03 || DURUM CODICE

37 27 4
                                    

Terkadang kita gak perlu mikirin apa yang harusnya gak di pikirin, mikirin anak Bu Nyai contohnya.

★★★★★★

.

Sudah terhitung satu bulan baik Guntur maupun Zia menjadi murid putih abu-abu. Zia yang sedari sekolah dasar hanya homeschooling ternyata cepat beradaptasi dengan sekolah barunya.

Meskipun harus selalu sedia perlengkapan handsanitizer, dan juga tisu. Baik Guntur maupun teman sekelasnya tercengang melihat isi tas Zia ketika razia.

Yang biasanya anak cewek membawa makeup atau skincare ketika sekolah, berbeda dengan Zia, ia membawa kotak kecil P3k di dalam tasnya dan juga dua botol handsanitizer beserta satu pack tisu.

Sedangkan Zia sendiri yang ketahuan membawa, hanya diam dengan raut muka tidak bersalah. Anggota OSIS yang ingin menyita mengurungkan niatnya karena ucapan dari salah satu murid di kelas Zia.

"Jangan di sita! Kalau di kelas ini ada yang celaka gimana? Obat merah sama plaster nya bakalan butuh buat luka, lagian yang Zia bawa juga bermanfaat," ucap Odit.

Karena hal itu, sampai saat ini Zia selalu bebas dari razia razia bulanan sekolah.

Baru saja Zia duduk di bangkunya, Vivi sudah membujuk Zia agar ikut ke kantin. Zia hanya pasrah di tarik hingga kantin. Meskipun dalam hati merutuki kebodohannya memiliki teman seperti Vivi.

Gadis yang sangat hiperaktif dan selalu membuat Zia risih dengan segala tingkah lakunya.

"Zia, cobain deh baksonya mang Acep enak banget!" Vivi menyodorkan semangkuk bakso yang telah ia beli untuk Zia cicipi.

Zia spontan menjauh."No! Jangan kasih gue makanan sembarangan Vivi, gue gak suka!"

"Ihh, masa gak suka sih ini enak! Cobain Zi lu pasti suka, apalagi ditambahin sambel," ucap Vivi.

Zia menolak keras usulan Vivi, karena kesal terus menerus dipaksa untuk mencoba, Zia langsung berdiri dan pergi meninggalkan Vivi.

Suasana kantin dipagi hari yang memang sepi membuat obrolan semakin terdengar jelas. Guntur, Odit, dan Diwa yang sendari tadi menyimak di pojok kantin hanya diam saja tanpa mau ikut campur.

Perempuan cuy masalahnya.

★★★★★

"PAK DODIT DATANG WOY!" teriak Satria sambil berlari menuju bangku.

Semua murid di kelas buru buru duduk dan menunggu kedatangan guru yang mengajar.

Pak Dodit dikenal sebagai guru killer tapi juga humoris yang sesekali membuat siapa pun tertawa sekaligus ketakutan jika berhadapan langsung dengannya.

Perasaan awkard dirasakan oleh Zia dan Vivi semenjak kejadian di kantin pagi tadi keduanya masih saling diam.

Hanya masalah sepele padahal. Tapi nyatanya dari kesalahan kecil yang disepelekan akan berakibat fatal. Karena Zia sama sekali tidak suka dipaksa.

Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan khidmat meski diselingi pertanyaan cringe alias jokes bapack bapack dari Pak Dodit.

Para murid yang memang menjadi sasaran utama jokesnya kadang dibuat cengo dan dibuat tertawa. Para cowok yang memiliki bibit bibit seperti Pak Dodit menimpali salah satunya Guntur.

GUNTURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang