HAPPY READING!
***
"Kay udah belooomm?" Lyla mengeraskan suara agar Kay bisa mendengar di balik pintu toilet.
"Beloomm. Baru juga masuk. Lo duluan aja, ini masih lamaa!"
Ya, sesuai perintah dari Bu Nula kemarin, kelas IPS 2 akan mengikuti jam olahraga bersama kelas IPA 1. Dan Kay akan mengikutinya. Toh, kegiatannya juga hanya di dalam ruangan. Jadi Kay tidak khawatir tentang kondisinya. Apalagi ia akan bersama kelas Shaka. Tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan!
Kurang dari tujuh menit lagi, pasti kegiatan akan segera di mulai, namun Kay belum juga selesai mengganti seragamnya. Akibat semua toilet penuh terpakai, jadinya Kay terpaksa mengantri terlebih dahulu. Dan sialnya hanya tinggal dirinya yang belum selesai.
Selang beberapa menit kemudian, Kay selesai dengan kegiatannya. Masih ada waktu sekitar lima menit lagi sebelum kegiatan benar-benar di mulai. Kay merampas seragam sekolahnya yang belum ia lipat. Tidak sempat melakukan itu. Lagipula, nanti juga akan ia pakai lagi. Jadi tidak dilipat pun tidak masalah. Mungkin akan kusut saja.
Kay bergegas membuka pintu toilet itu namun kejadian tak diinginkan membuatnya masih menetap di dekat pintu itu. Sejumput rambut belakangnya tersangkut pada paku yang ada di pintu.
"Aduhh..."
Ia mencoba melepaskan ikatan antara rambut dan paku itu namun malah semakin membuat rambutnya kusut alhasil kaitannya semakin rumit.
"Ck, pake acara kayak gini segala lagi,"
"Nggak tau orang lagi buru-buru apa, ya?"
"Sial!"
"Nggak ada orang, lagi,"
Kay terus saja menggerutu pelan sambil menarik-narik rambutnya.
"Woii siapapun tolongin gueee!!!"
"Ada or-Akkh shit!" umpatnya saat kepalanya terbentur pinggiran pintu akibat banyak bergerak.
"Ini gimana caranya gue bisa pergi dari sini?" ia mengusap kasar wajahnya.
Tiba-tiba Kay melihat siluet seseorang dari jauh yang akan melewatinya. Bagai melihat danau di tengah gurun pasir. Wajah Kay seketika berseri bahagia. Sebuah kebetulan yang menyenangkan. Pangeran penyelamat!
"Shaka, Shaka, Shakaaaa!!!" Kay melambai-lambaikan tangan agar keberadaannya dapat terdeteksi oleh penglihatan sang pangeran penyelamat. Namun nyatanya, Shaka hanya meliriknya sekilas lalu melanjutkan langkahnya.
"Shaka tolongin akuuuu!!!"
Dengan langkah santai dan tenang, Shaka melewati Kay tanpa beban sedikitpun. Benar-benar tidak peduli dengan gadis itu.
"SHAKA RAMBUT AKU KESANGKUTT!!" teriak Kay sebelum Shaka benar-benar pergi.
Berhasil!
Shaka berhenti di langkah kedua setelah melewatinya. Ia menoleh pada Kay yang sudah menatapnya penuh harap.
"Tolongiiinn..." pinta Kay memelas.
Masih belum bergerak, Shaka seolah mencari kebohongan pada makhluk di depannya ini, namun nihil. Dengan terpaksa, ia mendekat pada Kay membuat wajah gadis itu bertambah sepuluh kali lebih berseri.
Shaka menunduk, melihat rambut Kay yang melilit paku. Ia yakin membutuhkan waktu sekitar dua menit untuk melepaskannya. Sedangkan, kegiatan akan segera dimulai.
Tangannya terulur mulai memisahkan rambut gadis itu pada paku secara hati-hati.
Dengan jarak sedekat ini, tentu membuat jantung Kay tidak berdetak normal. Pipinya sudah memerah dan pegal akibat tak kuasa menahan senyum. Apalagi saat hidungnya menerima bau parfum Shaka yang membuatnya nyaman berada di dekat Shaka. Apalagi jika Shaka memeluknya. Ah, penyakit halunya kumat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETIK
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐎𝐊𝐄𝐘𝐘?] ----------------------------------------------------- Apa yang kalian pikirkan tentang hari ulang tahun ke-17? • Hari yang paling berkesan? Ya! Sama halnya dengan Kay. Hari ulang tahunnya...