Bapak Sakit

11 4 3
                                    

Pagi ini suasana sejuk tergambar dari pemandangan semburat sinar matahari memancarkan sinarnya dari arah timur nuansa indah dan rapi susunan bunga-bunga yang terlihat ditaman rumah yang asri tempat Delia bersama keluarga tercinta tinggal.

Delia menyiapkan segala aktivitas pagi hari sebagai ibu rumah tangga, ia terlihat cekatan dalam mengurus rumah walau bekerja juga setelah menyiapkan segala kebutuhan.

Dari sarapan , sampai membersihkan rumah semua ia kerjakan sendiri, dimana waktu yang sempat tetapi tak jarang juga Malik membantunya. Paling tidak membawa anak-anak keliling taman di dekat ia tinggal.
Delia bahagia hidup bersama Malik dan kedua buah hatinya, seperti pagi ini karena hari libur Malik mengajak kedua buah hatinya jalan-jalan keliling taman didekat mereka tinggal, tampak bahagia kedua anak itu diajak jalan bersama ayahnya, Delia langsung setuju karena dengan itu ia bisa berberes rumah. Ia langsung pergi ke dapur untuk merapikan makanan setelah sarapan tadi pagi.

Setelah itu mencuci sambil menyapu ruangan dari depan sampai belakang, Delia kecapean dia istirahat sejenak sebelum mengepel rumahnya. Begitulah aktivitas liburnya Delia, untuk berberes membersihkan tempat tinggalnya.

Delia lega sekali pekerjaan rumah sudah selesai. Tak lama kemudian kedua buah hatinya pulang dengan suaminya. Wajah mereka terlihat bahagia Delia Menyapa" wah sudah pulang ya, pada main dimana?"
"Dari taman Bu .... Tadi kakak keliling di taman Bu dan main naik odong-odong, adik main plorotan tadi," terang si Rio.

"Bu tadi kami bertemu dengan tante .... siapa ya Ayah tadi tu namanya aku lupa,"

"oh itu tadi teman Ayah di kantor" jawab Malik.

Sambil mendengarkan celoteh Rio, Delia menganti pakaian anaknya yang kedua, tapi ia berpikir kenapa Rio ceritanya seru gitu ya, ah namanya juga anak-anak pikir Delia.

Delia merasa semua baik-baik saja, padahal itu semua alasan Malik jalan-jalan sore ke taman untuk temuan dengan Sinta, wanita teman sekantornya.

Di rumah orang tua Delia, tampak ruangan yang tertata rapi terlihat kursi yang sudah tua umurnya tapi masih terlihat kokoh yang setiap hari merupakan tempat favorit Bapak duduk. Bapak Delia sudah tidak mampu lagi untuk pergi ke kebun keadaannya sakit, ia sangat lemah sekali ini sudah terjadi hampir satu bulan, ayah tinggal ditemani kakak tertuanya Dirman.

Istri Dirman sangat perhatian sekali dengan keadaan keluarga Dirman hal ini terlihat ia mengurus Bapak sangat sabar. pada saat ini bapak sakit Dirman dan istrinya membawa Bapak ke dokter dibuatkannya bubur setiap pagi karena memang kata dokter makan yang lembut, sebab Bapak ada penyakit asam lambung.

Khabar sakit akhirnya diketahui oleh Delia ketika ia menelpon Bapak untuk mengetahui keadaannya ternyata yang mengangkat kakaknya Dirman. Ia mengkhabarkan kalau Bapak sakit.
Delia kaget, ia menceritakaan keadaan Bapak ke Malik suaminya dan mengajak untuk melihat orang tuannya yang lagi sakit, namun Malik berkata" Ibu sendiri saja yang kesana biar aku dan anak-anak di rumah sebab anak-anak kan sekolah,"

Delia berpikir "Betul juga kata Mas Malik aku sendiri saja yang berangkat sebab mas Malik dan anak-anak harus kesekolah".

Dan Delia pun ber angkat sendiri ke rumah Bapak yang membutuhkan waktu sekitar lima jam dari tempat tinggalnya.

Di perjalanan Delia memikirkan Bapak semoga Bapak lekas sembuh, Ia teringat masa-masa kecil bersama Bapak yang sering bercerita dibacakannya dongen sebelum tidur,satu hal yang jarang dilakukan seorang Bapak, Bapak dengan telaten membacakan dongen sebelum tidur membuat Delia selalu terkenang sampai sudah berumah tangga saat ini.

Ketika ia hendak melanjutkan ke perguruan tinggi Bapak lah yang mengatarkan sampai kekampus dan mencarikan tempat kos an.
Sampai Delia tertidur sebentar di mobil karena dirinya sangat lelah hingga tertidur, tak terasa setelah lima jam sampai di rumah Bapak. Tampak Bapak bahagia sekali melihat kedatangan Delia dan Bapak menanyakan dimana suami dan anaknya, " Gak ada yang ikut Delia suami dan anakmu,"

"Tidak Bapak sebab mas Malik harus mengajar dan anak-anak tidak libur sekolah, "

"Besok minggu mereka akan menyusul kok Pak," terang Delia.
Delia dengan penuh perhatian mengurus Bapak walau kadang-kadang ia meneteskan air mata tanpa diketahui oleh siapa pun, ia kasihan sama Bapak karena saat-saat seperti ini semestinya ada sosok istri yang menemani Bapak, tetapi sudah ah tidak usah di kenang. Yang lalu biarlah berlalu Delia teringat Ibu yang meninggalkan Bapak ketika Bapak lagi terpuruk dalam keadaan ekonomi namun itu semua tinggal kenangan.

Bapak sudah membuktikan bahwa beliau bisa menghidupi anaknya dan bisa sampai sekolah sampai kepergian tinggi, dan sekarang usianya sudah semakin tua dan lemah tidak kuat lagi seperti dahulu sehingga anaknya yang gantian merawat Bapak, bersyukur anaknya tidak ada yang mengeluhkan bal tersebut. Dan semua ingin merawat Bapak, Apa lagi pada saat seperti ini. Semua ingin deket tak peduli mereka semua bekerja, Bapak lah yang utama bagi anaknya, sebab tak ingin terlewatkan merawatnya walau gantian.

Bersambung

DELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang