Janji

2 2 0
                                    


Udara dingin dalam cuaca hujan angin kencang mempermaikan daun-daun yang tampak ringkih bertahan di dahan, hari-hari yang dilalui Delia terasa begitu berat.

Setelah pertemuan dengan kedua sahabatnya Delia terasa begitu ringan, beban yang begitu berat ia pikul berangsur-angsur menghilang. Dan nasehat kedua temannya ia dengarkan dan coba lakukan.

Selama ini ia terlalu sibuk hanya focus dengan mengolah percetakaan seperti pagi tadi suaminya mencoba hubungi Delia namun handpone Delia tidak di bunyikan sehingga Delia tidak terdengar padahal Malik mau member tahu kalau dia pulangnya malam.

Bisnis yang ia kelola menguras energi hari ini yang order cetak raport harus selesai tiga hari, Delia berpikir harus menambah karyawan yang dapat di percaya lalu ia menghubungi kedua temannya Inge dan Fitri dari mereka berdua ada solusi tentang tambah karyawan .

Delia menyadari kesalahan yang dialami dalam rumah tangganya bukan saja hadirnya orang ketiga namun dari diri Delia sendiri yang khawatir dan ketakutan karena teringat peristiwa perceraian kedua orang tuanya membuat keluarga jadi tidak utuh. Karena khwatir itulah Delia sering curiga yang berlebihan dengan Malik sehingga suaminya merasa tidak nyaman dengan Delia.
Namun sekarang Delia menyadari atas tidakannya itu menimbulkan hal yang tidak baik membuat Malik kesal dan tidak nyaman. Karena telalu sibuk dengan percetakaannya dan mengurus buah hatinya tanpa mencoba berkomunikasi dengan suami sehingga  Delia pun bangkit dan meminta bantuan Fitri dan Inge untuk mengatasi masalahnya.

Delia melihat Malik duduk disamping teras Delia menghapirinya. “Mas Malik adek mau ngomong?” Delia mencoba membuka pembicaraan.

“Ngomonglah adek mau ngomong apa?” ucap Malik.

Delia mau cerita” kemarin adek menemui Sinta kami janjian di mall “ sambil merapikan tempat duduknya Delia duduk tepat berhadapan dengan Malik di meja samping rumah,
Malik seketika memperhatikan Delia ia tatap Delia, terlihat ada rasa kaget di hatinya.

Delia pura-pura tidak tahu perubahan wajah Malik. “ Kenapa adek nemuinya ?”ucap Malik.

“Aku ingin memastikan apakah benar dia suka sama mas” ujar Delia sambil senyum.

Senyum penuh luka yang terpendam selama ini ia simpan dan hari ini ia ungkapkan sebab Delia sudah capek dengan semua ini.

“Trus” ujar Malik dengan merasa bersalah berusaha menegakkan badan di hadapan istrinya.

“Terus  Sinta jawab iya ia nyaman dengan mas” sambil bercerita Delia tak sangup menahan air yang mengalir dari kedua pipinya. Pertahanan untuk tidak menangis akhirnya jebol juga.

Malik merasa semakin bersalah atas apa yang ia lakukan dengan Delia, di peluknya istrinya dan ia meminta maaf tidak mengulanginya lagi,” Maafkan aku dek aku hilaf” ujar Malik.

“Mas bilang hilaf ada gamis dan bekas pewarna bibir di baju mas bilang hilaf,” ucap Delia sambil menangis.
“Selama ini adek diam mask arena adek ga mau menyinggung perasaan mas cuma sikap saja yang adek tunjukan ke mas” ucap Delia.

“Aku ngomong gini mas biar mas tahu kalau aku sebenarnya tahu, jadi sekarang apa kehendak mas?” ujar Delia.

Malik tertegun ia serba salah merasa bersalah”maafkan mas ya dek mas akan berubah mas gak nyangka adek benar-benar kecewa sekali lagi mas minta maaf untuk itu biar mas ga berhubungan dengan Sinta lagi mas mau adek sendiri yang menghapus dan memblokir kontak Sinta di Hp mas” sambil menyodorkan handponenya Malik meminta Delia memblokir kontak Sinta dan menghapusnya.

“Tak perlu seperti itu mas” sambil Mengembalikan Hp  ke suaminya.

” Adek percaya sama mas kalau memang mas mau blokir dan hapus ya mas blokir dan hapus lah sendiri”jawab Delia.

Ga menunggu-nunggu lagi langsung sama Malik kontak Sinta di hapus dan di blokir dari Hp nya dihadapan Delia.

Sekarang jangan marah-marah lagi ya sayang “ rayu Malik.

“Hapus ya air matamu mas minta maaf sekali lagi mas minta maaf” sambil memegang menggengam tangan Delia”Mas berjanji tak  akan menggulanginya lagi” janji Malik.

DELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang