• 10

49 39 20
                                    

Happy reading guys~!!!

*****

Diruangan serba cat putih dengan bau ruangan yang khas terdapat 2 orang remaja. Yap disana tempat Bila dirawat. Bila belum sadar dari semalam. Bintang senantiasa menjaga Bila. Ia sangat cemas dan juga marah kepada Dimas. Jika Dimas tidak terlalu menekan Bila, dia tidak akan berbaring di ranjang dengan tangan yang diinfus.

Dengan perlahan Bintang menggenggam tangan bila. Ia terus-menerus memperhatikan wajah Bila yang terlihat pucat. Saat ini hanya Bintang yang menjaga Bila karna Bintang menyuruh Bi Ira pulang untuk beristirahat dan mengambil barang yang diperlukan Bila nanti.

'Eunghhhh...Arrr...jangan....Ar jangan tinggalin gue gue mohon..." Bila mengigau kembali dengan suara yang sangat kecil tetapi masih bisa didengar oleh Bintang.

Bintang yang mendengarnya berusaha membangunkan Bila "Bil ini gue Bill ayo bangun lo gaboleh tidur gini...gue Bintang bill" ucap Bintang terlihat gelisah.

"Arr..... please...jangann..Arr." Bila semakin mengeraskan suaranya. Bila mengeluarkan air mata diujung matanya yang tertutup rapat. Hal ini membuat Bintang panik. Ia berusaha memanggil Bilaa tapi Bila masih mengigau.

Tanpa disadari dibalik pintu kamar rawat Bila Nala mematung mendengar Bila menyebutkan nama 'dia' ia sangat gelisah sampai akhirnya ia pun mempercepat langkahnya menghampiri Bila.

"Bilaa bangunn Bill ini gue Nalaa." Nala menepuk pelan pipi Bila.

Bila terbangun dengan napas yang tidak karuan. Bintang dengan sigap mengambil segelas air dan menyuruh Bila untuk meminumnya.

"Minum dulu"ucap Bintang.

Bila mengamati sekeliling ruangan yang ia tempati. "Nal, papah sama Bi Ira mana?" tanya bila dengan suara yang terdengar lemah.

"Bokap lo udah gue kasih tau ko Bil mungkin bentar lagi dia kesini. Kalo bi ira mungkin dia pilang dulu. Lo kenapa bisa gini sih bil. Gue gamau lo sering masuk rumah sakit kayak waktu lo kecil. Lo kalo ada apa apa cerita sama gue bill." ucap Nala panjang lebar.

"Sorry gue gabisa nahan pusing semalem." jawab Bila

"Apa karna bokap lo.."Nala tidak melanjutkan perkataannya ia melirik kearah Bintang "Bin lo bisa gabung sama yang lain dulu ga mereka gue suruh tunggu diluar, gua mau ngomong sama bila". ucap Nala pada Bintang.

"Bintang udah tau masalah bokap gue" Jawab Bila menatap Bintang.

"Ko bisa?"tanya Nala

"Dia kemaren nolongin gue waktu gue dihajar bokap."ucap bila tanpa disadari Bila mengeluarkan air matanya.

"Bilaa ko nangis sihh. Kenapa ada yang sakit?"Tanya Nala dan hanya dibalas oleh gelengan.

"Gue manggil mereka dulu" pamit Bintang.

Sekarang hanya tersisa Nala dan Bila disana. Bila menatap Nala dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Nala memegang tangan Bila. Mata Nala sudah berkaca-kaca.

"Bil lo kenapa hmm, lo mau apaa gue bakalan usahain buat nurutin kemauan lo Bil." Nala menatap Bila dengan tatapan nanar.

"Gue pengen ketemu dia Nal, sorry gue egois,gue gabisa lepasin dia, gue masih kepikiran dia." jawab Bila. Air matanya kembali mengalir.

"Gue paham Bil. Gue ga minta lo lepasin dia, cukup gue yang kehilangan dia. Lo jangan sampe kehilangan dia Bil. Gue janji gue akan cari dia dan bawa dia kehadapan lo." ucap Nala. Nala berusaha menguatkan dirinya dan menguatkan Bila.

Bila menggelengkan kepalanya " Engga Nal terlalu berat. Gue gamau bikin lo keinget masalalu. Maafin gue yaa." Mereka berdua sudah tidak bisa membedakan air matanya. Nala dengan cepat memeluk Bila. Nala menangis dipelukan Bila begitupun sebaliknya.

NALADHAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang