Setelah berpamitan pulang dengan Bapak dan kakaknya Delia melangkah menuju mobil bersama anak-anaknya tak lupa mereka berpamitan dengan menyalami Bapak dan kakaknya.Sore itu udara sedikit panas tapi tidak berpengaruh dengan keluarga kecil Delia dengan Ac di mobil membuat nyaman mereka ada didalamnya.
Mobil melaju dengan pelan karena masih di putaran pedesaan terlihat pohon-pohon berbaris rapi menampakkan indah dipandang mata, Delia menikmati di balik kaca mobil yang di setir suaminya.
Anak-anak udah pada tidur diatas kursi mobil mereka kelelahan setelah tadi diajak Bapak jalan-jalan ke sawah. Malik dengan menyetir mobil menghidupkan lagu favoritnya.
Memecah suasana hening.
Terdengar lagu diputar alunan bait-bait lagu yang diputarnya sepertinya sama dengan perasaan mereka berdua, yang sedang merindu.Tapi masih kelihatan kaku, tiba-tiba Delia membuka percakapan dan berbarengan dengan Malik membuat mereka tertawa, "Ayo duluan mau ngomong apa?" ujar Malik.
"Mas Malik aja yang ngomong duluan," ucap Delia.
" lho tadi kan mau ngomong,"
"Iya Mas Duluan" jawab Delia.
"Baiklah Mas mau Tanya kenapa pergi ke rumah Bapak kok tidak ngomong ?" ucap Malik
"Aku kan udah tulis surat "jawab Delia.
"Iya Mas tahu tapi maksud Mas kok tidak ngomong langsung kan enak kalau ngomong langsung bisa Mas antar" jelas Malik.
Sambil memegang-megang hidungnya yang merupakan ciri khas Delia ketika gelisah. Malik melirik Delia sambil menyetir mobil," Maafkan aku Mas memang aku salah sudah pergi tanpa pamit terlebih dahulu dengan Mas, tapi aku sadar bahwa aku salah dengan sikap ku seperti ini," terang Delia.
" Iya Mas Maafin tapi lain kali jangan di ulangi lagi, Mas Khawatir dengan keadaan adek dan anak-anak di jalan" ucap Malik.
"kalau jengkel atau marah dengan Mas kan bisa kita bicarakan baik-baik jangan buru-buru pergi," tambah Malik.
"Iya Mas ," jawab Delia. Delia teringat pesan kakak dan Kedua sahabatnya didalam hatinya iya akan berubah kea rah yang lebih baik.
Tak teras sudah sampai rumah mereka, Delia membantu mengelurkan tas dan oleh-oleh dari tempat Bapak. Di letaknya di dapur ia berusaha bersikap lebih bisa mengontrol emosi setelah diberi nasehat sahabatnya, Delia membuat makanan kesukaannya suaminya yaitu kue bolu, Delia dengan cekatan membuatkannya satu loyang.
Sore itu mereka berdua menikmati kue bolu buatan Delia yang jarang ia lakukan, terakhir ia buat kue ketika lebaran tahun kemarin, Malik suka sekali kue buatan Delia satu Loyang sedang habis dimakan Malik dan anak-anaknya. Delia merasa senang atas usaha yang dilakukan kepada suaminya.
Tidak biasannya Malik belum pulang sampai larut malam seperti ini, Delia kirim wa ke nnomor handpone suaminya tapi masih centang satu. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. Delia mulai khawatir tapi segera di tepisnya.
Tak lama bel pintu rumah berbunyi Delia mengintip dari balik Jendela siapakah yang datang di lihatnya Malik yang datang.segera dibukanya pintu rumah dan Delia menanyakan
" Kenapa pulangnya larut malam" ujar DeliaMalik menjelaskan dengan hati - hati sambil bermanja pada Delia mengapa ia pulang terlambat dan lupa mengabarkan, " aku tadi ada rapat dadakan dek jadi lupa mengkabari sampai teringetnya sudah malam maafkan Mas ya Dek" ujar Malik.
"iya Mas ," sambil membuang rasa khawatirnya iya mengiyakan jawaban suaminya.
suaminya pun makin perhatian pada anak - anak. Pagi ini hari libur malik dan anak-anak mengajak jalan-jalan ke pantai, merekapun berlari-lari senang menikmati suasana pantai bersama ayahnya.
Sikap Malik, hari ke hari pun seperti biasa, walau sempat tidak pulang ke rumah karena alasan pekerjaan dan telat sampai rumah ia sering menyempatkan diri bermain dengan buah hatinya dan membantu pekerjaan rumah.
Saat hari libur mengajak keluarga kecilnya jalan - jalan. Ini membuat hati Delia tidak lagi berpikiran buruk tentang rumah tangganya.
Sementara Ayah mengabarkan bahwa beliau tidak mampu lagi bekerja sebagai petani karena fisiknya yang kini sangat lelah.
" Halo?" sapa Bapak dari gawainya.
"Iya Bapak ada apa?"
"Alhamdulilah baik nak,,,Bapak sekarang sering sakit-sakitan nak gak kuat kesawah sekarang sering di bantu oleh kedua kakakmu,"
"Doa ini Bapak sehat ya nak?" ujar Bapak.Sementara kakak pertama dan kedua akan bergantian membiayai keperluan Ayah. Sehingga Delia berpikir ingin membantu juga kebutuhan Bapak yang sudah tua dan tidak kuat lagi.
Delia memutar otak memperbaiki keadaan ekonominya usaha percetakan ia rintis dengan suaminya mengalami sedikit masalah pemasukannya menurun, sehingga ia membantu ala khadarnya kebutuhan Bapak dan yang mengurus bapak yaitu Kak Dirman.
Iya berjanji dalam diri untuk memperbaiki penurunan usaha percetakannya, Delia langsung mentransfer uang untuk keperluan Bapak untuk tambah-tambah beli obat Bapak. Masih ada sedikit tabungan pribadinnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285333386-288-k773966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DELIA
General FictionDelia Kurniawati, ibu rumah tangga usia 34 tahun lahir dari keluarga yang sederhana. Ia anak keempat dari lima bersaudara. Delia menikah dengan Malik, rumah tangganya rukun, harmonis dan dikaruniai dua orang anak. Membuat Ayah dan Kakak, Adiknya bah...