14 || CERITA SE BLACK

5 5 0
                                    


Happy reading gengs...

Meski Zia sudah memaafkan Guntur setelah kejadian aneh kemarin, tetap saja perasaan yang sudah pudar berminggu-minggu tidak bisa kembali secepat itu dan memuat moodnya baik seperti semula.

Memangnya setelah memaafkan Guntur ia akan mendapatkan apa? Menjadi lebih dekat lagi dengan Guntur? Atau bahkan berpacaran dengan Guntur? Bahkan terdengar bodoh jika Zia benar benar berpikiran seperti itu.

Mana ada teman lalu pacaran?

Benar benar bodoh!

Kini ia sedang berada di ruang makan menemani Bu Nyai mencuci piring tanpa niat membantu. Ia bosan didalam kamar terus hingga ia memutuskan untuk melihat kegiatan Mamanya itu.

"Enaknya ngapain ya Ma?" tanya Zia lesu.

Bu Nyai memandang anak semata wayangnya sekilas. "Kerumah Nenek Linda aja enak siang siang gini makan Seblak tau," saran Bu Nyai.

"Mama gak bisa bikin Seblak emang?"

Bu Nyai menghela nafas pendek," Bisa, tapi pasti rasanya jauh lebih enak bikinan Nenek, mama kan bukan asli Bandung juga takut salah bumbu."

"Kalau kamu mau, ambil Tupperware yang agak gedean jangan pake mangkuk punya nenek kalau kamu masih takut," lanjut Bu Nyai.

Ia masih ingat anaknya mengidap OCD yang akhir akhir ini sering kambuh bersamaan dengan suasana hati yang sering berubah.

"Enak sih kayaknya, tapi males nanti ketemu Guntur," adunya enggan bertemu tetangga sebayanya itu.

Setelah kejadian aneh seminggu yang lalu, mereka memang sudah kembali seperti semula. Tapi Zia semakin berjaya jarak dengan Guntur.

Takut sewaktu waktu Niken melihatnya dan kembali berdebat masalah sepele yang membuang buang waktu menurut Zia.

Dengan amat sangat terpaksa, Zia keluar rumah menuruti saran Mamanya itu dan berharap Guntur sedang keluar rumah.

Meow..

Masih ingat dengan Shinchan? Kucing itu antusias melihat Zia datang berkunjung kerumahnya.

"Assalamualaikum, Nek Zia datang nih," ucapnya seraya menghampiri Nenek Linda.

"Waalaikumsalam, tumben Zia kesini. Eh apa nih?" tanya nya melihat Tupperware yang dibawa Zia.

"E-eum, i-itu Zia mau nenek bikinin Zia Seblak kayak waktu itu dibawa Guntur," ujar Zia malu malu.

"Zia bawa wadah sendiri dari rumah," lanjut Zia.

Nenek Linda beranjak dari kursi dan mengajak Zia membuat Seblak sama-sama.

★★★★★

"Kayaknya ada tamu dibawah, Tur," tebak Alister melihat jendela yang menampilkan lantai bawah.

"Biarin aja lah paling juga tetangga sebelah," jawab Odit.

Kini mereka lebih tepatnya Odit, Alister,  dan Jaisy berada dikamar Guntur sejak tiga jam yang lalu. Mereka datang tanpa membawa motor, hanya bermodal nekat semoga Guntur menerima mereka.

Jaisy asik bernyanyi lagu lagu galau indonesia, Alister yang sibuk menikmati rokok sambil melihat situasi diluar rumah Guntur, Odit yang fokus bermain anonymous chat di salah satu aplikasi dan menargetkan perempuan yang menjadi mangsanya. Terakhir, Guntur tuan rumah yang gregetan bermain game online dengan umpatan menjengkelkan untuk teamnya.


Ketukan pintu membuat mereka saling beradu pandang saling menunjuk untuk membuka pintu. Jaisy terpaksa beranjak membuka pintu dan menemukan cewek yang masih mengenakan pakaian tidur.

Tangan kanannya membuka pintu kamar Guntur lebar lebar. "Turun, nenek udah bikinin Seblak buat kalian," titahnya dibalas sorak gembira dari keempat cowok tersebut.

Guntur menuruni tangga berdampingan dengan Zia dan melancarkan rencana jahilnya.

"Wihh, seblaknya enak nih," ucap Odit antusias saat melihat se

"Ambil mangkuk masing masing dulu di dapur jangan asal comot," celetuk Guntur.

Ia takut Zia tidak merasa nyaman dengan kelakuan teman temannya yang—absrud.

Satu suapan berhasil masuk ke mulut Zia rasanya Zia benar benar ingin menghabiskan Seblak ini panas panas. Bumbu yang Nenek Linda berikan pas dilidah apalagi rasa pedasnya.

Keempat lelaki sebaya Zia juga begitu menikmati sambil terus melempar candaan dan pertanyaan.

"Zi, Lo tau gak si Guntur tiap hari suka ngeliatin rumah Lo di jendela," celetuk Jaisy.

Meskipun sedikit ketus dan pelit, Jaisy memang sering membuka kartu setiap temannya.

"Jangan percaya musyrik si Ajay mah," elak Guntur.

Sedangkan disisi lain, Alister tengah berusaha keras mencomot Seblak milik Odit kerena sendari tadi Odit terlihat tak minat dengan Seblak.

Sudah lima sendok Alister memakan seblak Odit tapi lelaki itu tak menyadarinya. Enak sih, tapi melihat sikap Odit kali ini membuat Alister tak enak telah mengambil jatah milik Odit.

"Lu kenapa anjir serem gue," tanya Alister.

"Pacar gue nikah, Lis," ungkap Odit sedikit nyesek.

Guntur menelan paksa Seblak dimulutnya. "Si Febby? Serius Lo?" Odit mengangguk sebagai jawaban.

Jaisy berdecak," makannya cari pacar yang lebih muda bukan sama tante," ejeknya.

Perempuan satu satunya di meja makan itu hanya makan dengan tenang menyimak percakapan mereka.

"Ikhlasin aja anjir lagian elu so soan banget pacaran sama Tante," lanjut Jaisy.

"Dengerin," ucap Alister yang akan mencomot Seblak Odit lagi.

Odit melotot melihat mangkuk Seblak yang tersisa setengahnya.

"ALISTERASU SEBLAK AING,"

uhukk uhukk

Mata Zia memanas, tenggorokannya terasa panas akibat tersedak kuah seblak. Atensi ketiganya teralihkan pada perempuan di samping Guntur.

Secara serempak ketiganya memberikan air milik mereka pada Zia. Sedangkan sang empu malah mengambil air minum miliknya sendiri.

Setelah dirasa membaik Zia menatap tiga gelas yang ada didepannya.

"Kalian ngapain?"





24'03
AKHIRNYA GUE UP GAIS

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GUNTURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang