13 || MAAF ZI

8 5 1
                                    

AUTHOR POV

Bima / Semarang

Gue gabut Zi
Lu ada waktu gue pengen tlp lu

Ga ada gw ada acara sorry

Oualah okey next time aja

Read.

Zia langsung melempar ponsel miliknya kearah kasur. Teman virtualnya satu ini memang pengertian selalu ada disaat dia gabut tapi entah kenapa Zia selalu risih dibuatnya.

Mungkin Zia salah satu dari sekian banyak orang yang termasuk egois(?)

Libur sekolah begini malah membuat Zia gabut, bingung ingin melakukan apa.

Online chat? Itu pasti Bima akan terus menerornya. Bukan ide bagus.

★★★★★

Ditemani semilir angin yang menerpa tubuhnya, kini Guntur termenung sendiri di jendela kamarnya seperti biasa. Kedua tangannya melingkar pada lutut dengan pikiran yang kosong.

Cowok itu memikirkan bagaimana caranya agar Zia tidak lagi marah padanya entah apa sebabnya Guntur juga tak paham.

Matanya tak sengaja menangkap kaleng susu kosong diteras rumahnya dekat tong sampah. Kilas balik saat ia dan adiknya sedang menonton dua bocah botak terlintas saat serial tersebut menampilkan episode mainan usang.

Ada empat kaleng kosong disana, tali kasur? Ia akan bertanya pada nenek soal itu.

"E-eh monyong monyong," latahnya saat ingin terjatuh. Setelah dirasa baik, Guntur berlari menghampiri nenek Linda meminta tali kasur yang ia butuhkan.

Nenek Linda hampir terjungkal ulah Guntur. Bukannya meminta pelan pelan, Guntur malah langsung memeluknya. "Nek, punya tali kasur ga? Waktu itu Guntur lihat nenek pake."

Nenek Linda berfikir sejenak mengingat ingat kapan terakhir kali ia gunakan." Ada di atas lemari, cari aja." Guntur mengendurkan pelukannya. "Okey."

"Kalau ada maunya aja lembut," Nenek Linda geleng geleng kepala melihat tingkah Guntur, tidak berubah.

Tali kasur sudah ada digenggamannya. Sekarang Guntur duduk lesehan diteras rumah setelah mengambil dan membersihkan kaleng bekas tersebut.

Palu ia pukul pada paku yang tertancap pada kaleng yang ingin dilubangi untuk jalan masuknya tali kasur.

Cowok itu tengah berusaha membuat alat komunikasi yang orang lain gunakan jaman dulu untuk bermain.

Rencananya Guntur akan membuat alat tersebut terhubung dari rumah Zia ke rumah miliknya. Bisa dibayangkan seberapa panjangnya?

Sayang seribu sayang, tali kasur yang dimiliki nenek kurang panjang seperti yang diharapkan Guntur.

Dan lagi, jika tali tersebut di lentangkan hanya sampai di jendela kamar Zia hingga pagar rumah Zia.

Dengan langkah mengendap-endap sambil membawa tangga, Guntur memasukkan satu kaleng yang dibuatnya tadi di jendela kamar Zia yang untung saja sedang terbuka.

GUNTURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang