Bagian 17

6 2 0
                                    

Bulan Februari ini setelah melaksanakan BCF aku disibukkan dengan kuliah dan tugas-tugas yang semakin banyak, bahkan kelasku juga memiliki project untuk membuat film pendek. Jadi mau tak mau setiap pulang kuliah kami selalu menyempatkan untuk rapat dan membahas konsep film pendek.

Bahkan aku juga bersyukur, Abian bisa kembali seperti Abian yang aku kenal. Sepertinya dia sudah bisa beradaptasi dengan keadaan bahkan aku mendengar kabar bahwa dia sedang dekat dengan salah satu teman di kelas, bahkan perempuan ini jauh lebih cantik daripada aku dia juga seorang model. Aku bersyukur Abian mendapatkan seseorang yang lebih baik dari aku.

Jeje yang mendengar kabar ini pun juga turut senang, dia merasa lega karena kita bisa kembali bertiga dan melakukan kembali hal-hal yang dulu pernah kita lalui bersama. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Ya memang aku juga menyayangi Abian tapi hanya sebatas teman saja.

"Kamu dari kemarin sibuk rapat terus, aku kan kangen" Ivan merengek seperti bayi

"Dih, kamu kan juga sibuk kuliah kok yang disalahin aku doang?"

"Masa sih?"

"Tuh mangkannya ngaca kamu dari kemarin juga sibuk sama organisasi"

"Ya udah deh kalau gitu, sekarang kan kita sama-sama gak sibuk, gimana kalau jalan-jalan. Mau gak?"

Ivan menawarkan hal yang tidak bisa ku tolak

"Tapi mau kemana?"

"Kamu lagi pingin apa deh?" tanya Ivan

"Beli Es Dempo yuk"

"Itu es buah kan?"

"Lah iya, masa es daun" aku menjitak kepala Ivan pelan

Dia masih terdiam

"Ayo, keburu sore"

"Dimana tempatnya"

"Disamping SMA Dempo itu lho"

"Oh pantesan di namain Es Dempo"

Aku menggelengkan kepala, tak menyangka Ivan bisa selemot ini

Jarak dari kos menuju SMA Dempo tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu sekitar sepuluh hingga lima belas menit, sesampainya disana kami memesan 2 cwie mie dan 2 es buah. Ini adalah perpaduan yang pas di siang hari yang cukup panas.

"Aku mau tambah duren, kamu mau gak?"

Sedangkan aku hanya menggeleng pelan

"Ya udah, awas aja nanti kamu ambil duren ku"

"Suudzon deh"

Ivan hanya tertawa kecil

***

Ini sudah satu minggu aku syuting ditengah hutan, lebih tepatnya di sebuah bedengan karena memang tema film pendek yang kita ambil adalah thriller. Jalannya yang makadam dan sulit membuat aku sangat lelah, bukan karena syutingnya namun perjalanannya. Selama disini aku bisa mengabari Ivan kalau kebetulan dapat sinyal kalau gak ada ya bisa alamat gak pegang hp sama sekali.

Selesai syuting bagianku, aku pun duduk disebuah gazebo dan mengambil camilan yang aku bawa. Namun tak berapa lama temanku memanggil

"Ra, ada yang cariin kamu tuh"

"Hahh? Siapa?" aku sedikit panik, karena di bedengan ini hanya ada teman-teman kelasku saja

"Gak tau itu di parkiran tadi ketemu sama aku, ternyata dia nyariin kamu. Coba samperin deh"

Tanpa menjawab aku turun ke parkiran dengan sedikit berlari

"Jangan lari nanti jatuh"

"Ivan?"

Irreplaceable 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang