Sebelum baca minta uang parkirnya dong, cukup vote dan komen aja kok. Follow juga kalau boleh, *skip ngelunjak.
Happy reading
"Kenapa emang? Nggak boleh? Kita senam biar sehat, nggak kayak Lo udah banyak tingkah lemah lagi," sewot Habibi membuat pemuda itu terkekeh sinis.
"Nggak malu apa? Senam di tempat umum?" Pemuda itu terkekeh sinis.
"Kenapa harus malu? Orang kita senam nggak nyopet," ucap Reyhan dengan dagu yang diangkat.
"Ohhhh atau kalian cuma mau tenar? Bikin sensasi gitu toh, dih jijik."
Rayhan menatap pemuda itu datar. "Nggak ngaca? Atau nggak punya kaca? Tuh spion motor Lo ada kaca, ngaca dulu gih biar nggak malu-maluin diri sendiri," ucap Rayhan membuat pemuda itu mengepalkan tangannya.
"Duda, duda, kenapa sih Lo suka banget cari masalah sama kita? Perasaan kita hidup adem ayem nggak ada nyenggol pantat Lo," timpal Haidar.
Devan menatap Haidar dengan tatapan mengejek. "Anak berandal kayak kalian emang pantes kan, dan ya gue nggak Sudi Lo nyentuh pantat gue barang seinci pun."
Habibi menatap Devan sebal. "Apaan sih anjir nggak nyambung goblok."
Mereka tergelak melihat muka Devan yang memerah menahan amarah.
"Lagian sih Lo Bi, ngobrol sama duda ya jelas nggak nyambung lah, orang beda server," timpal Reyhan lalu tertawa.
"Iya sih nggak heran, selera humor anak muda sama bapack-bapack itu beda jauh." Habibi mengangguk-anggukan kepalanya.
"Lo?! Dasar tukang onar." Setelah mengatakan itu Devan berlalu begitu saja membuat para anggota Abelard menunjukkan ekspresi cengo.
"Ini gue yang goblok karena nggak tahu maksud dia nyamperin kita atau emang dia yang nggak jelas sih?" tanya Habibi sambil menggaruk tengkuknya.
"Dia yang nggak jelas dongo, ya kali tiba-tiba Dateng merusak suasana terus langsung cabut gitu aja."
"Malu nggak sih?" Rayhan mengedikan bahunya lalu berjalan ke arah Anala yang ternyata masih asik senam, bahkan bocah itu tak tahu jika ada keributan pada barisan belakang.
"Ayo balik," ajak Rayhan membuat Anala mendongak.
"Sekarang banget ya Bang Ray? Padahal Anala mau senam bareng ibu-ibu." Anala menundukkan kepalanya.
Rayhan menghela nafas. "Besok bisa lagi, udah ayok." Anala akhirnya mengangguk lalu menggandeng lengan Rayhan.
"HAN WOY! MAU KEMANA?!" teriak Haidar keras.
"Cabut." Setelah mengatakan itu Daffa mulai menyusul Rayhan yang sudah menaiki motornya. Mereka mengikuti Daffa dan meninggalkan Stela dan Nadia yang tersenyum kecut.
"Ini kita ditinggal ya?"
-o0o-
Kini Rayhan dan Anala sudah berada di pekarangan sebuah rumah yang tampak besar, Anala menatap sekelilingnya dengan tatapan takjub.
"Woahhhh rumahnya gede banget kayak rumah gajah," decak Anala kagum membuat Rayhan mendengus.
"Ayo masuk." Rayhan menarik lengan Anala masuk.
"ASSALAMUALAIKUM HOLAAAA?!" teriak Anala keras, Rayhan menghela nafas.
"Nggak usah teriak-teriak Nal," tegur Rayhan membuat Anala menyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELFORD
Teen Fiction[ DIHARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ] Anala Syeva Bamantara adalah bocah berusia 7 tahun yang baru memasuki salah satu sekolah dasar yang cukup terkenal di kalangan masyarakat. Cantik, lucu, tengil, dan ajaib itulah yang menggambarkan sosoknya. B...