Berpikir Jernih

4 1 0
                                    


Pukul sebelas malam mas Malik baru pulang kerja, akhir-akhir ini dia selalu pulang larut malam, alasannya selalu lembur, kebiasaan baru yang membuatku khawatir.

Delia yang duduk di sofa menanti kedatangan sang suami sambil menonton tv sempat tertidur karena kelelahan setelah seharian  sibuk di percetakaan.

“Belum tidur dek?” ucap mas Malik. “Anak-anak sudah pada tidur ya?” sapanya lagi.

“Tadi sempet tidur sebentar bangun lagi lihat mas Malik belum pulang kemana saja kok baru pulang mas?” ucap Delia.

“Anak-anak sudah tidur dari tadi jam Sembilan”tambah Delia.

“Mas sudah makan? Mau dibuatkan kopi atau mandi dulu?” ujar Delia
“Ga usah mas udah makan di kantor tadi, mas mau mandi langsung tidur “mas Malik berlalu tanpa memandang Delia.

Delia bener-bener tepuruk setelah apa yang menimpanya, tapi ia berusaha focus melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Ia masih menyiapkan makanan dan minuman untuk suaminya meskipun Delia merasakan kekecewaan terhadap suaminya atas perlakuan Malik yang menghianati pernikahan mereka.

Pagi ini Delia bersiap menyiapkan semua kebutuhan keluarganya seperti hari-hari biasa ketika ia siapkan sarapan dan minumam untuk keluarganya meski ia tak banyak komunikasi dengan Malik atas kejadian yang membuat ia sangat kecewa.

Setelah semua dirasa sudah mereka berpamitan berangkat kesekolah bareng bapaknya.

“Rio berangkat sama Ayah ya Bu?” pinta Rio.

“Iya nak” jawab Delia.

“Aku Juga ya bareng Ayah”,ucap si kecil.

Delia menganguk mereka berpamitan dan berangkat bareng Ayahnya. Sementara Delia akan berangkat sendiri menuju ke percetakan karena berbeda arah dan kalau mengantar Delia. Mereka akan terlambat masuk sekolah karena jaraknya yang jauh.
Delia benar-benar terpuruk dengan keadaannya saat ini, saat ini percetaakan sepi, Bapak sakit dan mas Malik bermain api dibelakang Delia.

Namun Delia memikirkan baik-baik semua yang sudah ia lakukan,Delia sudah berusaha menghormati suami dan bertindak sebagai ibu rumah tangga yang baik.

Tiba-tiba Delia teringat ke dua sahabatnya”O…iya Fitri dan Inge mungkin bisa diajak bekerja sama”pikir Delia.

Ditulisnya pesan digawainya dan diketik nama Inge sahabatnya” Hai Inge apakhabar?”

Tak lama ada pesan dari telpon dari Handponenya Inge menepon Delia
“Halo Delia ada apa telpon tumben?” sapa Inge.

“Iya Inge aku butuh kamu juga Fitri” ucap Delia.

“Begini Inge tolong kamu hubungi juga Fitri aku butuh kalian berdua saat ini aku sedang kecewa banyak sekali yang akan kuceritakan dan ini butuh solusi dari kalian” ujar Delia.

“Baiklah Delia aku akan hubungi Fitri untuk mengatur jadwal yang tepat kami akan ke tempatmu”jawab Inge.

Beberapa hari dari telpon Delia, Inge dan Fitri datang ke percetakaan Delia. Inge dan Fitri memberi solusi atas apa yang menimpa sahabatnya.

Solusi pertama tentang keadaan rumah tangga Delia seperti di saat Delia di rumah Bapak mereka memberi solusi untuk bersikap baik terhadap suaminya dan membuat suaminya nyaman disisinya dengan penampilan yang menarik walaupun sibuk kerja namun bisa membagi waktu untuk suami dan anak-anak.

Bisnis yang dialami Delia mengalami pengurangan namun Fitri dan Inge membuat trobosan baru yaitu gencar promosi dan menjalin hubungan yang baik dengan relasi sehingga bisnis percetakannya dilirik oleh orang.

Khabar baik datang dari kakanya bahwa Bapak sudah agak mendingan atas berkat Bisnis Delia lancar sehungga bisa membantu biaya kebutuhan Bapak dan Bapak pun sebagai orang tua senang terharu atas kerja keras anaknya percetakan menjadi jaya.

Kehadiran Fitri dan Inge membantu Delia bangkit untuk mempertahankan rumah tangganya, bisnisnya dan biaya hidup sang Ayah juga Adiknya.

DELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang