Bagian 2
Sepulang sekolah aku duduk di depan ruangan 32 dengan Ivan karena hari ini akan ada serah terima jabatan pengurus paduan suara tak terasa kini angkatanku sudah kelas 12 jadi sudah tidak bisa ikut paduan suara lagi.
“Vannnn”
“Apa?”
“Sakit banget perutkuuuuuu” aku merengek seperti anak kecil kearah Ivan
“Nyeri haid?”
Aku mengangguk sambil terus memegang perutku, setiap hari pertama dan kedua menstruasi aku selalu merasakan nyeri seperti ini rasanya tidak kuat jika harus melakulan kegiatan yang terlalu menguras tenaga. Karena tidak tega melihat aku seperti ini Ivan pun menepuk-nepuk pinggang ku.
“Gak usah ih”
“Udah, gak papa kok”
Sambil menepuk pinggangku Ivan terus menatap wajahku
“Kenapa ngeliatin gitu?” tanyaku sambil tersenyum
“Kasian tau lihat kamu kaya gini”
“Tiap bulan aku bakalan kaya gini Van, udah ah gak papa”
“Aku beliin itu ya, apa sih minuman yang biasanya buat orang lagi haid”
“NO, aku gak pernah minum-minum kaya gitu. Biasanya banyak minum air putih udah cukup”
“Hmmmmm” Ivan mulai pasrah dan bingung harus apa
Sedangkan menurutku kehadiran dia disini saja sudah lebih dari cukup
***
29 Agustus 2017
Seusai pulang sekolah aku bergegas menuju rumah Caroline karena hari ini adalah jadwal kelasku untuk melaksanakan foto buku tahunan di suatu hotel yang cukup terkenal di Kota kami, aku segera make up dan membantu teman-temanku yang lain untuk make up agar cepat selesai.
“Ra”
“Hey” jawabku sambil membuat alis
“Kita harus siap ditempat pukul berapa?”
“Kayaknya sih maksimal jam 6 sudah harus siap”
“Ini udah jam 5”
Kami semua terkejut dan seketika kalang kabut karena satu jam itu waktu yang cukup singkat, sebentar lagi adzan maghrib berkumandang kelompokku pun bergegas menuju hotel karena ada beberapa dekorasi yang belum siap.
“Udah kita sholat di sana aja ya, takutnya keburu” kataku
“Iya Ra”
Kebetulan hari ini Ivan juga sedang sibuk survey tempat untuk foto kelasnya, jadi dia tidak bisa menemani aku foto. Tapi sekalipun dia bisa menemani aku tidak akan memperbolehkan karena sesi foto untuk kelasku berakhir pukul 12 malam.
“Besok aku bolos aja deh” celetuk Sandra
“Aku juga lah pasti besok ngantuk banget” sahutku
“Hahahahahha lemah kalian” teriak Reza
“Bodo amat”
Ini bukanlah bualan semata, keesokan harinya aku benar-benar bolos dan yang paling parah adalah bukan hanya aku satu-satunya yang bolos. Ada sekitar separuh siswa dikelasku yang tidak masuk.
Ah biarlah satu hari saja tidak masalah
***
Sabtu pagi, Ivan sudah menelfonku berkali-kali aku yang masih mengantuk pun enggan mengangkatnya tapi Ivan tidak berhenti untuk menelfonku pasti ada sesuatu yang penting
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable 2 (END)
Teen Fiction*BASED ON TRUE STORY* "Aku tidak ingin kita menjadi pendosa atas nama cinta" Jeremy Ivan Janitra "Terkadang aku bingung, kita sedang mempertahankan sebuah hubungan atau menunda perpisahan" Zahra Gita Renjana (Disarankan membaca Irreplaceable yang p...