Hujan menguyur bumi sepertinya ingin menumpahkan segala apa yang ada di langit terlihat seorang wanita yang duduk di tepi ranjang kamar melihat hujan dibalik jendela tepat di depan ia duduk. Hujan seperti tahu keadaan Delia yang lagi sedih memikirkan suaminya. Delia merasa kewalahan akan sikap suaminya, sampai - sampai rumah tangganya goyah.Pagi ini ia akan berangkat ke kantor cabang percetakan , Delia sudah berdandan rapi siap berangkat namun di luar hujan belum reda, sebelumnya ia sudah mempersiapkan makan, minum untuk suami dan anak-anak. Tapi Delia tidak berkomunikasi dengan Malik, Delia masih kecewa karena tahu Malik telah menghianati. Tapi tugas ia sebagai istri untuk melayani suami masih ia tunaikan walau kadang ia lalai.
Kini ia lebih sering fokus pada bisnis yang tiba - tiba sepi pemesanan Delia memutar otak untuk bisa mengembalikan bisnisnya lancar kembali, ia berfikir keras disaat perekonomian mengalami surut seperti ini apakah bisa mencari solusi, disaat ia lagi berfikir tiba-tiba gawainya berbunyi telpon dari kakaknya mengahabarkan keadaan Bapak nya kondisinya masih sakit-sakitan, Delia pun maklum dengan keadaan kakak-kakaknya yang cukup saja untuk kebutuhan makan Delia sadar bahwa ia sekarang membantu perekonimian keluarganya.
Anak – anak sudah disiapkan seluruh kebutuhan oleh Delia, Delia terlihat focus membimbing anak-anaknya, membantu mengerjakan pekerjaan Rumah anaknya dengan diajarinya penuh kelembutan.
Sementara ia dengan Malik komunikasinya kurang lancar. Malik terlihat sibuk sementara Delia juga sudah repot dengan mengurusi percetakaannya.
Delia dan Malik jarang berkomunikasi sejak Delia menemukan kado gamis yang bukan ukurannya. Dan Malik pun sering tidak pulang kerumah seperinya tingkah polah Malik semakin menjadi.
Hari itu Malik pulang siang setelah semalam tak pulang, Delia rindu dengan Malik yang dulu penuh perhatian dengannya. Malik yang ramah dan sering membantu pekerjaan rumah. Karena kondisi anak-anak yang masih kecil-kecil.Delia membukakan pintu untuk Malik” Dari mana Mask ok semalam tak pulang” ucap Delia
“Mas ada lembur dari kantor tiba-tiba jadi tidak pulang “ ucap Malik.
Delia mau meneruskan kata-katanya tapi ia menghindari keributan sehingga ia diam saja. Saat Mas Malik mandi Delia merapikan baju kotor Malik, Delia menemukan pewarna bibir di kemeja Malik membuatnya sangat hancur dan menangis, hingga rasanya ia tak bisa bertekad mempertahankan rumah tangganya.Belum lagi, kondisi Bapak yang masih perlu biaya karena kondisi perekonomian kakak - kakaknya sedang tidak stabil kebun yang selama ini di olah oleh kakak-kakak Delia mengalami penurunan hasilnya sehingga untuk kebutuhan Bapak pun kurang
Delia sangat hancur dan sedih ia betul-betul terpukul atas kejadian yang menimpanya terutama tingkah suaminya yang ketahunan benar-benar sudah menghianatinya mana percetakaannya yang semakin sepi pemesan membuat Delia harus tegar menghadapinya.
Ia sadar bahwa suaminya sedang bermain api. Api yang tadinya kecil semakin besar sehingga jika tidak di padamkan akan menjadi lebih besar.
Delia mencari solusi bagaimana caranya mencari solusi untuk permasalahan yang ia alami. Ia ingat dua sahabatnya sambil mengambil gawainya ia hubungi dua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELIA
General FictionDelia Kurniawati, ibu rumah tangga usia 34 tahun lahir dari keluarga yang sederhana. Ia anak keempat dari lima bersaudara. Delia menikah dengan Malik, rumah tangganya rukun, harmonis dan dikaruniai dua orang anak. Membuat Ayah dan Kakak, Adiknya bah...