketakutanmu itu ", ucap Darmin.

Sambil membalas dengan mengangguk ada senyum penuh sayang pada wajah Delia terhadap kakaknya yang perhatian terhadapnya.

Matahari datang, menggantikan tugas rembulan menyinari bumi, hari ini hari minggu Delia bangun tidur mengambil wudu dan melakukan salat subuh denga kusuk ia berharap suaminya pulang dengan selamat, tepat enam hari Malik pergi pelatihan yang ditugaskan oleh instansinya tempat ia bekerja.

Beberapa hari ini langit tak henti-hentinya menghadiahkan hujan untuk bumi, terlihat wajah Rio masih pulas tidur karena udara sangat sejuk. Seolah-olah membuat anak ini tertidur nyenyak hingga tak mau beranjak dari tempat tidurnya.

Delia membangunkan Rio supaya salat subuh, tetapi anak itu masih tidak bergeming, berkali-kali ia coba untuk membangunkannya karena Delia ingin anaknya dari kecil belajar disiplin terutama masalah salat. Dan akhirnya sambil mengucek matanya Rio bangun juga dipapahnya ke kamar mandi dan ambil wudu untuk melaksanakan salat subuh.

Delia pergi ke dapur dan membuatkan makanan sarapan untuk kedua buah hatinya, "Bu... aku ingin buatin nasi goreng". Pinta Rio anak pertama, Delia pun membuatkan sarapan nasi goreng ditambah dadar telur. " wah...mantap pasti rasanya," ujar Rio.

Mereka pun sarapan bersama bertiga tanpa ayah sebab jadwal pulang Malik hari ini selesai pelatihannya dan hari ini juga jadwal pulang.

Delia menelpon Malik" Mas pulang jam berapa?". Dan Malik pun menjawab pulangnya malam sebab jadwal selesainya sekitar pukul 03.00 sore , Delia mulai curiga kok pulangnya malam. Dalam hati ia bergumam sendiri. Tapi ia ingat pesan kakaknya untuk menghilangkan rasa khawatirnya. Delia pun berusaha untuk berpikir positif.

Dan rasa kangen Delia ingin segera jumpa dengan suaminya tidak tertahan. padahal ini bukan kali pertama Malik pergi dinas luar. Tapi Delia selalu khawatir apabila suaminya jauh darinya.

Bersambung...

DELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang