09 || MERT UWU

17 11 6
                                    

Sebelum lanjut ke cerita, Na mau ngasih tau dulu.
Orang yang berkaitan sama ini cerita udah ngasih izin hiks terhura mo nangis :(

Dengan begitu anjay Na udah lega banget gak perlu lagi sensorin nama tokoh ini disetiap Nana promosi di WhatsApp.

Dan lagi Nana sekarang gak perlu sembunyi sembunyi lagi setiap mau nulis cerita entah itu di sekolah atau di tongkrongan yang biasa orang berkaitan ini sering nongkrong.

Lega banget suer tekewer kewer bleber.

Na kasih bukti sedikit tentang perizinan ini ya Shay.

*Abaikan 2 chat terkahir nyet setdah bobrok gue keliatan klo gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Abaikan 2 chat terkahir nyet setdah bobrok gue keliatan klo gitu

Sampai sini jelas, kalau cerita Na murni karya sendiri & terinpirasi dari dia. Bukan dari karangan manapun atau plagiarisme cerita karya orang lain.

Happy reading!!


★★★★★


Victory...

"Yes! Aing menang!" Heboh Guntur saat teamnya kembali menang.

Odit mendelik menatap Agam. "Gara gara maneh eleh 'kan."

(Gara gara lo kalah 'kan.)

Guntur seperti kekurangan sesuatu. Dilihatnya lokasi tempat duduk yang sering ia dan teman-temannya mengobrol. Pandangan Guntur tertuju pada tiga cup eskrim mencair.

"Nu saha eta es krim?" tanyanya.

( Yang siapa itu)

Alister melirik singkat. " Ayu, langsung pulang dia tadi."

"Ayu?" gumam Guntur seraya berfikir ada yang aneh.

Sret..

Ia mengambil kunci motor dengan tergesa-gesa. Pikirannya berkecamuk, tak henti hentinya Guntur memaki dirinya sendiri karena lalai menjaga orang yang ia bawa.

Setibanya ia diantara rumahnya dan rumah Zia, Guntur memarkirkan motornya dengan asal asalan.

Kakinya melangkah dengan langkah lebar. Melihat sendal kecil milik Ayu yang tersimpan rapih dibawah kursi teras.

"Spadaaa, Bu Nyai Zianya ada?"

"BELUM PULANG KAMU BAWA KEMANA ANAK SAYA?" jawab Bu Nyai dari arah dalam rumah.

Bu Nyai-Marta mendekati Guntur dengan mimik wajah dibuat semenyeramkan mungkin. "Kamu tadi bilang mau jaga anak saya Guntur, Sekarang kemana Zia?"

Guntur menghela nafas. "Zia udah pulang duluan Bu, Ayu juga udah ada dirumah ibu 'kan? Itu sendalnya." Tunjuk Guntur pada sendal kecil milik Ayu.

Marta seperti tertangkap basah oleh bocah ingusan ini. "Ekhem, Zia memang pulang tadi yang buat saya heran kenapa wajahnya cemberut. Apa kamu bisa jelasin?"

GUNTURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang