DETIK-12

210 27 1
                                    

HAPPY READING!!

JANGAN LUPA VOTE

***

"Selamat pagi, Shaka!" Kay melambaikan tangannya di hadapan Shaka saat cowok itu baru saja datang.

Kay langsung berdiri di depan kelas Shaka saat ia tiba di sekolah. Ia menunggu Shaka datang di depan kelas cowok itu. Ranselnya pun masih setia bertengger di punggungnya.

Shaka hanya meliriknya sekilas lalu berjalan ke kelas melewati Kay. Dan Kay mengekorinya dengan semangat.

"Shaka."

"Shaka aku---"

"ASSALAMUALAIKUM, REGANTENG DATANG!!" suara teriakan pedenya Rega yang baru memasuki kelas, mengambil alih atensi seluruh orang di kelas itu.

"Wuiisshh, Kay! Udah balik aja lo. Kangen parah gue!" katanya pada Kay yang disambut tatapan jijik oleh Kay. "Kemana aja dua hari ini? Gue kira udah tobat lo." lanjutnya.

"Bisa kangen juga lo sama gue?" tanya Kay dan dibalas anggukan antusias dari Rega.

"Sini peluk!" Rega merentangkan tangannya pada Kay.

Brukk

Suara buku yang dijatuhkan kasar di meja membuat mereka terlonjak kaget. Mereka yang sama-sama langsung menatap sang pelaku. Shaka.

"Sorry." ujar Shaka datar.

Rega tersenyum jahil seraya meletakkan tas di bangkunya. "Cemburu bilang, Boss!" godanya yang tidak dihiraukan Shaka.

"Shaka kamu---"

"Lah, di sini bocahnya." suara seseorang di belakangnya kembali memotong ucapan Kay.

Gilang memasuki kelasnya. "Lo di tungguin pacar gue di kelas."

Huft, lihatlah! Sombong sekali dia memamerkan Lyla dengan menyebutnya 'pacar gue'. Kay, kan, jadi irii.

"Iya bentar." balas Kay.

"Nggak ada bentar-bentaran. Lyla mau liat tugas lo. Gue nggak mau ya, sampe pacar gue dihukum gara-gara lo nggak ngasih dia contekan!"

"Dih?"

"Udahh lo pergi sana!" usir Gilang mendorong-dorong bahu Kay.

"Gue mau bicara sama Shaka dulu!"

"Nanti lagi kan bisa. Lagian Shaka juga nggak nanggepin lo. Yang penting tugas pacar gue aman sekarang!"

Kay mencebikkan bibirnya. "Iya gue ke kelas sekarang." ujarnya kesal. Lalu dia kembali melihat Shaka yang asyik membaca buku. "Shaka ak---"

"Ck, buruaannnn keburu belll!" potong Gilang cepat. Kay melirik tajam Gilang dan langsung keluar kelas dengan menghentak-hentakkan kaki setiap langkahnya.

Perasaanya sudah kembali tenang. Setelah merenung semalaman penuh, ia bertekat untuk menjalani kehidupannya seperti biasa. Seperti sebelum penyakit sialan itu hinggap pada tubuhnya. Kay akan menjadi Kay yang dikenal orang-orang sebagai gadis ceria tanpa beban hidup. Iya, dia akan berusaha melakukan itu-ralat, dia harus melakukan itu!

Kay tidak suka dipandang lemah. Kay tidak suka dipandang kasihan. Jujur saja, ia benci menerima statusnya sekarang yang bisa dijuluki sebagai 'gadis penyakitan'. Sangat menyedihkan!

Walaupun jauh di lubuk hatinya, ia masih menyimpan kesedihan dan ketakutan yang amat besar, namun tenang saja, Kay akan memasang topeng untuk menutupi itu semua. Biarlah kesedihan itu terkubur dalam-dalam. Biarlah ia melalui ini sendiri. Tanpa ada orang lain lagi yang tau. Hm, semoga saja.

DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang