16 September 2021
Tetesan air yang jatuh dari langit membuat langkah kaki gadis bersurai hitam terburu-buru, sambil menjingjing paper bag berwarna coklat tua bertuliskan charles & keith ia langkahkan kakinya masuk ke dalam cafe sudah lumayan sering ia sambangi.Dia langsung tahu orang yang akan ia temui berada dimana, karena hanya kaca bening yang membatasi bagian luar dan dalam cafe. Dari jauh ia sudah bisa melihat garis senyum yang belum juga pudar kala menyambutnya tiba di hadapan orang itu.
"Untung belum deres ya hujannya." Ucap orang itu membuka perbincangan.
Matanya yang terlihat lelah itu tetap menyapa dengan ramah kedatangan si gadis yang menerobos gerimis di luar. Wajahnya nampak penat dengan kesehariannya, sebagian rambutnya juga tidak tertata rapih. Seperti orang yang pusing dengan urusannya.
Penampilannya? Tidak nampak seperti saat ia sedang menjadi dokter koass beberapa jam lalu.
Hanya kaos oblong berwarna putih dan jaket bomber berwarna hijau gelap, hanya terlihat seperti anak muda pada umumnya.
"Duduk, duduk." Ujarnya lagi, sadar yang baru saja datang memberi kode untuk menduduki kursi yang ada di depannya.
"Gue kira bakal gue yang nyampe duluan." Kata yang perempuan, mendudukan dirinya dan meletakan paper bag yang ia bawa di kursi kayu sebelahnya, kemudian mengambil beberapa lembar tissue untuk mengelap tetesan air yang mengenai wajahnya barusan.
"Iya, gue buru-buruin tadi."
"Biar gak kemaleman." Jawabnya tenang, melirik ke arah luar ke tempat dimana langit malam pekat menyirami bumi dengan ramainya air dari atas sana.
Benar dugaannya. Cantika tiba sebelum hujan semakin deras.
Gadis itu tak menjawabnya, sibuk mengurusi penampilannya sendiri, gadis itu lalu meletakan ponselnya di atas meja. Menyentuhkan ujung jari telunjuknya dua kali di layar ponselnya hingga menyala.
Pukul 19:36. Belum terlalu malam untuknya, tapi entahlah waktu malam orang-orang jelas berbeda.
Satu ponsel lain terulur padanya, orang yang duduk di depannya lah yang menyodorkan ponsel miliknya pada Cantika.
"Pesen makan atau minum gih, sorry ya gue duluan."
Cantika meraih ponsel itu, membaca-baca menu yang muncul setelah memindai QR-Code di papan akrilik yang ada di tengah-tengah meja. Cantika melirikan matanya ke arah meja, hanya melihat gelas putih berisikan coffee latte disana.
Jarinya terus bergerak menggulirkan menu yang ditawarkan cafe itu, namun ujungnya dia hanya memesan ice lemon tea.
Ia tahu, ia tidak akan lama berada disini. Namun ia juga sudah melalui hari yang panjang, ia butuh sesuatu untuk sedikit menyegarkan dirinya juga tenggorokannya.
Kedua manusia itu kembali terdiam setelah memanggil pelayan untuk memesan. Mereka hanya sama-sama menunggu siapapun dari keduanya untuk bicara lebih dulu. Ini bukan pertemuan yang pertama atau kedua tapi ada sedikit rasa canggung masih mengganjal di antara mereka. Mereka hanya saling mengenal lewat orang lain yang tidak ada di sana sekarang.
Namun, yang satunya mengalah. Mengambil inisiatif untuk lebih dulu membuka obrolan kembali.
"Ini lo langsung dari kampus? Atau gimana?" Tanyanya berbasa-basi.
"Iya kak, nunggu lo kelar gue di kampus dulu." Jawab Cantika, menggerakan kepalanya ke sebelah kirinya.
Paper bag berwarna coklat yang ia bawa tadi ia pindahkan ke atas meja, ia mendorong paper bag itu lebih dekat ke orang yang ada di hadapannya. Orang itu terlihat meneguk ludahnya sendiri kala melihat paper bag itu tepat di depan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side of KBYY Family
FanfictionResiko setelah membaca ditanggung masing-masing ya, karena dapat menyebabkan pusing, senyum-senyum sendiri, kesel, gemes dan gitu dah.