enam

35.3K 4.5K 301
                                    

Sore ini Anala berada di markas Abelard, bagaimana bisa? Ya karena bocah itu merengek meminta ikut hingga menangis meraung-raung. Kini bocah itu mengamati setiap inci ruangan yang dia tempati matanya menatap takjub pada poster berukuran besar yang tertempel di dinding dengan gambar burung dan tulisan 'ABELARD'.

Anala menatap ke arah sekelilingnya dimana para anggota ABELARD masih menatapnya dengan tatapan bingung.

"Ekhem, dia siapa?" tanya Yoga salah satu anggota ABELARD yang berkulit gelap.

"Adik gue," jawab Rayhan santai membuat mata anggota inti melebar.

"Adik Lo bang? Bukannya adik Lo cuma bang Rey? Gue baru tahu kalau Lo punya adek cewek," ujar Gavriel anggota kelas 9.

"Gavriel? Lo ngapain di sini? Bukannya anak Sancahala nggak boleh keluar jam segini?" tanya Rahsya menatap Gavriel heran.

"Nyogok bang."

"Sejak kapan Lo punya adik cewek Ray?" tanya Gean.

"Dia sebenarnya murid baru di kelas gue," ucap Habibi yang diangguki Haidar.

"Tapi dia kelihatan masih kecil."

"Dia loncat kelas."

Mereka mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kok bang Daffa ngizinin Lo bawa dia bang? Bukannya Bang Daffa anti banget sama bocah?" tanya Gavriel yang dijawab kedikkan bahu oleh Haidar.

"Nangis."

"Serius?! Cuma nangis doang?" tanya Gavriel tak percaya yang diangguki Daffa.

"Nggak beres nih." Gavriel menggelengkan kepalanya.

"Otak Lo yang nggak beres." Gean menoyor kepala Gavriel gemas.

"Tapi emang nggak beres sih, si Daffa kan nggak suka, mau ada bocah nangis sampe bunuh diri juga tuh orang nggak peduli," timpal Habibi santai yang langsung mendapat tatapan tajam dari Daffa.

"Ini rumah siapa?" tanya Anala polos membuat mereka menoleh.

"Ini bukan rumah cil, ini namanya markas atau basecamp," jawab Haidar.

"Oh."

"Di sini ada tahu kupat nggak?" tanya Anala lagi membuat mereka melongo.

"Lo pikir ini angkringan ada tahu kupat?" kesal Haidar, pasalnya tingkah Anala itu loh nggak nalar banget.

"Katanya markas ya pasti ada tahu kupat dong."

"Hubungannya apa anjir?" Gavriel menggaruk tengkuknya.

"Waktu itu Anala pernah lihat abang-abang, nah mereka lagi ngumpul-ngumpul kayak gini di markas, terus di situ pada makan tahu kupat," jawab Anala sambil memainkan kancing seragamnya.

"Hah?" Haidar menatap cengo Anala, otaknya seketika ngelag.

"Itu dia ngumpulnya di tukang tahu kupat nggak sih?" tanya Gean pelan.

"Kayaknya sih iya."

Rahsya tersenyum manis lalu berjalan ke arah Anala yang berada di pangkuan Rayhan. "Anala yang cantik secantik Popo bohay, itu mereka lagi makan di warung tahu kupat, dan orang yang lagi berkerumun di suatu tempat belum tentu tempat itu namanya markas," jelasnya.

"Oh, btw makasih loh Anala tahu kok kalau Anala cantik kayak Popo bohay," ucap Anala sambil tersenyum senang.

Sedangkan yang lainnya menahan tawa.

"Pftttttttt—"

"HAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHHA."

"HAHANJIRRRR NGGAK KUAT GUE NGGAK KUAT!" teriak Habibi sambil tertawa terbahak-bahak.

WELFORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang