DETIK-14

203 26 0
                                    

HAPPY READING!!!

Jangan lupa vote, yaaa

***

Sesuai janjinya kemarin, pagi ini Shaka akan menemani Kay untuk membeli kotak pensil yang kemarin kecebur selokan. Ia telah bersiap menggunakan kaos putih dibalut jaket denim dan celana levis hitam.

Shaka menyambar kunci motornya akan menjemput Kay di rumahnya. Tadi ia sudah mengabari Kay. Tentu Kay senang bukan main pagi-pagi mendapat chat dari Shaka.

Cowok itu melajukan motornya membelah jalanan pagi kota Jakarta. Entahlah. Ia sedang malas mengendarai mobil. Malas pakai mobil atau memang mau lebih dekat dengan Kay? Upss...

Terlihat Kay sudah setia menunggu di depan rumahnya. Sebenarnya dari tiga puluh menit yang lalu. Sudah seperti menunggu datangnya kurir pengantar paket saja. Setiap ada suara kendaraan sedikit saja, Kay sudah antusias untuk menyambutnya ehh, tapi ternyata bukan Shaka yang datang melainkan hanya orang lewat saja.

Matanya berbinar kali ini ketika akhirnya penantiannya terbalaskan. Shaka datang dengan motor hitamnya. Gadis berlesung pipi itu menghampirinya.

"YEEYY NAIK MOTOR!!" pekiknya girang.

Tanpa basa-basi, Shaka menyerahkan helm pada Kay. Lalu gadis cantik itu mengambil dengan senang hati. Setelah terpasang sempurna di kepalanya, barulah dia naik ke motor Shaka. Lalu cowok itu melajukan motornya.

Kay mencondongkan tubuhnya, "Kita mau cari ke mana?" tanyanya sedikit berteriak. Takutnya Shaka tidak mendengarnya.

"Nanti lo tau."

Setelah menempuh perjalanan sekitar sepuluh menit, Shaka menghentikan laju motornya di depan toko buku yang cukup besar.

"Kok ke sini, sih?" tanya Kay bingung.

"Turun."

Kay turun lalu melepaskan helmnya. Ia menyerahkan pada Shaka lalu gadis itu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan terkena angin.

Shaka mulai melangkah masuk tanpa menunggu Kay.

"Ihh, Shakaa!! Tungguin, dong!" Kay mengekorinya dari belakang.

"Kamu mau beli buku?"

"Mau beli buku apa?"

"Buku pe-aduh..." Shaka menghentikan langkahnya tiba-tiba hingga membuat kening Kay menabrak punggung tegap lelaki itu.

Kay mengusap keningnya pelan lalu meliukkan badannya ke samping agar ia bisa melihat apa yang Shaka lihat.

"Wooaahh..." takjubnya melihat banyak alat tulis dengan bentuk-bentuk yang lucu di depan Shaka berdiri. Fokusnya langsung tertuju pada kotak pensil dominasi warna hitam bermotif matahari yang terletak di antara kotak pensil lainnya. Berbeda dari punyanya kemarin, tapi yang ini jauhhh lebih cantik. Perpaduan motif matahari dan bulan yang terlihat sangat apik di penglihatannya.

Tak mau berlama-lama, Kay langsung menghampirinya lalu menyambarnya. Takut-takut ada yang merebutnya.

"Kok kamu bisa langsung nemu, sih? Tau darimana kalo disini jual kayak gini?" tanyanya pada cowok yang kini bersandar di tembok dekatnya dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Sering ke sini." jawabnya singkat.

Pandangan Kay beralih pada jejeran pernak pernik yang tergantung rapi di gantungan besi yang tersedia. Ada gelang, kalung, dan gantungan kunci di sana. Tangan lentik gadis itu meraih salah satu gelang tali berwarna hitam dengan bandul besi lingkaran berbentuk matahari.

DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang