☆15{limabelas}

5 6 3
                                    

Aku mencoba menelepon rumah untuk menjemputku pulang dari sekolah

"tutt tutt tutt" suara ponsel berdering tidak ada satupun yang mengangkatnya kucoba lagi

"tutt tutt tutt" telpon masih berdering

"Hallo" akhirnya ada yang bengangkat telponku

"Hallo siapa ya?"suara itu tidak asing ditelingaku itu adalah suara bibi kokom

"Assalamualaikum hallo bi aku qalla" jawabku

"Oh iya non ada apa?"tanya bi kokom

"Bi boleh minta tolong?"

"Bi tolong suruh pak sopir jemput aku disekolah"pintahku pada bikokom

"Non udah pulang sekolah?"

"Cepet banget non pulangnya?"bikokom heran kepadaku karena memang hari ini sekolah libur dan kali pertama qalla meminta sopir untuk menjemputnya pulang sekilah biasanya yang mengantarkan ia pulang adalah kak arga

"udah bi suruh pak sopir jemput aku ya bi digerbang sekolah"

"Secepatnya ya bi makasih"

"Assalamualaikum"jawabku singkat dan menutup telpon selulerku sepihak

Aku menunggu sopir menjemputku sambil melihat sekeliling jalan yang padat akan mobil dan motor yang berlalu lalang dengan cepat

"Kok pak sopirnya lama si?"ujarku melirik sekilas jam tangan yang aku kenakan, jarum jam menandakan pukul 09.00 pagi

"huh!"menghela nafas kasar mendengus kesal, perutku mulai keroncongan karena lapar aku pelihat sekeliling apakah ada penjual makanan yang berada di pinggir jalan

"Pucuk dicinta ulampun tiba" mataku tertuju pada penjual makanan yang berda di trotoar seberang jalan dan banyak kendaraan berlalu lalang itu

Sungguh bahagianya aku ketika menemukan penjual makanan itu dan bergegas melangkahkan kaki kesebrang jalan menuju kearah si penjual makanan tersebut

Satu langkah kakiku menapakkan jalan aku melihat anak kecil sedang bermain kucing dipinggir jalan aku tersenyum melihatnya saat itu kendaraan tidak begitu ramai dilewati mobil aku tersenyum melihatnya

anak kecil itu sangat menyukai kucing itu tak henti ku menatap hingga tanpa aku sadari tubuhku maju perlahan menuju kearah anak kecil tersebut, kini aku sudah berada di tengah jalan tiba tiba kucing itu berjalan ke tengah jalan

anak kecil itu mengejar kucing dengan gembira aku yang tadinya berjalan lamban mengikuti arah kucing dengan langkah kaki cepat dikejauhan terdapat sebuah mobil bus yang berjalan menuju kearah anak kecil juga kucing tersebut

Melihat mobil buss dari kejauhan berjalan menuju ank kecil itu aku yang tersadar akan hal itu lantas berlari menuju kearah anak kecil bersama kucing itu

Aku berlari menuju kearah ank kecil tersebut dari seberang jalan aku melihat sosok anak laki laki juga berlari menuju kearahku laki laki itu tidak asing bagiku namun terlihat samar karena aku lebih fokus pada anak kecil tersebut juga mobil buss yang kian mendekat kearah anak kecil tersebut

Aku berlari sekuat tenaga dan berteriak"adek awas ada mobill" teriakku namun anak kecil itu masih mengejar kucing tersebut hampir sampai hapir dan

"TET TET TET" Suara klakson mobil bus itu berbunyi keras
Anak kecil tersebut menengok hanya mematung

"Adekk awass" teriakku menarik adek tersebut membawanya kepelukanku

"Srekk srekk"suara tubuhku ditatarik oleh sesuatu yang kuat

"A-AAAA-AA" memejamkan mataku tak sanggup jika aku meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan sebuah pesan apapun pada keluargaku

"Dugg dugg"

"Brukk"

