khabar Sedih

4 1 0
                                    


Delia lagi sibuk menyiapkan segala kebutuhan anak dan suaminya, anaknya yang mau berangkat ke sekolah dan suami yang mau ke kantor. Setiap pagi ini merupakan aktivitas Delia sebagai ibu rumah tangga.
"Itu bajunya sudah ibu siapkan ya," ucap Delia kepada suaminya sejak kejadian yang menimpa Delia, Delia menjadi berubah ia semakin memperhatikan kebutuhan suaminya dan anak-anaknya.

Sarapan sudah siap dimeja makan dengan senang mereka menikmati sarapan buatan Delia.
Delia bahagia sekali semua senang dengan masakannya. Padahal ia memasak hanya nasi goreng saja.
Setelah selesai sarapan Malik suaminya berpamitan berangkat ke kantor bersama kedua putranya."Bu aku berangkat dulu ya?" mereka menyalami Delia.

"Jangan lupa nanti jemput anak-anak ya, aku nggak bisa jemput sebab ada rapat" ujar Malik
Delia mengangguk sebagai jawaban atas permintaan Malik untuk menjemput anaknya. Ditutupnya pintu depan rumah. Delia menuju ke dapur membersihkan bekas makanan sarapan tadi, setelah di bersihkan semua bagian dapur ia lanjut ke ruang tengah. Tampak gawainya bergetar tanda ada orang telpon. Diangkatlah oleh Delia,"Halo Assalamualikum." Ujar Delia.

[Waalaikumsalam,wr,wb]

[o kak Dirman ada apa kak]

[Begini Delia kakak mau memberi
khabar bahwa kami sekarang mengalami kendala ekonomi, apalagi harus menghidupi keluarga sementara keadaan Bapak sakit, untuk itu kalau Delia bisa membantu membiayai keperluan Bapak untuk membeli obat ]

[Gimana keadaan Bapak Kak]

[ya masih sakit Delia]

[tapi kalau minum obat berkurang sakitnya]

[Baik kak Delia akan berusaha membantu keperluan Bapak dan kakak doa'in usaha Delia dan Mas Malik lancar ya Kak]

Sambil tak lupa mengucapka salam Delia menutup telponnya.

Delia duduk memikirkan bagaimana caranya menambah penghasilan, ia berpikir keras sampai akhirnya bertemu ia ingin focus mengolah percetakan dan fotocpy disalah satu cabang yang ia rintis selama ini dengan Suaminya.

Delia harus extra keras membagi waktu karena perannya tak hanya sebagai seorang istri tetapi seorang ibu dari kedua anaknya.ia harus komunikasikan hal ini kepada suaminya.

Setibanya suaminya Delia menceritakan hal kakaknya telpon, malik mendengarkan dan berkomentar "ya kita bantu semampu kita dek " ujar Malik.

"Tapi aku ingin membuka cabang yang baru untuk menambah penghasilan kita Mas" tutur Delia mengutarakan keinginanya .

"iya Mas setuju" jawab Malik.

Delia tekun sekali bekerja dengan membagi waktu antara rumah dan pekerjaan.

Sementara Sinta, gadis cantik yang sering dekat dengan Malik dan merasa nyaman disaat berada disisi Malik semakin tergila-gila dengan Malik.
"Mas Malik ada kerjaan tidak sore nanti" ucap Sinta.

"Tidak Sinta ada apa?" Ujar Malik
"Nah kebetulan ini, nanti temeni Sinta ya ?"sambil tersenyum . "Kemana ya?" ujar Malik.

"Kawani Sinta mencari buku "ucap Sinta."Siap aku akan selalu menemanimu kemanapun engkau pergi" ujar Malik sambil tersenyum genit.

Malik pergi berdua berama Sinta tak terasa sampai pukul 21.00 malam dan handponenya segaja dimatikan.Malik menikmati sekali pergi bersama Sinta.
Sementara Delia sudah pulang dari percetakanya ia sampai tertidur di sofa ruang tamu. Delia merasa khawatir ia terjaga tapi Malik belum datang juga di hubungi Handponenya tapi tidak diangkat.ia hanya berdoa semoga suaminya baik-baik saja.

Sudah larut malam, Malik baru sampai ia memarkirkan mobilnya. Delia membukakan pintu.
"kok malam bener pulangnya Mas?" ujar Delia.

"Ia tadi ada keperluan yang sangat mendesak ada temen meminta di temeni'" ucap Malik.

Karena mata sudah mengantuk Delia langsung masuk kekamar tidur. Ia tidak begitu memperhatikannya lagi suaminya.

Tanpa sengaja Delia menemukan kado gamis yang bukan ukurannya terletak diatas lemari

Lalu, Delia menemukan kado gamis yang bukan ukurannya, Delia pun berpikir bahwa suaminya mengkhiananti pernikahannya janji suci yang selama ini mereka jaga ternodai. Delia sedih.

Dan didatangi oleh wanita selingkuhan suaminya. Delia meminta agar Sinta melepaskan Malik. Namun Sinta merasa nyaman dengan Malik. "Sinta tahu kan kalau Mas Malik itu sudah punya Istri?" ujar Delia.
"Tahu " ucap Sinta
"Kalau tahu kenapa masih Mau denga suami orang setatusnya"
"Karena saya merasa nyaman" jelas Sinta.

Delia merasa tidak mengijak bumi mendengar kata-kata Sinta, ia pun pergi meninggalkan Sinta sendiri.

DELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang