Suami Pulang

19 4 4
                                    

Semburat matahari pagi terlihat mewarnai bumi.  Wanita berumur 34 tahun itu  lagi memperhatikan kedua buah hatinya yang lagi bermain di halaman samping teras rumahnya terlihat tanaman bunga melati yang mulai merekah  berbunga seperti hati Delia saat ini.

Badan Delia terasa sakit semua namun semua itu tidak di rasakannya demi  suaminya ia rela merapikan rumah sendiri menyambut kedatangan suami tercinta. Delia terlihat lelah sambil memperhatikan anak-anaknya tak terasa ia tertidur di sofa.

Anak-anak masih bermain kebetulan hari minggu” ibu kapan ayah pulang, katanya akan pulang hari ini,” Delia yang tertidur dikejutkan dengan suara Rio yang bertanya tentang kepulangan ayahnya.

“Nanti sore ayah baru pulang sayang,” jawab Delia sambil merapikan bantal sofa ia beranjak dan pergi kedapur menyiapkan makanan untuk kepulangan suaminya.

“Aku mau masak yang istimewa buat Mas Malik ,”bisik hatinya. Dengan cekatan ia menyiapkan masakan kesukaan suaminya. Setelah itu ia merapikan semua. Terlihat rapi setiap ruang di rumah Delia” Mas Malik pasti senang melihatnya,” sambil senyum-senyum sendiri Delia membayangkan suaminya pulang.

Sepertinya jam begitu lambat berjalannya menunggu kedatangan suaminya. Delia tidak sabar menunggunya. Terdengar suara bel berbunyi dan Delia terburu-buru membuka pintu dan ternyata yang pulang Malik suaminya.

Setelah berganti pakaian, Delia menemani suaminya makan bersama dengan kedua anaknya, mereka terlihat bahagia setelah satu minggu tak bertemu terpancar bahgia di wajah Delia dan Malik.

Malik  meletakan cangkir berisi kopi susu favoritnya  netra elangnya menatap intens kearah layar laptop miliknya dengan kosong. Dirinya tidak fokus pada pekerjaannya, namun dirinya sedang memikirkan istrinya Delia.

Delia menikah dengan Malik, rumah tangganya rukun, harmonis dan dikaruniai dua orang anak. Membuat Ayah dan Kakak, Adiknya bahagia melihatnya.

Delia pun percaya diri bahwa rumah tangga yang dibina ini akan baik-baik saja. Tapi sebenarnya dia punya ketakutan akan perceraian yang tidak disadari atau diakuinya.

Delia, terlahir dari keluarga sederhana, ia anak keempat dari lima bersaudara. Fisiknya berbeda dari semua anggota keluarganya, ia memiliki tinggi badan ideal. Walau wajahnya cantik tapi tidak menyadarinya, terlahir dari pengiring bungsu merasa diri kurang diperhatikan, karena ibunya sibuk mengurusi adiknya yang masih kecil sehingga ia merasa kurang diperhatikan sehingga membuatnya sering mencari kesibukan sendiri atau bermain dengan sahabatnya.

Padahal kedua orang tuanya sangat sayang kepadanya hal ini terbukti ketika ia sakit types, karena ingin dibelikan sepeda, tapi terkendala ekonomi orang tuanya keinginan itu hanya angan belaka berontaknya Lia dengan mogok makan. Ia tidak mau makan karena tidak di belikan sepeda padahal ia sangat meninginkannya namun karena keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan sehingga membeli sepeda itu hanya angan-angan saja.

Walau seperti itu Lia  memaafkan kedua orang tuannya karena ia menyadari banyak yang harus diurusi oleh orang tuannya. Ini kelebihan dari Delia.

Ia yang suka hobbi membaca ini sering datang ke perpustakaan mencari-cari buku bacaan yang ia sukai. Ia suka membaca majalah remaja, dan buku cerita. Ia sering membawanya kerumah dan terkadang sampai lupa waktu membaca di kamarnya ini kisah waktu ia masih remaja dan kejadian  itu terpatri dalam ingatannya.

Kakak dan Adik serta kedua orang tuanya senang sekali melihat kehidupan Delia yang terlihat harmonis, walau sebenarnya mereka khawatir akan keadaan Delia yang trauma akan perceraian dalam rumah tangga.karena melihat ibunya dahulu yang pergi meninggalkannya pada waktu Delia butuh sosok seorang ibu.

Ibu pergi karena tidak tahan dengan keadaan perekonomian keluarga yang semakin terpuruk, ibu membawa adiknya yang bungsu sedangkan Delia dan kakak-kakaknya  tinggal bersama Bapaknya.

Semenjak kepergian ibu, ayah terlihat sering melamun menyendiri, Delia pun merasa kehilangan tapi keadaan ini tidak lama. Lama-lama mereka terbiasa tanpa Ibu.

Suatu hari ia lihat usaha perkebunan bapak mulai membaik dan kehidupan keluarga Delia normal kembali. Delia dan kakak-kakaknya bersekolah hingga ke perguruan tinggi. Bapak bertekad akan memperbaiki perekonomian keluarganya.

Bersambung…

DELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang