Pagi ini terasa sangat dingin bagi para siswa dan siswi SMA Lima Garuda bisa dilihat dari beberapa siswa yang sedang memegangi kedua lengannya bak seperti orang yang tengah melakukan ibadah, Shalat.
Hari ini hari pertama masuk ajaran baru dan hari dimana kelas Junior akan mendapatkan adik kelas baru.
Dan pagi ini terasa sangat dingin bagi para siswa dan siswi SMA Lima Garuda yang tengah melaksanakan Upacara bisa dilihat dari beberapa siswa yang sedang memegangi kedua lengannya bak seperti orang yang tengah melakukan ibadah, Shalat.
Meskipun sudah ditegur untuk sikap siap, lagi dan lagi mereka menyatukan telapak tangannya tanda sangat kedinginan.
Mungkin ini penyebab mereka terlalu malas saat libur sekolah, sehingga saat mereka melaksanakan kegiatan di pagi hari mereka akan kedinginan karena tidak terbisa.
Semua calon siswa baru atau peserta MOS tahun terlihat sangat disiplin mengikuti Upacara.
Berbeda dengan cowok berseragam putih biru di bagian belakang ini. Tangan dan kakinya seperti tidak mau berhenti mengganggu barisan kanan dan kiri dari dirinya.
"Cicing atuh sia teh!" tegur Salsa salah satu Osis yang ditunjuk untuk membimbing kelas X IPA 4.
(Diem dong lo)
"Eihh si teteh bisa bahasa Sunda ey sarua jiga abi. Wah Jigana mah jodoh Abi si tetehnya?" goda Cowok tengil satu ini.
(Eih, kakak bisa bahasa sunda, sama kayak gue. Wah kayaknya Jodoh gue si kakak)
"Ku ingin nikah denganmu, jadikan kau istriku," lanjutnya sambil memejamkan mata tanpa memedulikan suaranya.
"Ada apa itu dibelakang ribut ribut hey?" celetuk Kepala sekolah yang tengah mengisi amanat.
"Nohh si teteh pak berisik terus ganggu aku lagi upacara. Mentang mentang beliin anak sembarangan," jawabnya asal.
Sontak saja Cowok tengil satu ini mendapat geplakan yang tidak main main dari Salsa— pembimbing kelasnya dan mengaduh kesakitan. Baru saja ingin membalas dengan umpatan, Salsa sudah menatapnya dengan tatapan tajam.
Buru buru Ia berbalik dan memposisikan tubuhnya tegak dengan mulut tertutup rapat.
"Menyanyikan lagu daerah"
Salsa terus memperhatikan gerak gerik bocah menyebalkan satu ini hingga suara bass dari instrumental milik sekolah berbunyi menandakan akan mengiringi pembawaan lagu daerah tubuh Cowok satu ini terjolak kaget dan mulut yang terus berkomat kamit mengucapkan sumpah serapah.
'Sialan! Mau bengek kasian gak ketawa tapi ngakak' batin Salsa menahan tawa.
××××
Setelah adegan kaget berlalu, disinilah cowok tengil itu sekarang. Duduk rapih bak anak baik di mejanya menunggu antrian absen dari sang senior tadi.
"Falencia suci veronica."
"Muhammad Razi Fauzan."
Dirasa ada keanehan, cowok tengil itu mengeja huruf dari A sampai M. Tunggu, namanya kelewatan!
"Kakak! Nama aku gak di panggil?" tanya nya berlagak seperti anak baik menggunakan aku–kamu.
"Namanya siapa?" Tanya senior laki laki disamping Salsa.
"Guntur bimala, om eh kak." Ceplosnya.
"Gak ada di sini mah. Udah diem dulu aja nanti waktu ke aula Kaka coba tanya ke kesiswaan."
"Okey," jawabnya seraya tangan membentuk huruf O.
Matanya tidak tinggal diam, Ia melirik kanan kiri seperti orang ingin menyebrang. Nah sekarang matanya berhenti melirik netra hitamnya terpaku melihat perempuan yang tengah melihat senior dengan mimik wajah datar.
'Anak Bu Nyai sekolah disini?!' batin guntur dalam hati.
✓✓✓✓✓
Serta mulia
semoga tamat bulan November hhe
15'9
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR
Teen FictionSALING MEMILIKI RASA NAMUN TAK DAPAT BERSAMA "kita tetangga udah dari orok masa lu ga kenal gue sih?" "lah emang kaga, udah sana minggir. gue mau ketemu nenek." Segera mungkin gue tutup pintu dan ... Duk.. "Didalam nenek gue lagi sakit, inget loh...