Suasana terasa sejuk, terdengar gemercik air mengalir, Fitri dan Inge mendengarkan cerita Delia.
Fitri dan Inge mendengarkan keluhan Delia dengan penuh empati, iya merasakan apa yang dirasakan oleh Delia, dengan memberikan masukan kepada Delia.“Saranku Delia gimana ketika suamimu pulang disambut dengan penuh senyuman dan berpenampilan menarik dan terliht secantik mungkin”, Ujar Fitri.
“Di tambah lagi coba kamu buat hidangan kesukaannya saat suami tiba di rumah” tambah Inge.
“Apa makanan kesukaannya, sesekali kamu buatkan dan berbicara yang tidak membuat ia tersinggung atau emosi semoga ini bisa menjadi salah satu jalan solusi hubungan kalian berdua,” ucap Fitri.Delia terdiam iya baru sadar bahwa selama ini ia mengabaikannya hal-ahal yang ia anggap kecil padahal bisa menyebabkan fatal akhirnya.
“terimakasih ya kalian berdua memang sahabat terbaikku,” ucap Delia“Ayo diminum, o iya aku lupa ada buah di kulkas aku ambil dulu ya gimana kalau kita merujak pasti nikmat “ seru Delia.Delia pun dengan sigap menyiapkan bumbunya sementara Ingne dan Fitri membersihkan buah jambu dan mangga, buah-buah ini hasil dari kebun di belakang rumah Bapak Delia.
Setelah selesai buat bumbu rujak dan buah pun selesai dibersihkan dan di potong-potong mereka bertiga menikmati rujak,” kalau seperti ini ingat waktu kita SMA ya “ ucap Fitri.
“Iya waktu itu merujak di rumahku, eh.. ada yang digigit semut waktu manjat pohon jambu di samping rumahku inget nggak siapa ayo?”,
Delia langsung menujukkan jarinya “ Aku,” sambil tertawa Delia mengingat kejadian tersebut.“Memang masa-masa itu yang tidak pernah ku lupa” tambah Fitri sambil memasukkan buah mangga di colet dengan gula merah dan cabe membuat bibirnya yang merah tambah merah karena kepedasan.
Delia terlihat bahagia sekali masalahnya ada solusi membuat beban yang selama ia pikirkan menjadi berkurang.Sementara disisi lain Malik sedang menikmati kesediriannya di rumah, terlihat Netranya focus membaca Koran yang ia pegang dari tadi dengan membolak balik berita hari ini,
Iya letakkan Koran yang ia baca sambil berfikir kenapa Delia berbuat seperti itu terhadap dirinya, kelihatan iya berfikir apa yang ia lakukan ini salah, tingkah dan ucapannya sudah membuat belahan jiwanya terluka.
Ia kagen, biasanya kalau hari libur seperti ini, ia akan pergi jalan-jalan pagi bersama anak-anak dan istrinya, keliling di taman di dekat rumahnya. Dan terkadang membersihkan rumah bersama-sama. Malik kagen, kagen keramaian anak-anaknya.Tiba-tiba ia berdiri melangkah menuju garasi dan memanaskan mobil, ia berkeinginan ingin menjemput Delia dan anak-anaknya.
Sementara anak-anak Delia sedang menikmati berlari-lari di tepi sawah bersama kakeknya. Terlihat burung-burung berterbangan melihat mereka datang, “kakek itu burungnya terbang !” seru Rio.” Ayo kek kita tangkap!” ajak adik Rio.
“Nggak bisa kakek menangkapnya ,” ujar Bapak Delia.Hari sudah siang kakek mengajak mereka pulang, dan sambil berlari-lari menuju arah kakek mereka pun mau diajak pulang
“jangan lupa cuci kaki dan tanggan yang bersih supaya tidak menempel kuman-kumannya,”“Ini airnya anak-anak” ucap Bapak.
Mereka pun mencuci tangan dan kakinya yang di pinta Kakeknya. Dan pulang.Sementara di rumah Delia dan kedua sahabatnya kepedasan sehabis makan rujak.
“Delia sepertinya udah siang nich aku pamit ya, nanti call me kalau ada apa-apa..Oke..”ucap Fitri.
“Iya Delia hubungi juga aku yach, aku siap membantu,” ujar Inge.
“ So pasti aku pasti hubungi kalian berdua terimakasih ya sudah datang dan beri masukkan,” tutur Delia.
Kedua sahabat Delia pamit pulang, Delia membersihkan bekas mereka makan dan merapikannya kembali, namapak suara motor bapak dan celoteh anaknya terdengar,” Oh..mereka sudah datang” bisik hati Delia.“ Ibuuu… kami pulang, seru lho bu tadi di sawah banyak burung tadi aku kejar-kejar mau ku tangkap tapi gak dapat” ucap Rio.
Sambil tersenyum Delia mendengarkan cerita anaknya. “ udah sana bersihkan badannya lalu ganti pakainnya ya.Tampak kak Dirman memyapa Delia,” Delia kakak berpesan kamu jangan selalu cemburu dan khwatir terhadap suamimu coba lah beri kepercayaan suamimu jangan bawaannya curiga melulu, hilangkan perasaan itu,” tutur kak Dirman.
Sambil merapikan posisi duduknya Delia menjawab” Iya kak akan saya coba doa kan Delia bisa ya kak,” ucap Delia
“Bisa lah ,”Ujar Kak Dirman.
“Assalamualikum,” terdengar suara mengucapkan salam,Delia kaget ia hapal dengan suara itu “Mas Malik” dalam hatinya berkata.
“Waalaikumslam…” jawab Kak Dirman dan Delia.Sambil melangkah ke pintu depan Kak Dirman membukakan pintu. Kak Dirman tersenyum dan mengajak Malik masuk.
Delia sibuk membuat mengurusi anak-anaknya menyiapkan pakaian” Rio itu ada ayah datang,” ucap Delia.” Hore ayah datang mereka senang langsung ke depan melihat ayahnya.
Delia mengikutinya dari belakang, ia pun menyalami suaminya. “Maafkan Delia Mas sudah pergi tidak member tahu terlebih dahulu” ujar Delia mencoba mencairkan suasana sebab ia sudah tahu dengan Malik menjemputnya berarti suaminya tidak marah dengannya.Setelah istirahat cukup Malik dan Delia berpamitan pulang dan didalam hatinya ia berdoa semoga apa yang ia dapatkan solusi dari kakak dan kedua sahabatnya berhasil. Membuat sikap Malik berubah menjadi sayang terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELIA
General FictionDelia Kurniawati, ibu rumah tangga usia 34 tahun lahir dari keluarga yang sederhana. Ia anak keempat dari lima bersaudara. Delia menikah dengan Malik, rumah tangganya rukun, harmonis dan dikaruniai dua orang anak. Membuat Ayah dan Kakak, Adiknya bah...