"Srakk" suara hantaman yang sangat keras itu terdengar jelas ditelingaku, mataku masih tepejam kuat sambil memegang anak kecil sedangkan tubuhku didorong kuat oleh sesuatu ntah itu apa terlihat samar samar

"TUEETT-TETT"terakhir kali suara itu terdengar ditelingaku tubuhku tepental aku jatuh keaspal keras itu bersama ank kecil yang aku pedang lepalaku terbentur oleh aspal tanganku menadah melindungi kepala anak kecil itu

Samar samar ku lihat sosok laki laki itu terbaring tak jauh dari posisiku jatuh kepalanya penuh darah tangan juga kali yang lecet badannya kurus terbaring tak berdaya menatap kearahku sendu

Mataku tidak bisa melihat dengan jelas, kepalaku pusing dan sakit kakiku lemas tanganku setengah mati rasa tak berdaya aku melihat sekeliling mulai gelap dan "dep" kini suasana menjadi berwarna hitam pekat aku tak menyadari apa yang telah terjadi

Setelah beberapa saat orang orang pun berdatangan menghampiriku, dimana janji itu? janji yang aku buat bersamanya dan aku mengingkarinya sungguh akulah penyebabnya, sejak kejadian itu aku pindah kota tanpa menepati janji yang telah aku buat bersamanya saat dibawah pohon bunga sakura biru tersebut.

/skip
******
flash off

"eh pintunya engga dikunci qall"memasang wajah sumringahnya menengok kearahku

"Qalla ayok masuk" ajak yana padaku

"hah?" Bingungku tersadar akan lamunanku

"Hah hem kenapa si lu qall aneh" menunjukkan jari telunjuknya ke arah keningku

"maaf hehe" menggaruk kepalaku yang tak gatal

"Kenapa sih lu, masih sakit kepalanya?"tanya yana cemas, temanku satu ini memang dangat perhatian dan baik walaupun terkadang ia ikut jahil seperti jihan

"engga kok dih aku gpp kok, udah ga sakit lagi" elakku

"Ya udah ayok masuk" menggengam tanganku dan menyeret ku untuk masuk kedalam

"nek nenek aku yana"memanggil neneknya berakali kali sampai akhirnya sosok perempuan tua bergerak berjalan menuju arah kami

yana melihat sosok yang ia kenal itu adalah neneknya yang berjalan menggunakan tongkat kayu ia berjalan dengan susah payah badannya sedikit gemeter mungkin karena nenek yana yang sudah tua

"Nenekk yana rindu" segera yana berlari kecil dan memeluk neneknya begitupum dengan neneknya yang memeluk yana dengan penuh kelembutan

"Cu-cu ke-sa-ya-ngan ne-nek u-dah ge-de" melepas pelukannya dam mengecup keningnya sekilas, tubuh yana sedikit turun menyamakan tinggi badan neneknya

"Iya nek yana rindu nenek" ucap yana kembali membuat neneknya sedikit mengeluarkan air mata

"y- ya-na da-tang de-ngan siap-a?" neneknya melihatku, ia bertanya pada yana menengok kearahku

"dia temen yana nek namanya qalla"memegang kedua pundakku menyeretnya kesamping badan yana seperti memapah orang namun kedua tangan yana memegangi pundakku

aku yang merasa terseret oleh yana memasang wajah ramah pada nenek yana

"hallo nenek aku qalla temannya yana"aku tenyum lebar menampakkan giguku dihadapan nenek yana dan mencium punggung tangannya

nenek yana terlihat senang akan kehaduranku memberi senyuman lebar dan memegang pucuk kepalaku, belayannya sungguh lembut

"ka-mu a-nak yang ma-nis can-tik" nenek yaba memujiku membuatku tersenyum lebar tidak bermaksud untuk mengsombongkan diri ya

"trimakasih banyak nek" jawabku berterimakasih pada nenek yana

"iya nih temen yana emang cantik cuma kadang sok polos ajah" sahut yana padaku

ngegantung dulu ya gaes:)

~~~~~HAPPY READING~~~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Universe Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang