hii
akhirnya kita berjumpa lagi, kangen kalian🥺🥺Anala terdiam dengan pikiran yang terus berkelana kesana-kemari, bocah itu bahkan tidak menyentuh makanannya sama sekali. Mimpi yang dia alami semalam terasa begitu nyata, hanya saja entah mengapa Anala tidak bisa mengingat dengan jelas semua mimpinya itu.
Kean dan Tasya menatap Anala dengan tatapan bingung, tidak biasanya Anala hanya diam jika mereka makan bersama seperti ini, bahkan sejak tadi Anala terus diam tanpa membuka bibirnya sedikitpun.
"Anala! Kamu kenapa sih? Makanannya kok nggak dimakan?" tanya Ancala keras sambil menatap Anala.
Anala hanya diam, bocah itu seolah tak terganggu dengan suara cempreng milik kembarannya itu. Angkasa yang melihat itu merasa bingung, dengan sengaja Angkasa menyenggol pelan lengan Anala yang memegang sendok hingga sendok itu terjatuh ke lantak dengan suara nyaring.
Anala tersentak, bocah itu menatap sendoknya yang sudah terjatuh, saat hendak mengambil suara Kean lebih dulu mengingtruksi.
"Nggak usah di ambil, pakai sendok baru aja sayang, itu udah kotor," ucap Kean membuat Anala mengurungkan niatnya.
Anala mengambil sendok baru lalu mulai menyendok nasi goreng ke mulutnya, dan memakannya.
"Anala makan yang kenyang ya, jarang-jarang kita makan di hotel," celoteh Ancala sambil menepuk pelan pipi Anala.
"Anala kenapa sayang? Kamu nggak suka sama makanannya?" tanya Tasya khawatir sambil menatap lekat Anala yang masih diam.
Anala menggelengkan kepalanya. "Anala nggak apa-apa kok Ma," jawab Anala lalu tersenyum.
Tasya tahu, senyum itu adalah senyum terpaksa, entahlah apa yang sedang disembunyikan oleh putrinya itu, Tasya pun tidak tahu.
"Anala hari ini sekolahnya pulang jam berapa? Mau dijemput nggak? Nanti sekalian kita mampir ke rumah Uti." Kean bertanya setelah meneguk habis air putih yang ada di depannya.
"Ke rumah Uti? Di Jogja Pa?" tanya Anala sambil memiringkan kepalanya.
"Iya kita ke Jogja, Mama katanya kangen sama Uti, Anala kangen Uti nggak?" Anala menganggukkan kepalanya.
"Anala mau ikut ke rumah Uti, nanti Anala pulang jam setengah dua kok Pa," ucap Anala antusias seolah lupa akan mimpi yang iya alami.
Kean dan Tasya yang melihat itu tersenyum.
"Nanti kita ke rumah Uti," ujar Tasya membuat sikembar terpekik girang.
"Berarti kita nginep ya Ma?" tanya Anala sambil menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.
"Iya sayang," balas Tasya sambil tersenyum.
"Mama nanti kalau ke rumah Uti, Cala mau bawa oleh-oleh buat Uti," ujar Ancala girang sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Ah Ancala menggemaskan sekali.
"Kasa mau minta jajan sama Akung," timpal Angkasa sambil menatap Kean dan Tasya girang.
"Anala?"
Anala mengetuk-ngetukkan jarinya di meja, seolah berfikir apa yang akan dia lakukan nanti di rumah Utinya.
"Anala mau ngajak Uti nonton Damkor!" pekik Anala girang saat ide itu terlintas di otaknya.
Kean dan Tasya dibuat melongo seketika, damkor? Apa itu?
"Damkor?" gumam Kean sambil mengeryitkan dahinya, seolah mencari-cari apa itu Damkor dalam otaknya.
"Drakor ya?" tanya Tasya pelan sambil menatap Anala.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELFORD
Teen Fiction[ DIHARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ] Anala Syeva Bamantara adalah bocah berusia 7 tahun yang baru memasuki salah satu sekolah dasar yang cukup terkenal di kalangan masyarakat. Cantik, lucu, tengil, dan ajaib itulah yang menggambarkan sosoknya. B...